60

389 32 4
                                    

Malam hari di mansion kim begitu tegang, karena kini mereka semua tengah duduk bersama di meja makan. Susungguhnya bangtan enggan melakukan ini, tapi karena paksaan dari pria paruh baya yang sialnya ayah mereka itu, akhirnya mereka duduk bersama di meja makan, acara makan malam keluarga yang tersemat sesuatu didalamnya.

"Jangan ada yang berani beranjak!" tekan woobin saat melihat keenam anaknya itu bersiap meninggalkan meja makan

Mereka berenam memejamkan mata mereka, berusaha menahan emosi yang sedari tadi sudah bergejolak di dalam diri.

"Ada apa?" tanya seokjin datar dengan tangan bersidekap, tidak sopan memang...tapi mereka tak peduli.

"Satu bulan lagi kalian semua akan pergi ke luar negeri" perkataan woobin sukses membuat mata mereka semua membola, termasuk daniel.

"Untuk apa kami keluar negeri?! kau kirim saja anak sialan itu" ucap hoseok menatap tajam pada daniel

"Mwo?! yyak siapa yang kau sebut sialan huh?!" daniel berucap tak terima, bangkit dari kursi

"Hentikan! pokoknya kalian semua akan aku kirim ke inggris untuk melanjutkan study disana, dan aku tak menerima penolakan!" final woobin, lalu beranjak dari sana diikuti sang isteri meninggalkan ke tujuh remaja yang kini mengepalkan tanan nya kesal

"Arghh sialan!!!"

Prang!

Namjoon membanting gelas hingga pecah berserakan, tangan nya mengepal erat karena emosi. Dasar tua bangka sialan!

Dengan langkah lebar ia beranjak dari dapur, lalu pergi keluar mansion untuk menenangkan dirinya.







Sedangkan disisi lain, seorang remaja manis tengah sibuk membersihkan darah yang keluar dari hidung nya di kamar mandi restoran lee.

"Jebal...berhentilah" lirihnya, karena sedari tadi darahnya terus saja keluar dan menetes pada wastafel

Wajahnya sudah pucat, dan yang bisa ia lakukan hanya lah meremat sisian wastafel dengan erat. Pusing yang mendera nya masih ada, mempermainkan kepala mungilnya.

Ia sibuk mengerang, mengabaikan ketukan pintu dengan suara cemas sang ahjumma yang memanggil-manggil namanya.

"Yoon! gwaenchana?!"

"N-nde nan gwaenchana ahjumma!" balas yoongi sedikit berteriak senormal mungkin

"Kau yakin?!"

"N-nde..."

Setelahnya tak ada lagi suara ketukan, dan sudah dipastikan jika ahjumma lee sudah tak berada didepan pintu kamar mandi.

Tubuh mungil nya merosot kebawah, terduduk lemas di lantai dingin kamar mandi dengan kedua tangan meremat kepalanya kencang

"J-Jebalh...berhenti...ini sakith..eomma...tolongh..sshh.."

Yoongi terus merintih, bahkan sampai menjedorkan kepalanya ke ujung wastafel berharap rasa pusing itu hilang. Dalam hati terus berdoa, meminta tuhan menghentikan rasa sakitnya...

Hingga 20 menit kemudian, perlahan pusing nya menghilang meski tidak sepenuhnya. Tapi ia sudah berterima kasih dengan itu, karena setidaknya ia tak akan tersiksa.

Dengan pelan yoongi berdiri, lalu mencuci wajah agar terlihat segar dari sebelumnya. Menghela nafas pelan, ia melangkahkan kaki nya untuk keluar kamar mandi.

"Yoon-ah gwanchana?" cemas jiyeon

"Hm, aku tidak apa-apa nuna. terima kasih mengkhawatirkanku"

Annyeong! ( MinyoongiXBtsOt6 )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang