32

14.9K 2.1K 947
                                    










32.








Ela mengulum bibirnya cukup lama. Dia masih berdiri di samping mobil di saat seseorang berdiri di kejauhan dengan tatapan penuh tanya. Leo pun tidak mengatakan apapun, dan tidak berniat membuat alasan, dia serahkan kepada Ela yang lebih paham harus melakukan apa.

"Mau cek ada orang apa enggak di rumah," ucap Ikara menatap mereka berdua bergantian. Ia kemudian menatap Lucas sepenuhnya, dari atas sampai bawah. Ingat anak ini siapa.

Ikara kembali menatap Ela, meminta adik iparnya itu segera mengatakan sesuatu sebelum dia berasumsi lain. Tapi melihat Ela diam membuat Ikara makin yakin memang ada sesuatu.



Sejak awal.



"Lucas pulang dulu sana," suruh Ela. Ia memgeluarkan dompet karena tau anak itu tidak membawa. "Bawa dulu."

Ikara masih menatap mereka berdua. Melihat tatapan tidak biasa dari pemuda tinggi itu kepada Ela, seakan bertanya apakah Ela bisa mengatasi situasi sekarang sendirian.

Lucas memasukkan dompet Ela ke dalam saku trainung, ia kemudian melangkah keluar. Menatap Ela yang masuk ke dalam bersama wanita yang pernah ia temui juga di apartement, kakaknya mungkin, Lucas lupa.

Lucas yang sedang melangkah tiba-tiba terhenti saat melihat seseorang keluar dari mobil. Dia sempat membuat kontak mata terhadap pria yang ia lewati.

Leo menoleh, memandang punggung orang itu. Ia kemudian menunduk sambil mengeluarkan bungkus rokok, lalu menatap rumah di depannya. Dia akan menghabiskan satu puntung dulu sebelum masuk, karena akan ada dua wanita yang mengomel nanti.

Leo merogoh kantung satunya, mencari letak korek api karena seingatnya Leo taruh di celana. Ia kemudian merogoh saku kemeja, masih dengan rokok yang menempel di bibir.

Sampai tiba-tiba ada sebuah tangan yang terjulur di depan wajahnya, lalu ada api yang menyala dari korek api sehingga ujung rokoknya terbakar.

Leo melirik, menatap pemuda yang melewatinya tadi. "Thanks," katanya sambil menyentuh puntung rokoknya.

"Bagi rokok," pinta Lucas.

Leo menunduk mengeluarkan bungkusnya lagi, ia berikan kepada anak itu. Leo memandang objek lain sambil mengeluarkan asap, melirik pergerakan pemuda itu saat sedang menghisap rokok. "Bawa, korek lo buat gue."

Lucas menaikan alis. "Nggak bisa,"

"Rokok gue mahal,"

"Koreknya lebih mahal."

"Dua box?"

Lucas menggelengkan kepalanya lagi.

"Zippo yang apa?" tanya Leo.

Lucas memandang korek itu untuk mengingat mana yang dia beli. "Benedict,"

Leo menarik sudut bibirnya. Pantas tidak mau ditukar. "Umur berapa lo?"

"21,"

"Kerja?"

"Beli pake uang jajan," jawab Lucas karena tau apa yang hendak ditanyakan setelah pertanyaan pekerjaan. Karena jarang ada pemuda seumurannya yang mau menghabiskan uang hanya untuk sebatang korek.

Meet Me At Night ( AS 12 )Where stories live. Discover now