extraordinary family

580 75 3
                                    

"untuk hari ini, kalian pulang lebih awal ya soalnya ada teman kita yang berduka. andrew, siswa kelas 11 sudah berpulang ke pangkuan tuhan"

yeji hanya terdiam di tempat duduknya ketika menyadari dengan betul beberapa dari perempuan perempuan di kelasnya meliriknya, ia ingat dengan betul kutukan yang disebut-sebut tentang dirinya yang sebenarnya bukan kutukan sih, orang yeji sendiri saksi mata dari kematian mereka.

"lo mau datang ke rumah duka?" lia bertanya kepada yeji. yeji menggelengkan kepalanya. ia bangkit dari kursinya setelah merapikan buku-buku miliknya. "kalian ngga tau aja ibunya ngeliat gue udah kaya ngeliat setan. ngga terima dia anaknya mati tapi gue tetep hidup padahal bukan salah gue juga, salah anaknya kenapa banting setir kesana" yeji bergumam kesal melihat wanita tua yang melihatnya dengan penuh dendam.

"ya bener juga sih, daripada lo ikutan sit hati apalagi emosi di pemakaman orang, mending ngga usah mun? balik?" yeji menganggukan kepalanya. "nyari jeno, orang gue nebeng dia pagi inni" Yeji berujar sambil mencari keberadaan jeno di sekeliling.

"njun" lia memanggil renjun yang keluar dari ruang guru, sepertinya pria itu baru saja mengumpulkan tugas nya di ruang guru. ia menoleh. "ya? udah pulang? mau pulang sekarang?"

lia menganggukan kepalanya. "lo liat jeno ngga?" yeji bertanya kepada teman dari pacarnya. renjun nampak mengerutkan keningnya.

"jeno? dia udah balik dari tadi. motornya aja udah ngga ada di parkiran. dia kaya buru-buru" mendengar berita kalau dia ternyata ditinggal oleh jeno membuat kepalanya mendidih seketika.

"tenang, yeji, tenang, jangan marah-marah" lia menenangkan temannya agar tidak tersulut emosi, tapi apa mau dikata emosi di dalam dirinya sudah terbakar sehingga mau tidak mau yeji langsung mengambil ponsel miliknya.

dering telepon ketika, ponsel terangkat dan terdengar keramaian di seberang telepon. "halo?" jeno bertanya dengan suara samar-samar yang terdengar dari sambungan telepon.

"LO DIMANA BANGSAT?" lia memejamkan matanya saat yeji berteriak dengan sepenuh hati. ia sedikit melipir ke arah renjun takut takut yeji akan melempar tas miliknya.

"gue lagi di apartemen--oh gue lupa kalau lo ketinggalan di sekolah" terdengar suara jeno nampak kesal.

"terus gue balik gimana anjing? emang bener-bener ya lo jadi orang tega teganya lo ninggalin cewe lo sendiri disini" yeji mengumpati jeno dengan kesal.

"gue puter balik bentar, gue baru ambil mobil. tungguin disitu" jeno langsung mematikan telepon membuat yeji mendengus kesal.

"gimana? dia beneran lupa atau gimana?" lia bertanya kepada yeji yang nampak masih terlihat kesal.

"iya, si bangsat lupa kalau gue masih di sekolah dan pulang gitu aja" yeji masih saja mengumpati kenapa jeno bisa-bisanya meninggalkan dirinya di sekolah padahal dia harusnya pulang bersama-sama.

"terus lo mau gimana? mau balik sama gue aja atau mau naik ojek online?"

"tenang aja, dia balik lagi kok bentar lagi. kalau ngga balik lagi gue jambak rambutnya sampai botak" yang diumpati jeno yang ngeri malah renjun.

"kalau gitu gue sama lia balik duluan ya" yeji menganggukan kepala. "yoi, hati-hati ya nyetirnya"

yeji kemudian melangkah keluar dari sekolah sendirian, tentu saja dengan tatapan dari orang-orang yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa yeji ucapkan. kutukan itu sepertinya sudah menyebar dengan luas sehingga yeji sekarang sadar betul mereka mengira kalua yeji adalah gadis 'terkutuk'

jika yeji adalah yeji yang dulu, dia pasti akan memilih untuk pergi dari sekolah ini. tapi sekarang,  dia masih berdiri dengan angkuh dan percaya diri. menatap dengan tatapan yang tidak terlihat rendah. lagipula mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, bukan?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DOUBLE TROUBLEWhere stories live. Discover now