01

20 2 0
                                    



Untuk menghilangkan rasa bosan Seokjin pergi sebentar dari rutinitasnya yang padat, jas kedokterannya pun dia lepas sebentar dan di titipkan pada temannya yang bernama Yoongi. Sore hari memang tidak sepadat pagi dan siang karena warga setempat paling suka datang pagi hari, maka dari itu Seokjin berani pergi karena tidak ada lagi pasien yang harus di layanin.

Hawanya terasa aneh.

Di sini lebih mencengkam penuh bahaya.

Seokjin tidak berani jauh-jauh dari batas desa ini, karena di sini banyak pemberontak yang berkeliaran.

Lagipula dirinya hanya beristirahat sebentar dari segala pekerjaannya ini, hanya untuk menghilangkan rasa lelahnya dan melampiaskan dengan cara berjalan-jalan.

"Hanya untuk enam bulan saja, dan semua ini terbebas begitu saja dariku." Seokjin bermonolog sendiri di tengah hutan seraya menatap lurus ke depan.

Kim Seokjin adalah seorang dokter umum yang di tugaskan untuk pergi pada negara penuh bahaya, dia di kirim sebagai relawan merawat dan memberi obat pada mereka yang terkena penyakit ringan saja kalau ada yang terkena penyakit berat dan mematikan dia harus membawanya ke kota untuk perawatan lebih lanjut. Selama menjadi dokter baru kali ini Seokjin membencinya, bukan karena dia tidak ingin melakukan tugasnya tapi negara yang dia tinggalin sangatlah berbahaya penuh dengan penjahat dan kapan saja penjahat itu akan melakukan penyerangan.

Dia hanya takut dirinya mati di sini.

Karena bisa saja itu terjadi kalau memang sudah waktunya, tapi dia tidak ingin kalau mati langsung di tempat itu tidak masalah tetapi kalau dirinya di siksa atau di lecehkan terlebih dahulu. Dia akan merasakan penderitaan yang amat sangat luar biasa, dan hal itu akan dia bawa sampai mati dan berakhir dirinya yang tidak tenang.

Seokjin menggelengkan kepalanya seketika saat sadar pikirannya memikirkan hal yang tidak-tidak, lagipula di sini ada tentara sama dengannya di kirim tetapi tugas mereka beda dirinya di kirim untuk mengobati warga dan tentara itu. Dan tentara itu di tugaskan untuk menuntaskan pemberontakan yang ada di desa ini, agar desa kecil ini kembali normal seperti biasanya tanpa adanya baku tembak dan serangan warga pastinya akan berakhir banyaknya warga dan tentara terluka.

"Oy! Sedang apa di sana?"

Seokjin terperanjat kaget mendengar teriakan yang memekak dari arah belakang, hutan ini begitu sepi dia juga merasa takut dan selalu waspada akan hal ini walau dia tidak terlalu jauh masuk ke hutan. Mimik wajah Seokjin berubah menjadi penuh ketakutan, karena bisa saja suara itu adalah salah satu anggota pemberontak yang akan segera menangkapnya. Seokjin menjadi panik seketika, apa pikiran yang baru saja tercipta tentang kematiannya akan terkabul saat ini juga?

Suara gemerisik dari daun yang terinjak pertanda bahwa seseorang itu tengah mendekat ke tempat Seokjin, Seokjin masih bimbang antara lari atau berdiam berdiri saja? Namun hal itu sama saja seperti menyerahkan nyawanya dengan gratis, kalau lari darinya arah tujuannya bukan arah depan tetapi belakang tepat pemberontak itu berada. Apa berarti dia akan mati saat ini?

Lengannya melingkari leher Seokjin dan membuat Seokjin terkejut akan tindakannya. "Mau ke mana? Huh, kau sangat tepat menjadi tawananku." Dia tertawa jahat di saat Seokjin ingin mati bunuh diri saja daripada di bunuh oleh mereka.

"Lepaskan aku! Aku tidak ingin mati, lepaskan!" teriak Seokjin seraya melepaskan lengan orang itu yang berada di lehernya, tapi nihil lengannya sama sekali tidak bergerak.

Seokjin ingin menangis saja rasanya saat ini, dia terus memberontak agar terlepas dari orang ini. Dia semakin percaya bahwa saat ini dirinya tengah di ciduk oleh pemberontak, karena tidak ada selain mereka yang akan melakukan penjahatan seperti ini. Seokjin mulai meracau detak jantungnya berkerja lebih cepat, keinginannya yang ingin melarikan diri membuatnya panik dan menjadi tidak fokus karena dia benar-benar takut.

δώροWhere stories live. Discover now