Tujuh belas

2.7K 430 241
                                    

Happy Reading

¥¥¥

"Nazia Wafa Violetta."

Atas panggilan tersebut, perhatian beberapa murid mengarah padanya membuat Nazia mendengus, menoleh ke arah Kevin yang sedang menatapnya datar.

"Gue gak ada urusan sama lo." Jawab Nazia, Kevin yang awalnya berdiri di depan kelas cewek itu kini memilih untuk mendekati meja Nazia; berdiri menjulang seraya memasukan tangannya ke saku celana.

"Sok keren sialan!" Gumam Nazia sedikit keras, tak ayal membuat Kevin menarik sudut bibirnya saat mendengar gumaman cewek itu yang sengaja di keraskan.

"Berdiri." Titah Kevin, Nazia memutar bola matanya malas; kenapa si anak murid baru ini sok-sokan memerintahnya? Hey apa dia harus membelah kepala cowok itu agar sadar dengan perilakunya saat ini, benar-benar membuat Nazia emosi.

"Lo pikir gue bakal nurut? Gak akan! Siapa lo yang berani nyuruh gue?"

Sudah diduga -batin Kevin.

Kevin semakin menarik sudut bibirnya, seringai tercetak jelas di wajah cowok blasteran Amerika-indonesia yang baru masuk ke sekolah SMA Bayangkara tiga hari yang lalu.

"Ikut gue."

Kevin langsung menarik pergelangan Nazia, sebelum cewek itu kembali mengeluarkan kata-kata pedas penuh hinaan. Membawa Nazia pergi, membuat Nazia yang sedang di seret memberontak tetapi hasilnya sia-sia.

"Bajingan, lepasin gak?!" Bentak Nazia marah.

Ruangan OSIS menjadi tujuan Kevin, dia melepaskan pergelangan Nazia; membuat Nazia spontan melotot penuh permusuhan sembari mengelus bekas merah hasil perbuatan murid baru yang bajingan. Sialnya lagi, murid baru itu adalah ketua OSIS yang baru, padahal baru tiga hari dia masuk ke sekolahnya.

"Sakit?" Tanya Kevin sembari menyenderkan punggungnya pada tepi meja, matanya menatap datar ke arah Nazia.

"Pake nanya lagi, buta lo gak bisa liat gue kesakitan?"

Kevin terkekeh pelan, sangat pelan; bahkan Nazia tidak menyadari kekehan Kevin karena terlalu sibuk mengelus pergelangan tangannya.

"Itu yang dia rasain ketika lo mencengkram tangan dia." Ujar Kevin. Nazia mengernyit, dia? Siapa?

Tapi otak cerdasnya langsung tahu siapa yang dimaksud oleh ketua OSIS yang baru itu.

Nazia terkekeh sarkas, "kalau lo nggak tahu kejadiannya mending diam deh, dari pada lo terlihat kayak orang tolol demi ngebela tuh cewek."

"Watch your language!" Balas Kevin dengan penuh penekanan; membuat Nazia terdiam merasa aura yang di keluarkan Kevin sungguh sangatlah menyeramkan.

Kevin berdiri, berjalan mendekat ke arah Nazia membuat cewek itu segera mundur ke belakang.
Punggung Nazia menyentuh tembok, Nazia menoleh ke belakang, sial dia terpojok!

"Perlu gue ajarin bahasa yang benar, hm?" Tanya Kevin dengan suara baritonnya; membuat Nazia merinding seketika.

Kedua tangan putih pucat nya menahan dada Kevin yang semakin mendekat, membuat Kevin tersenyum tipis, matanya melirik ke arah pergelangan kiri Nazia, mengernyit melihat luka yang masih berdarah; walaupun kecil tapi itu terlihat jelas, seperti masih baru.

"Mundur atau gue teriak!" Ancam Nazia, tapi Kevin tidak bergeming atas ancamannya, membuat Nazia ingin sekali memberi noda seni yang tak lain bogeman di wajah Kevin.

"Siapa?" Tanya Kevin, Nazia mengerutkan alis tidak memahami pertanyaan yang dilontarkan Kevin.

"Siapa pelakunya..." Lagi, Kevin berbicara dengan nada rendah. Nazia membeku merasakan nafas hangat Kevin menyentuh lehernya, Nazia juga merasakan keringat dingin menetes di punggungnya yang menyentuh tembok.

"A-apa, m-maksud lo?"

Kevin mengelus dengan lembut pergelangan tangan Nazia yang terdapat luka; membuat Nazia terdiam membeku.

"Siapa yang ngukir luka ini?" Tanya Kevin lagi masih dengan nada rendah, matanya menatap tajam Nazia; berbeda sekali dengan usapannya yang melembut.

"Buat apa lo ingin tahu?"

Kedua mata Adam dan hawa itu saling pandang, Kevin menatap bola mata berwarna coklat milik Nazia dengan tajam namun ada kelembutan yang terpancar dari matanya.

"Bakal gue balas, bila perlu gue hancurin."

¥¥¥

"Wah emang brengsek bin bajingan ya tuh cowok."

Nazia mengumpat seraya mendudukkan dirinya di samping siska, nafasnya memburu karena terlalu kesal; beberapa menit yang lalu dia di seret begitu saja di depan banyak murid di dalam kelasnya oleh murid baru yang sialnya sudah menjabat sebagai ketua OSIS.

Hey! Bukankah dia wakil ketua OSIS? Tapi kenapa saat pelantikan ketua yang baru dia tidak tahu sama sekali?

Sial, Nazia benar-benar merasa kesal juga marah sekarang. Sepertinya dia harus menyalahkan orang dibalik pelantikan Kevin itu.

Siska yang berada di samping Nazia hanya diam, tak berani untuk mengusik Nazia yang sedang dalam mode singanya.

Hingga atensi Nazia teralihkan saat seseorang masuk ke dalam kelas, tepatnya seseorang itu adalah orang yang tadi sempat menariknya dan mengatakan hal menjijikan bagi Nazia.

Nazia memberikan bombastis side eyes nya, merasa dendam akibat perlakuan cowok itu beberapa menit yang lalu, juga tentang omongan cowok itu saat bertanya tentang luka ditangannya.

Reflek saja, Nazia menatap ke arah tangannya; luka dengan darah yang sudah mengering, sepertinya luka ini didapat saat dia mencengkram pergelangan tangan Keisya dan mungkin tidak sengaja pecahan gelas itu mengenai tangannya.

Pikirannya termenung, kenapa Kevin ingin membalas orang yang melukainya?
Lagipula, bukankah cowok itu baru mengenal dirinya?

Nazia berdecak sebal, memikirkan berbagai pertanyaan di kepalanya membuat dia pening. Memilih untuk tidur, cewek dengan julukan malaikat pencabut nyawa Bayangkara itu menelungkupkan tangannya; kepalanya ia taruh di antara lipatan tangan dan tertidur begitu saja tanpa tahu sosok cowok yang membuat dia kesal sedang menatap punggungnya dari arah belakang.

.

.

.

Yang gak vote nanti aku betot ke neraka jahanam 🙏😏😂

Oiya guys, follow akun ig aku ya Wptikanurlaela109, aku bakal bikin spoiler next chapternya di story
Jadi kalau mau lihat spoiler langsung follow ig aku okeyy(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

NAZIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang