BAB 2

0 0 0
                                    

Malam ini di dorm,
terlihat Arjun, Via, dan Gamin sedang memasak makanan di dapur untuk makan malam.

Sedang yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing.

" Sebenarnya aku heran. Bukankah orang tua kak Arjun termasuk orang yang sangat kaya raya! Tapi kenapa...." Tanya Via.

" Bukan hanya aku, orang tua Hendri bahkan punya saham lho! Tapi dia juga termasuk kan!"

" Benar juga ya!"

" Kau sendiri gimana? Orang tuamu CEO kan!" Ucap Gamin.

" Ah benar juga! Ini sebab kelicikan Tuan Bram. Aku rasa ini semua bukan soal hutang!"

" Hem...ini pasti soal kekuasaan!!" Ucap Arjun.

" Kekuasaan ya...."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

" Makanan sudah siap!!!" Seru Arjun.

" Horeyyyyy...."

Mereka pun langsung menuju ruang makan.

" Mmm.....aromanya sangat enak!" Ucap Sasa girang.

" Masakan kalian emang gak diragukan sih!" Puji Hendri.

" Mana Leo?" Tanya Justin.

" Biasalah, kumat tuh penyakitnya. Masa lampu tumbler di kamar dihitung." Jelas Panji.

" Agak laen emang bocah satu itu ya!" Ucap Johan heran.

Via dan Mina ternganga mendengarnya.

" Apa!" Ucap Mina kaget.

" Mending kek gitu aja sih! Daripada tengilnya!" Sahut Gamin.

" Gak ada mending-mendingnyalah. Itu anak dari planet mana sih!" Kata Via.

" Hayoloh.....aku denger ya!!" Sahut Leo menuju meja makan.

" Terus??" Tanya Via ngledek.

" Gak apa-apa sih! Dah biasa juga digibahin sama emak-emak komplek." Jawab Leo.

" Sudah-sudah, ayo makan anak-anak!" Ucap Johan.

" Baik Daddy!!!" Jawab mereka kompak, lanjut tertawa puas.

" What the hell??" Ketus Johan tak menyangka.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pukul 21.00
Di study hall...

" Gurunya lumayan juga!" Bisik Mina.

" Husss....kau ini! Biar om-om juga!" Sahut Sasa.

" Ekhm!! Apa yang kalian bicarakan?" Tegur Pak William.

Mina dan Sasa langsung terdiam. Wajahnya langsung memelas. Berharap Pak William mengasihani mereka. Tapi sepertinya itu tidak ada gunanya.

" Mina, apa yang kamu bicarakan?"

" Aa...nu...pak! Itu..."

" Kata Mina Pak William lumayan juga!" Sahut Sasa tanpa beban sedikit pun.

" Aduh anak ini!!!" Batin Mina.

Sontak yang lain langsung bengong melihat keluguan Sasa yang tidak tahu tempat.

" Sssshhhh.... bisa-bisanya." Ucap Panji lirih sembari tersenyum.

Leo menahan tawa dengan cool. Hendri dengan muka julidnya. Gamin yang tidak peduli. Johan langsung pura-pura garuk hidung. Justin dengan wajah tengilnya. Arjun sok baca buku dan Via yang pura-pura gak dengar apa-apa.

Ekspresi wajah mereka tak tertahankan. Syukurlah waktu belajar sudah selesai. Pak William pun langsung menutup bimbel.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Usai belajar,
Mereka berjalan keluar dari study hall.

" Cie...yang langsung dinotice Pak William!" Ledek Leo.

" Apaan sih!! Gak usah cari gara-gara ya!"

" Sudah-sudah!! Kenapa malah ribut!" Tegur Johan.

" Tau nih, ganggu aja! Masih mending aku masih normal. Daripada ngitung lampu tumbler."

" Normal apanya, orang om-om gitu seleranya!" Ucap Via.

" Jadi kau pikir oppa-oppamu itu masih mas-mas!" Sahut Gamin.

" Kalo itu bisalah dibicarakan!"

" Gantengan juga gue!!" Ketus Arjun.

" Dihh!!"

Johan menahan tawa. " Dahlah mengcapek gue. Selamat istirahat semua!!"

Johan masuk kamarnya, disusul Arjun dan Justin. Via, Mina, dan Sasa juga masuk kamar mereka masing-masing. Lalu Hendri, Gamin, Panji, dan Leo.

Mereka memang tinggal satu dorm, tapi lorong kamar perempuan dan laki-laki berada terpisah cukup jauh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tengah malam,
Mereka semua sudah tidur. Gamin pergi ke dapur untuk mengambil minum. Setelah itu kembali. Tapi ia merasa ada orang di ruang tamu, jadi ia memutuskan untuk memeriksanya.

" Mina!!"

Gamin menghampiri Mina yang sedang belajar dan memberinya sebotol minuman.

" Masih belum tidur rupanya!"

" Ah kak Gamin! Bikin kaget aja!"

" Kenapa kau masih belajar selarut ini? Mau jadi kalong?"

" Aku kan paling tertinggal di antara kalian semua. Jadi aku harus lebih giat lagi bukan!"

" Benar sih! Tapi ini sudah sangat larut. Tidur sana!"

" Dih! Kak Gamin sendiri ngapain tengah malam belum tidur?"

" Aku haus. Jadi aku ke dapur untuk mengambil minum."

" Hem!"

" Sudah, tidur sana!"

" Tumben peduli banget!"

" Aku gak mau besok pagi harus menunggumu bersiap ke sekolah hanya karena kau lambat bangun."

" Oke-oke! Paman Gamin!"

" Enak aja! Aku hanya satu tahun lebih tua darimu tau!!"

" Biarin!!" Ucap Mina sembari berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan Gamin.

" Dasar bocah!"

******



Secret Graduation Where stories live. Discover now