2❤️‍🩹

1.2K 98 3
                                    

Seseorang penjaga yang sedang mengecek barang-barang yang baru datang, menyeritkan dahi saat melihat teman sekaligus pemasok buah dan sayuran untuk toko tempatnya bekerja, belum juga pulang padahal tadi dia bilang mau pulang cepat.

Ia lantas menghampiri temannya itu, untuk menanyakan apa yang menahannya di sana.

Puk..

"Kau sedang apa di sini zhan?" Tanya orang itu dari belakang, menepuk pelan pundak lebar itu yang sedang jadi patung di depan tokonya.

"Ehh Jingyi, kau mengejutkan ku" jawabnya sembari mengatur nafasnya.

"Kenapa kau masih disini zhan bukannya kau bilang mau cepat-cepat pulang?"

"Memang, tapi saat aku keluar, aku melihat bocah ini sepertinya terlibat sedikit masalah dengan bos kita, aku tidak tau bagaimana jelasnya tapi aku melihat bos sangat kesal maka dari itu aku mencoba meminta maaf dan mengakui jika bocah ini adikku" jelasnya singkat.

"Lalu? Kenapa kau memeluknya?" Tanyanya.

"Karna tadi dia menangis,,, bocah ini sepertinya tersesat"

"Menangis? Tapi kelihatannya dia tidur dan bukannya menangis" jawab Jingyi saat mengecek bocah dalam pelukan xiaozhan.

"Tidur? Yang benar saja! Masa dia tidur berdiri?"

"Serius zhan dia tidur.. lihat aja sendiri" ujar jingyi merenggut.

"Kau serius!" Ucap xiaozhan terkejut, lalu mengecek pemuda yang masih menempel di dadanya.

Dan benar saja bocah itu memang tengah tertidur pulas, bahkan terdengar dengkuran halus juga mulutnya yang sedikit terbuka. Bocah itu benar-benar pulas.

"Huhhfffttt"Xiaozhan menghela nafas lelah.

"Baiklah jingyi kalau begitu aku akan pulang, sekali lagi terimakasih karna sudah mau menerima hasil panen ku" pamitnya dan membawa bocah dalam pelukannya dalam gendongan ala bridal. Tapi bocah itu sama sekali tidak terganggu, dia malah menyusupkan kepalanya ke ceruk leher xiaozhan dan menyamankan diri disana.

"Astaga lihat zhan sepertinya dia memang adikmu, bukannya bangun bocah itu malah semakin pulas" Jingyi berbicara dengan nada mengejek.

Sementara xiaozhan hanya merotasikan matanya malas. Dan jingyi terkekeh puas setelah menggoda temannya itu.

"Tapi akan kau kemanakan bocah itu zhan?" Tanyanya lagi.

"Aku aku akan membawanya pulang"

"Lah trus kalo orang tuanya nyari gimana?"

Xiaozhan tertegun mendengar itu, tapi ia juga bingung mau bawa bocah ini kemana, karna kalau diantarkan ke kantor polisi takutnya bocah ini malah membuat keributan disana dengan tak bisa berhenti menangis.

"Aku akan pikirkan nanti, tapi untuk sementara aku akan membawanya ke rumah ku" final nya dan xiaozhan berlalu meninggalkan jingyi yang masih menatap kepergiannya dalam diam.

"Hahhh! Xiaozhan kau memang orang yang sangat baik"

Jingyi pun masuk kembali ke tokonya melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Xiaozhan mendudukkan yibo di kursi penumpang dalam mobil pick up nya, memasangkan sit bel padanya tapi pemuda itu sedikit terusik dan xiaozhan yang berada tepat di depannya menoleh dan.

Cup

Xiaozhan membeku, sesuatu yang hangat dan lembut menempel pada bibir tipisnya, ia bahkan bisa menghitung berapa helai bulu mata pemuda yang kembali terlelap itu. Merasakan hembusan nafasnya yang teratur membuat xiaozhan blank seketika.

Tersadar dari keterpakuannya xiaozhan pun segera membenahi tidur bocah itu agar lebih nyaman, setelahnya ia pun pergi ke kursi kemudinya dan menjalankan besi roda 4 itu dan pergi.

Perjalanan dilalui dengan tenang karna bocah yang di bawanya masih tertidur pulas, saat mencapai daerah pedesaan xiaozhan membuka sedikit jendela mobil nya untuk menghirup udara segar.

Hamparan ladang padi yang hijau tersaji di sepanjang perjalanan, cuacanya sangat cerah, dengan semilir angin segar yang menerpanya terasa sangat nyaman.

"Eunghhh..." Yibo melenguh dalam tidurnya.

"Kau sudah bangun?" Tanya xiaozhan di balik kemudinya.

"Hiks papa..." Tiba-tiba yibo menangis walau matanya masih terpejam.

Xiaozhan menghentikan laju kendaraannya dan menatap khawatir pada yibo.

"Hei kau pasti merindukan orang tua mu" ucap xiaozhan sendu.

Ia jadi bingung harus bagaimana karna jika sekarang ia putar balik ke kota itu sudah terlalu jauh dan akan memakan waktu setidaknya 5 jam lamanya, biasanya jika sudah siang seperti ini arus lalulintas pasti akan sangat padat.

"Hiks papa... huwaaaa" bocah itu semakin menangis.

"Hei..hei jangan menangis, oke...oke aku akan mengantarmu kembali ke orang tuamu jangan menangis" xiaozhan akhirnya memutuskan untuk memutar kembali kendaraannya untuk kembali ke kota.

Walau nanti ia akan pulang larut tapi lebih baik begitu daripada membiarkan bocah itu terus menangis seperti itu.

"Huhhfffttt aku seperti penculik saja" gumamnya lelah tapi saat akan putar balik, xiaozhan kembali mendengar bocah itu mengigau.

"Huwaaa papa ampun... Jangan kurung yibo disini... Takut.... Yibo takut gelap... Ini sempit papa ini tempat choco papa.... huwaaa papa... Mama... Yibo takut.... Mama! Tolong... Yibo takut gelap hiks... Yibo bukan choco hiks hiks" Wang yibo histeris dalam tidurnya.

Airmata telah sepenuhnya membasahi pipi tembamnya, tubuhnya gemetaran, buliran keringat memenuhi pelipisnya, wajahnya memucat dengan bibir gemetar.

Xiaozhan terkejut, sepertinya bocah itu mengalami mimpi buruk, jadi iapun segera keluar dan datang menghampiri bocah itu untuk membangunkannya.

Ceklek

Xiaozhan membuka pintu mobil tempat yibo yang masih histeris dengan mata terpejam rapat.

Xiaozhan lalu memegang kedua pundaknya dan mengguncang tubuh kecil itu pelan untuk membangunkannya.

Tapi bukannya bangun yibo malah semakin berontak ketakutan.

"Tidak papa... Yibo tidak nakal jangan bawa yibo kantor polisi....."

"Hei bangun"

" Tidak papa yibo janji gak akan nakal lagi...."

"Bangun!"

"Papa.. jangan..."

Xiaozhan semakin kuat mengguncang tubuh yibo karena ia tak kunjung bangun tapi untungnya kali ini ia berhasil membangunkannya.

Manik coklat kepedaran itu akhirnya terbuka dengan air yanh menggenang di upuk matanya.

"Gege... Hiks" isaknya.

Bocah itu pun langsung memeluk pria dewasa di depannya dengan erat. Dan xiaozhan pun membalasnya tak kalah erat.

"Mimpi buruk heum?" Tanya lembut.
Dan yibo hanya mengangguk kecil.

"Tenang... ada gege di sini" ucapnya sembari membelai lembut punggung sempitnya.

Setelah yibo tenang mereka pun melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah xiaozhan, karna bocah itu menolak untuk kembali ke tempat asalnya, apalagi ke kantor polisi, jadi xiaozhan hanya bisa membawanya pulang ke rumah kecilnya.

Sesampainya di sana yibo tak henti-hentinya mengekor pada pria yang membawanya, dan xiaozhan pun hanya bisa berpasrah saja.

"Ini rumah gege?"

"Iya ini rumah gege"

Yibo mulai memperhatikan sekitarnya rumah ini memang tak sebesar juga seluas rumah mama papanya tapi di sini cukup nyaman dan hangat.

Tanpa sadar yibo pun tersenyum tipis





























Next?


My Little Bobo (Zhanyi)Where stories live. Discover now