BAB 1

0 1 0
                                    

Hari pertama mereka pindah sekolah ke Jewel School, sekolah elit yang cukup terkenal.

Langkah kaki mereka memasuki gerbang sekolah itu. Mereka sempat berhenti sejenak. Memandangi megahnya sekolah yang akan mereka tempati.

" Wahh....ini hebat!!" Ucap Sasa kagum.

" Sekolah ini benar-benar terlihat sangat mewah." Kata Panji.

" Ayo masuk!" Ajak Arjun.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lonceng sudah berbunyi, jam pelajaran segera dimulai.
Mereka segera masuk kelas masing-masing.

Johan, Sasa,dan Hendri berada satu kelas di kelas XII-A.

Gamin dan Mina di kelas XII-C.

Leo dan Via di kelas XII-E.

Panji, Arjun, dan Justin di kelas XII-G.

Jika biasanya di sekolah-sekolah pada umumnya, ketika ada murid baru akan dipersilakan untuk berkenalan di depan kelas. Di Jewel School terdapat layar besar yang terpampang di halaman sekolah. Disanalah akan ditampilkan profil dari para murid baru. Dari mulai foto, biodata lengkap, asal sekolah sebelumnya, alasan dipindahkan, dan beberapa keunggulan masing-masing.

Jam istirahat kala itu para murid di sekolah digemparkan dengan munculnya sepuluh profil murid baru sekaligus. Ini adalah yang paling bersejarah. Pasalnya mereka pindah saat kelas XII.

Di kantin,
Mereka bersembilan sedang duduk bersama. Tak sedikit murid-murid yang memerhatikan mereka.

" Kenapa mereka memerhatikan kita seperti itu?" Tanya Sasa heran.

" Karena kita keren!" Ketus Gamin datar.

Seketika mereka menahan tawa, kecuali Panji. Dia satu-satunya yang paling tak bisa menahan tawa.

" Iiiisssttt..... benar, benar!" Ucap Arjun sembari memberi jempol.

" Ngomong-ngomong, kemana Justin? Kenapa cuma dia yang tidak ada?" Tanya Mina.

" Paling lagi nyari gebetan. Gue ganteng gini aja jomblo!" Sahut Panji.

" Tadi dia bilang bakal nyusul soalnya mau ke kamar mandi sebentar. Tapi kok belum balik juga ya!" Kata Arjun.

" Jangan sampai kebiasaan bolosnya di sekolah lama dia bawa ke sini. Bisa gawat nanti." Ucap Via.

" Gaklah!!! Gue juga tau diri kok!" Sahut Justin yang tiba-tiba muncul menghampiri mereka. " Sorry membuat kalian khawatir!"

" Jadi gimana kelas kalian?" Tanya Johan.

" Lumayanlah! Tapi ada beberapa anak yang kurang aku suka. Bukan karena apa, hanya saja menurutku mereka terlalu berlebihan." Jawab Via kesal.

" Benar sekali! Aku juga risih. Apalagi tadi guru di kelas kami lambat masuk. Beberapa murid perempuan langsung mengerumuniku." Jelas Leo.

" Syukurlah di kelas kami tidak ada yang seperti itu. Soalnya aku harus jaga duo rusuh, yang satu tukang tebar pesona, satunya lagi playboy kelas kakap." Ucap Arjun dengan wajah iseng.

" Alahhhh....apa bedanya dengan kak Arjun, toh kalian bertiga sama aja kan!" Ketus Sasa.

Mereka langsung tertawa.

" Bener banget tuh!" Sahut Hendri setengah terbahak,mode julidnya keluar.

" Heh! Benar-benar lu ye!" Ucap Arjun.

" Kalo kelas XII-C gimana?" Tanya Johan lagi.

" Menyenangkan!!" Sahut Gamin cepat.

" Menyenangkan apanya, di kelas itu sangat-sangat membosankan! Hanya ada anak-anak kutu buku. Mereka sangat pendiam." Ucap Mina.

" Menurutku itu tidak buruk! Di kelasku ada gadis songong. Namanya Lia, aku rasa dia punya geng. Mungkin kita harus berhati-hati. Ku dengar dia suka cari masalah dengan orang baru." Kata Johan.

" Lia? Sepertinya tadi aku sedikit mendengar ada yang menyebut namanya di kelas. Dia anak orang terpandang. Orang tuanya cukup berpengaruh terhadap sekolah ini." Jelas Via.

'' Orang terpandang lagi dan lagi. Selalu saja seperti itu." Gerutu Hendri.

" Pasti anak papih nih!" Julid Panji.

Hari pertama sekolah tidak terlalu buruk bagi mereka. Tidak terjadi masalah sama sekali.


******

Secret Graduation Where stories live. Discover now