Chapter XXV

5.9K 297 28
                                    

Setelah mendapat kabar dari adik Rony, Salma langsung bergegas menuju rumah sakit dengan membawa motor scoopy kesayangannya. Angel nampak senang sekali duduk membonceng bersama gadis itu, beberapa kali ia memekik sambil menyapa para pengendara lainnya yang tentunya tidak bisa melihat wujudnya.

Salma membawa motornya tidak terlalu ngebut karena tidak terlalu panik juga karena keadaan Rony sudah jauh lebih baik, yang Salma herankan adalah mengapa Rony bisa senekat itu. Apa lelaki itu tidak berpikir tindakannya ini bisa saja mengancam nyawanya sendiri. Salma sampai tak habis pikir.

Perjalanan dari rumahnya menuju Rumah sakit cukup jauh apalagi Salma sempat berhenti untuk membeli makanan untuk Rony dan juga orang tua beserta adik dari lelaki itu. Tidak enak bukan jika menjenguk tidak membawa apapun.

Salma sudah sampai dirumah sakit, Angel setia mengikuti kemanapun Salma pergi dengan langkah riangnya. Entah kenapa perempuan itu bahagia sekali karena akan berjumpa dengan Rony. Tenang, Angel hanya mengagumi saja katanya.

Sesuai arahan dari Rere di pesan pribadinya Salma langsung mengarah kekamar dimana Rony sedang dirawat. Sebenarnya ia agak malu, tapi ya sudahlah sudah kepalang sampai ditempat tidak mungkin bukan jika Salma kembali lagi.

Salma mengetuk pintu pelan namun sedikit diberi tekanan agar penghuni diruangan itu mendengar kedatangannya.

"Sebentar." teriak suara perempuan yang Salma kenal suaranya.

Pintu terbuka ada gadis cantik berhijab cream memandang Salma dengan senyumnya, "Eh, Kak Salma beneran kesini? " ucapnya dengan raut senang.

Salma tersenyum lalu mengajak Rere tos kepalan tangan seperti biasanya, "Assalamu alaikum, apa kabar, Re? " ucapnya ramah.

"Waalaikumussalam, baik Kak Sal. Masuk yuk." sahutnya lalu mengajak Salma untuk masuk keruangan tempat Kakaknya dirawat.

Salma masuk begitupun dengan Angel, sedangkan Rony nampak tengah tertidur.

"Om sama Tante kemana, Re? " tanya Salma heran karena tidak ada orang lain didalam sini selain Rere dan juga Rony yang tengah terlelap.

"Ayah sama Bunda pulang dulu beresin rumah, ya lebih tepatnya sih beresin kamar Abang yang amburadul sama pecahan kaca." tuturnya.

"Astaghfirullahaladzim, seberantakan itu, Re? "

Rere mengangguk, "Iya, pecahan kaca dimana-mana sama darah Abang yang bercecer dimana-mana juga." jelas Rere.

Salma berdecak menatap sebal lelaki yang tengah terlelap karena reaksi obat biusnya sudah habis sehingga lukanya baru terasa perih dan nyut-nyutan tentunya ia memilih untuk tidur agar rasa sakit itu tidak terlalu terasa.

"Lagian tu bocah ada-ada aja kelakuannya." gerutu Salma.

"Eh, Kak Sal bawa apa itu? " tanyanya, melihat tangan Salma penuh tentengan.

"Oh, ini gue beli makanan, Re. Buat lo sama buat nyokap bokap lo juga. Eh, tapi mereka pada pulang ya? "

Rere tersenyum tak enak, "Yah, maaf ya, Kak. Tapi gakpapa nanti pasti dimakan kok. Nanti Rere suruh Ayah sama Bunda jangan makan dulu biar makan disini aja."

Salma yang jadi tak enak hati, "Eh, gakpapa, Re. Gak enak gue jadinya."

Rere terkekeh, "Kak Sal udah repot-repot bawain ini. Sayangkan kalau gak dimakan? Mubadzir tau, Kak. Gakpapa Ayah sama Bunda pasti mau kok. "

Salma meringis tersenyum, "Yaudah, makanannya gue taro sini, ya? " ucap Salma lalu menaruh makanan itu dimeja yang tak jauh dari sofa diruangan rawat inap yang lumayan luas ini.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang