05

7 1 0
                                    






Angin berembus begitu kencang, gemerisik daun yang bertabrakan menjadi mengerikan dan sangat berisik. Daun kering yang sudah jatuh dari pohon, bergerak mengikuti arah angin dan pergi meninggalkan pohon itu jauh dari sisinya. Sekelompok burung berterbangan ke satu arah yang sama lalu berkicau begitu berisik, yang tadinya burung itu hanya diam di tempat sekarang mereka pergi untuk melindungi diri sebab segumpal awan hitam datang perlahan-lahan.

Segerombolan orang sedang mengeliling kelompok pemberontak yang tengah terduduk tanpa perlawanan, mereka tidak pernah mengangkat wajah untuk menatang pun tidak memberikan kata-kata yang membuat orang sekitar kesal. Itu sama sekali tidak terjadi saat ini, mereka terlihat terdiam terdengar beberapa suara helaan napas yang kasar seperti tengah menyesal. Itu memang patut untuk mereka merenung diri, sebab sudah mengacaukan negara orang dan ketenteramannya mereka harus di beri hukuman yang setimpal untuk semua ini dan juga nyawa yang mereka lenyapkan.

Beruntung warga desa tidak menyerang mereka secara brutal dan membunuh di tempat, tapi kapten dari tentara ini memberi tugas pada warga desa untuk bersikap biasa saja dan hanya memandang mereka tanpa memberi kekerasan. Kesal. Tentu saja, karena niatan untuk berbuat seperti itu sudah ada di dalam diri sebab mereka sungguh keterlaluan apalagi saat melihat pemimpin pemberontak itu warga desa sangat terkejut dan tidak percaya.

Dan Hoseok akan mendapatkan hukuman terberat di dalam hidupnya.

"Kak Namjoon, Tuan Kim dan Nyonya Kim telah tiba di desa ini." Jimin yang sudah di tugaskan untuk menjemput kedua orang terhormat itu, sekarang telah tiba dan memberi tahu pada Namjoon yang tengah membaca itu.

Namjoon menurunkan bukunya, kacamata yang bertanggar di hidungnya memperlihatkan dia sangat tampan. "Baiklah. Terimakasih sudah menjemput mereka Jimin," jawab Namjoon seraya bangkit dari duduknya.

Jimin mengangguk singkat lalu undur diri dari tempatnya, dia sangat mengerti dengan suasana yang sedang terjadi saat ini. Walau sudah empat hari berlalu, tidak pernah merubahkan hal yang sudah terjadi dan Jimin sangat khawatir dengan kondisi kaptennya sebab kaptennya itu jarang tidur apalagi mengetahui keadaan dokter Kim yang koma dan sampai saat ini belum membuka matanya.

"Bagaimana keadaanmu Kapten Kim?" tanya Kim Yoonjae sembari mendudukkan diri pada kursi kayu yang sudah tersedia.

Kim Junsi, istri dari Yoonjae ikut mendudukkan diri tepat di samping sang suami. Dengan begitu anggun dan elegan, dia terus menatap lembut pada Namjoon yang terlihat sangat gugup di depannya tidak bisa di pungkiri karena pasti anak muda itu tertekan dengan kehadiran dua orang tua ini. Junsi memberikan sebuah senyuman manis pada Namjoon, agar dia sedikit lebih tenang agar tidak memikirkan hal apapun sebab tidak ada yang perlu di takuti.

Namjoon tersenyum penuh dengan kecanggungan melihat nyonya besar Kim tersenyum padanya, dia pun membungkuk penuh hormat dan sambil meletakkan kedua gelas berisi teh hangat pada meja kayunya. "Terimakasih untuk minumannya," ucap Junsi penuh dengan kelembutan.

"Hanya teh dan saya memang berhak memberikan kalian sebuah hidangan, maaf tidak banyak karena saya tidak terlalu lihai dalam memasak." Namjoon kembali membungkuk sebagai permintaan maafnya.

Yoonjae terkekeh di tempatnya. "Selalu memegang senjata dan tidak pernah memegang panci? Menurutku itu hal biasa, tidak perlu merasa seperti itu anak muda."

Karena mereka berdua tidak akan lama berada di sini, mereka hanya berkunjung atas semua yang sudah di lakukan oleh kapten ini.

Namjoon tidak menyangkah bahwa kedua orang tua Seokjin begitu hangat pada dirinya, dia saja masih menyesal atas kelalaian menjaga anak kesayangan mereka sebab hanya Seokjin seorang anaknya tanpa adanya kakak ataupun adik. Kalau mengingat kejadian itu membuat Namjoon terus mengumpatkan dirinya yang bodoh ini, dia memang tidak berhak mendapatkan malaikat seperti Seokjin di dunia ini biarkan Seokjin mendapatkan orang yang terbaik di kehidupannya. Sebab bukan Namjoon orangnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

δώροWhere stories live. Discover now