4. ZOMBIE AKHIR ZAMAN

1.1K 159 3
                                    

~~~~~~~

Keesokan harinya saat Ren terbangun dari tempat tidurnya dia melihat sesuatu yang agak berbeda dari ruangannya, ruangnya menjadi lebih besar, lemarinya lebih luas dan ada tambahan meja, dan sofa dipojok ruangan, tempat tidurnya duakali lebih besar daripada sebelumnya.

Ren segera membuka pintu dan melihat tokonya masih satu lantai tapi dua kali lipat lebih luas dari sebelumnya, rak-rak bukan lagi terbuat dari kayu melainkan dari besi baja dicat dengan warna putih-biru keseluruhannya.

Tampak lebih elegan dan juga indah, lampunya juga sedikit berbeda ditengah tengah langit-langit terdapat lampu gantung bewarna putih elegan, secara keseluruhan tokonya sangat estetik, Ren melihat barang tambahan apa saja yang ada di rak toko.

Terdapat barang tambahan dirak berupa bumbu-bumbu dapur, berbagai macam jenis roti kering, daging beku, dan semua jenis peralatan memasak.

"Daging" mata Ren berbinar melihat berbagai macam daging beku didalam kulkas dipojokkan dinding, dengan segera dia membayangkan berbagai jenis masakan olahan daging, dia jadi ngiler.

Langsung saja Ren mencari kompor listrik, rice cooker, dan wajan ditumpukkan peralatan dapur, mengkukus nasi dan mengambil daging ayam utuh untuk dimasak semur, membayangkannya saja Ren kembali ngiler.

Sambil menunggu masakannya matang Ren membuka toko, ternyata seluruh bagian depan toko sudah diganti menjadi dinding kaca anti peluru, Ren melihat toko dari depan tampaknya ada suatu kepuasan tersendiri didalam hatinya.

Kembali masuk kedalam Ren melihat masakannya yang hampir matang lalu melihat nasi yang sudah matang, Ren langsung saja menempatkan nasi keatas piring lalu mengambil daging paha ayam utuh memakannya dengan lahap.

Tanpa sadar Ren menghabiskan sendiri separuh daging ayam yang dimasaknya dengan dua piring nasi, Ren tampak kekenyangan, mengelus perutnya yang sedikit menggembung, tiga hari hanya makan mie instan membuatnya kebablasan makan separuh ayam sendiri.

~~~~~~~~~

Dua mobil yang satu harian berkendara akhirnya sampai ketempat yang dituju, pangkalan kota C sangat luas dengan dinding yang sangat tinggi dan kokoh dibuat untuk melindungi manusia dari gelombang zombie yang datang tiba-tiba.

Mobil itu langsung masuk kedalam gerbang dan sang kapten keluar dari mobil sesaat mobil berhenti, tanpa istirahat mereka langsung menemui pemimpin pangkalan kota C yaitu ayah dari sang kapten sendiri namanya tuan Albert.

Mereka memasuki ruangan kepala pangkalan lalu dengan semangat tanpa lelah Liam menceritakan kejadian dimana mereka bertemu anak laki-laki yang membuka sebuah toko ditengah kota C.

"Apa benar Sean?," tanya tuan Albert sambil menatap Sean yang masih berdiri layaknya patung.

"Hm" Sean mengangguk ringan.

"anak laki-laki itu tak akan mengambil resiko membangun toko ditengah kota yang padat dengan zombie, dia tidak sesederhana itu" ucap ketua pangkalan, dan beberapa dari mereka setuju.

Seorang diri berani membuka toko yang terdapat banyak perbekalan pasti tak selemah itu, dia pasti punya kartu yang diandalkannya, tapi mau bagaimanapun mereka tak akan bisa melepaskan ikan besar ini dengan mudah, lebih baik menjadi teman anak laki-laki misterius itu dari pada menjadi lawannya mereka tak tau kemampuan lawan jadi lebih baik jadi kawan.

Ren yang masih duduk santai sehabis makan daging tak tau dia sedang diwaspadai, padahal dia sendiri tak punya kekuatan apapun, hanya sistemlah yang bisa diandalkannya.

"Baiklah kalian istirahat terlebih dahulu satu hari lalu setelah itu kita akan pergi bersama ketempat anak laki-laki itu, aku sangat penasaran padanya" tuan Albert tersenyum kecil.

Mereka memberi hormat padanya lalu kembali ke villa tempat tinggal mereka di pangkalan, seberapa kuatnya mereka tetap akan merasa kelelahan setelah satu harian tanpa henti kembali ke pangkalan.

Keesokan harinya saat mereka sepuluh orang yang akan bersiap-siap untuk berangkat, tuan Albert mendatangi villa mereka dengan dua orang tambahan, dua orang yang dibawa Albert yang tinggi kek tiang namanya Hilea, dan yang pendek namanya Romi keduanya perempuan adalah penggunaan ruang tingkat tinggi, ruangan mereka dua kali lapangan basket, cukup untuk menyimpan banyak persediaan.

Dikarenakan adanya tambahan orang mereka memakai tiga mobil berlapis baja menuju tengah kota, berharap mereka bisa sampai sebelum tengah hari, bulan ini adalah musim panas walaupun tinggal satu bulan lagi untuk berganti musim, tetap saja panas sekali saat tengah hari.

Dijalan mereka melaju mengikuti rute yang sudah mereka tandai, rute ter-aman menuju tengah kota, walaupun tetap saja banyak zombie setidaknya rute ini tak terhalangi oleh bangkai mobil-mobil ditengah jalan.

Saat sekitar jam  setengah dua belas mobil berhenti tepat didepan toko yang satu-satunya masih utuh dan terlihat seperti toko biasa sebelum akhir zaman, semua orang agak kaget melihat toko serba ada yang awalnya agak bobrok sekarang sudah upgrade, kecuali si-tiga orang tambahan.

Mereka keluar satu persatu dan dengan santai berjalan kearah pintu masuk, dari luar mereka sudah mencium aroma yang menggoda selera, sudah lama sekali mereka tidak mencium aroma masakan rumahan sebelum akhir zaman.

Beberapa dari mereka nostalgia sebentar, beberapa dari mereka ngiler mencium aroma yang enak berasal dari dalam toko, dengan tak sabaran Liam yang paling tak punya sopan santun menerobos memasuki toko secepat kilat.

Didalam Ren yang sedang barbeque dikejutkan dengan suara nyaring bel, dengan segera Ren menunda pekerjaannya lalu melihat siapa yang datang, sudah dua hari ini tokonya sunyi.

"Selamat datang, tuan Liam!"

"Astaga Ren panggil saja aku Liam jangan terlalu sopan, oh iya ngomong ngomong apa yang kau masak baunya enak sekali" Liam dengan rakus mencium aroma yang menyebar kemana-mana.

"Hanya olahan daging sederhana Liam, ada yang bisa kubantu?"

Setelah Ren mengatakan hal itu pintu toko terbuka lagi kali ini yang masuk mereka yang pernah dilihat Ren kecuali tiga orang tambahan.

" Hallo semua selamat datang ditoko serba ada, disini kami menjual barang berupa beras, tepung, mie instan, air mineral, peralatan dapur yang lengkap, berbagai macam daging, berbagai macam bumbu dapur, dan roti kering dengan waktu kadaluarsa yang cukup lama dan sangat mengenyangkan juga," Ren dengan semangat memperkenalkan barangnya berharap dapat inti kristal yang lebih banyak lagi.

Mata Ren berbinar secerah bintang dengan senyumannya yang manis dan wajahnya yang halus, putih sangat memikat,dan tidak berbahaya membuat hati siapa saja luluh.

'astaga imut-imut sekaliiii...' Kedua perempuan di tim itu menjerit dalam hati.
















membangun toko serba ada diakhir zaman Where stories live. Discover now