THE SECRET

363 23 0
                                    

Itsa sebenarnya masih terkejut atas kemunculan tiba-tiba karenina yang meminta--lebih tepatnya memaksa gara untuk bicara berdua, belum selesai terjadi saat kejutan selanjutnya datang.

Khaira berbeda dengan keluarga janardana yang lain, yang terkesan acuh dan tentu saja cuek padanya. Khaira justru begitu ramah, mengajak itsa mengobrol panjang lebar, mencicipi makanan bersama, bahkan menceritakan masa kecil gara yang sedikit membuat itsa tertawa di sela-sela khawatirnya.

Ini sudah dua puluh menit dan gara belum juga kembali dari obrolan entah apa bersama karenina

"Gara itu yah, udah jarang kumpul keluarga punya pacar ternyata di sembunyiin. Ini nih kalau tante gak mergokin gara pasti gak bakalan bilang-bilang kalau dia ada pacar. Anak itu serius ternyata" itsa bingung harus menanggapi apa, ia hanya tersenyum tipis meski agaknya ia mulai merasa tingkahnya tidak sopan karena minim tanggapan diajak mengobrol.

"Tante mau nambah kue? Mau aku ambilkan"? Itsa melirik sekilas piring kosong yang tadinya berisi tiramisu cake sudah kosong.

"Ah gak usah, tante gak boleh banyak-banyak makan makanan manis" oke, itsa hanya mengangguk kemudian. Dalam hati ia berharap gara lekas datang sehingga setidaknya itsa bisa mengurangi gugupnya.

"Pantes gara nolak nikah sama disa, pacarnya lebih cantik begini" topik baru dan tidak itsa duga terangkat.

"Tante kenal disa"? Tanya itsa sedikit tertarik

"Kenal, sekeluarga juga kenal kan sempet hampir nikah sama gara" jawab khaira santai, itsa berhenti disana. Ia menahan untuk tidak mengulik. Namun khaira sepertinya belum selesai.

"Kalo tante sih syukur mereka gak jadi nikah, tante kurang suka disa. Dia anaknya kelewat sombong padahal harta juga masih punya orang tua. Di depan karenina aja dia berlagak anak kucing manis dan malu-malu, aslinya sih bikin ilfeel juga tau gak" ucapan yang terkesan seperti omelan panjang itu membuat itsa jadi tau apa yang sebenarnya ia menolak tau meski penasaran

"Mereka..kenapa gak jadi nikah"? Jiwa penasaran yang harusnya ia kubur dalam-dalam itu justru makin menyeruak.

"Ya gara nya gak cinta tuh. Dia ngomong baik-baik kok sama keluarganya disa. Mereka juga tunangan kan karena karenina berhasil maksa anaknya sendiri" itsa terdiam, Khaira masih mengoceh disampingnya mengenai karenina yang baginya begitu pemaksa dan terlalu mengatur hidup anak-anaknya

"Sayang, maaf lama." Gara datang kemudian mengecup puncak kepala itsa yang dalam posisi duduk. Kening pria itu berkeringat sehabis meluapkan amarah serta berkeliling mencari keberadaan itsa.

"Aman kok pacarmu sama tante, gak tante iming-imingi buat mundur. Emang ini sinetron apa" khaira juga sempat di ceritakan oleh sabria bagaimana usaha karenina dalam menyingkirkan gadis di sebelahnya.  Itsa hanya tidak tau bahwa gara telah berulang kali berteriak di depan karenina bahwa pernikahannya hanya akan berlangsung jika itsa adalah mempelai wanitanya.

"Makasih tante, tapi saya sama itsa udah mau pulang" khaira berdiri, memeluk gara sebagai tanda perpisahan. Berganti memeluk itsa dengan harapan akan bertemu lagi lain kali lalu lebih dulu berlalu dari dua sejoli di hadapannya.

"Tante khaira gak ngomong____

"Gak, kamu mau makan dulu gak"? Mengingat gara belum menyentuh makanan sedikit pun hingga jam makan siang terlewat sementara itsa yang berhasil makan lumayan banyak karena Khaira jadi tidak enak sendiri.

"Saya makan dirumah aja" itsa menurut saat gara mengambil tasnya yang tergeletak diatas meja. Satu tangannya menggenggam itsa satu lagi memegang tas perempuan itu.

Gara menjadi pendiam selama perjalanan. Tenaganya habis terkuras menangkis semua ucapan karenina yang enggan pergi dari kepalanya yang masih nyaring terdengar di telinganya

WABI-SABI✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora