Malam ini di dorm,
terlihat Arjun, Via, dan Gamin sedang memasak makanan di dapur untuk makan malam.Sedang yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing.
" Sebenarnya aku heran. Bukankah orang tua kak Arjun termasuk orang yang sangat kaya raya! Tapi kenapa...." Tanya Via.
" Bukan hanya aku, orang tua Hendri bahkan punya saham lho! Tapi dia juga termasuk kan!"
" Benar juga ya!"
" Kau sendiri gimana? Orang tuamu CEO kan!" Ucap Gamin.
" Ah benar juga! Ini sebab kelicikan Tuan Bram. Aku rasa ini semua bukan soal hutang!"
" Hem...ini pasti soal kekuasaan!!" Ucap Arjun.
" Kekuasaan ya...."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Makanan sudah siap!!!" Seru Arjun.
" Horeyyyyy...."
Mereka pun langsung menuju ruang makan.
" Mmm.....aromanya sangat enak!" Ucap Sasa girang.
" Masakan kalian emang gak diragukan sih!" Puji Hendri.
" Mana Leo?" Tanya Justin.
" Biasalah, kumat tuh penyakitnya. Masa lampu tumbler di kamar dihitung." Jelas Panji.
" Agak laen emang bocah satu itu ya!" Ucap Johan heran.
Via dan Mina ternganga mendengarnya.
" Apa!" Ucap Mina kaget.
" Mending kek gitu aja sih! Daripada tengilnya!" Sahut Gamin.
" Gak ada mending-mendingnyalah. Itu anak dari planet mana sih!" Kata Via.
" Hayoloh.....aku denger ya!!" Sahut Leo menuju meja makan.
" Terus??" Tanya Via ngledek.
" Gak apa-apa sih! Dah biasa juga digibahin sama emak-emak komplek." Jawab Leo.
" Sudah-sudah, ayo makan anak-anak!" Ucap Johan.
" Baik Daddy!!!" Jawab mereka kompak, lanjut tertawa puas.
" What the hell??" Ketus Johan tak menyangka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pukul 21.00
Di study hall..." Gurunya lumayan juga!" Bisik Mina.
" Husss....kau ini! Biar om-om juga!" Sahut Sasa.
" Ekhm!! Apa yang kalian bicarakan?" Tegur Pak William.
Mina dan Sasa langsung terdiam. Wajahnya langsung memelas. Berharap Pak William mengasihani mereka. Tapi sepertinya itu tidak ada gunanya.
" Mina, apa yang kamu bicarakan?"
" Aa...nu...pak! Itu..."
" Kata Mina Pak William lumayan juga!" Sahut Sasa tanpa beban sedikit pun.
" Aduh anak ini!!!" Batin Mina.
Sontak yang lain langsung bengong melihat keluguan Sasa yang tidak tahu tempat.
" Sssshhhh.... bisa-bisanya." Ucap Panji lirih sembari tersenyum.
Leo menahan tawa dengan cool. Hendri dengan muka julidnya. Gamin yang tidak peduli. Johan langsung pura-pura garuk hidung. Justin dengan wajah tengilnya. Arjun sok baca buku dan Via yang pura-pura gak dengar apa-apa.
Ekspresi wajah mereka tak tertahankan. Syukurlah waktu belajar sudah selesai. Pak William pun langsung menutup bimbel.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Usai belajar,
Mereka berjalan keluar dari study hall." Cie...yang langsung dinotice Pak William!" Ledek Leo.
" Apaan sih!! Gak usah cari gara-gara ya!"
" Sudah-sudah!! Kenapa malah ribut!" Tegur Johan.
" Tau nih, ganggu aja! Masih mending aku masih normal. Daripada ngitung lampu tumbler."
" Normal apanya, orang om-om gitu seleranya!" Ucap Via.
" Jadi kau pikir oppa-oppamu itu masih mas-mas!" Sahut Gamin.
" Kalo itu bisalah dibicarakan!"
" Gantengan juga gue!!" Ketus Arjun.
" Dihh!!"
Johan menahan tawa. " Dahlah mengcapek gue. Selamat istirahat semua!!"
Johan masuk kamarnya, disusul Arjun dan Justin. Via, Mina, dan Sasa juga masuk kamar mereka masing-masing. Lalu Hendri, Gamin, Panji, dan Leo.
Mereka memang tinggal satu dorm, tapi lorong kamar perempuan dan laki-laki berada terpisah cukup jauh.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tengah malam,
Mereka semua sudah tidur. Gamin pergi ke dapur untuk mengambil minum. Setelah itu kembali. Tapi ia merasa ada orang di ruang tamu, jadi ia memutuskan untuk memeriksanya." Mina!!"
Gamin menghampiri Mina yang sedang belajar dan memberinya sebotol minuman.
" Masih belum tidur rupanya!"
" Ah kak Gamin! Bikin kaget aja!"
" Kenapa kau masih belajar selarut ini? Mau jadi kalong?"
" Aku kan paling tertinggal di antara kalian semua. Jadi aku harus lebih giat lagi bukan!"
" Benar sih! Tapi ini sudah sangat larut. Tidur sana!"
" Dih! Kak Gamin sendiri ngapain tengah malam belum tidur?"
" Aku haus. Jadi aku ke dapur untuk mengambil minum."
" Hem!"
" Sudah, tidur sana!"
" Tumben peduli banget!"
" Aku gak mau besok pagi harus menunggumu bersiap ke sekolah hanya karena kau lambat bangun."
" Oke-oke! Paman Gamin!"
" Enak aja! Aku hanya satu tahun lebih tua darimu tau!!"
" Biarin!!" Ucap Mina sembari berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan Gamin.
" Dasar bocah!"
******
YOU ARE READING
Secret Graduation
Teen FictionBanyak orang ingin bersekolah di sekolah elit unggulan, terlebih lagi menjadi lulusan terbaik. Tapi bagaimana jika menjadi lulusan terbaik di sekolah ternama hanya demi melunasi hutang orang tua? Mereka bukan saudara tapi sudah seperti keluarga. Mim...