Chapter XXXIV

7.3K 338 23
                                    

Rony berhambur kepelukan Salma lagi, "Makasih, Ca. Udah nerima aku yang udah nyakitin kamu. Kalau aku salah kamu boleh marah-marah, caci maki aku, atau pukul aku sekalian tapi aku mohon jangan tinggalin aku ya, Ca."

Salma tak menjawab, ia hanya mengelus punggung Rony sampai kesedihan lelaki itu mereda.

Salma tau apa yang Rony takutkan, takut ia meninggalkannya karena dulu Rony pernah menyakitinya. Tapi itu semua tanpa sepengetahuan Rony bukan? Tidak ada unsur kesengajaan semuanya terjadi atas kehendak Tuhan.

Lelaki itu benar-benar mencintainya, Tuhan benar-benar mengganti rasa sakitnya dengan kebahagiaan yang tiada tara.

Apa ini saatnya Salma merasakan dicintai secara ugal-ugalan?

"Salma, Salma. " Salma mendengar suara bisikan, tangannya masih mengelus punggung Rony. Lelaki itu masih menyembunyikan wajahnya dibahu Salma. Salma berpindah mengelus rambut Rony hingga ketengkuknya sambil celingukan kekanan dan kekiri mencari suara yang memanggilnya.

"Salma aku diatas kamu." bisikan lagi, suaranya semakin jelas Salma tahu siapa yang berbisik itu.

Salma mendongak, memang keduanya sedang duduk dibawah pohon mangga yang lumayan besar.

"Angel? " beo Salma dalam hati.

Angel sedang nangkring dipohon mangga dengan cengirannya. Ia melayang lalu turun duduk disamping Salma.

"Rony kenapa? " tanyanya, kepo.

"Lagi nangis." jawab Salma dalam hati.

"Lelaki menangis? " tanyanya dengan raut heran.

"Kenapa? Mau ngatain pacar gue cengeng? " ujar Salma dalam hati sedikit ngegas.

Angel menggeleng, "Kata Ibuku lelaki jarang sekali menangis kalaupun jika dia menangis tandanya dia benar-benar sedang tidak baik-baik saja." balas Angel.

Salma hanya menatap Angel, tersenyum lalu mengangguk. Ia beralih menatap Rony kembali.

"Aku gak janji buat gak ninggalin kamu, Ron." bisiknya pada Rony.

Mendengar jawaban Salma membuat Rony melepaskan pelukannya, Rony menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Angel hanya memperhatikan keduanya, bengong seperti orang bodoh. Ah, tidak. Seperti demit bodoh karena Angel bukan orang.

"Ca? " lirih Rony seakan bertanya, Salma paham.

"Tapi aku akan selalu berusaha untuk terus sama kamu." sambungnya.

Mendengar itu membuat senyum Rony mengembang.

"Salma, Rony terlihat gemas ya jika sehabis menangis seperti ini. Mata dan hidungnya memerah seperti anak kecil. Lucu sekali." ucap Angel gemas sambil memandangi wajah Rony lekat-lekat.

"Ngeliatinnya gak usah kaya gitu bisa gak? " ketus Salma. Karena terlanjur sebal Salma tak sadar berucap secara langsung. Membuat senyum Rony luntur seketika.

Angel mengulum senyum gemas, ia tahu bahwa Salma pasti cemburu padanya. "Kabur.... Salma mengamuk. " pekik Angel selanjutnya lalu ngibrit secepat kilat dengan tawa menggelegar yang makin lama mirip Mbak Kun, temannya.

Rony menggeser duduknya yang membuat Salma seketika sadar, Rony pasti mengira ia membentak atau berkata ketus padanya.

"Maaf, Ca." ucap Rony pelan.

"Eh? "

Salma jadi tak enak hati, apalagi ia melihat wajah lelaki itu berubah datar. "Aku tadi bukan ngomong ke kamu, Ron. Tadi ada Angel nyebelin banget." terang Salma.

You're SPECIAL (END) RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang