04

5 2 0
                                    



Mata yang terpejam itu perlahan-lahan membukanya memperlihatkan bola mata yang sangat indah, mata yang selalu di puji dan puja oleh seseorang kalau saat mereka sedang berdua sosok itu tidak akan malu untuk mengatakannya di depannya dan membuatnya malu sendiri. Namun dia lupa bahwa sosok itu telah membohongi dirinya atau dirinya yang terlalu bodoh akan cinta? Entahlah dia juga tidak mengerti mengapa harus cinta yang selalu membuatnya sakit. Sedangkan dirinya tidak tahu sebenarnya cinta itu apa? Bagaimana bentuknya, dan bagaimana dia bisa membuat orang asing mempunyai perasaan yang aneh.

Ilmiah saja tidak mempunyai jawaban, karena cinta adalah perasaan yang tulus dan tidak terpecahkan sampai sekarang.

Seokjin meneteskan air mata di sela-sela membayangkan semua memori yang terputar bersama Namjoon, walau tidak memiliki hubungan yang jelas tapi Seokjin benar-benar mencintai Namjoon dari hati bukan terlihat bermain-main dia sungguhan. Mengingat perkataannya di sore hari tadi membuat hati Seokjin nyeri tidak tertahankan, rasanya sakit mengetahui bahwa Namjoon tidak pernah mencela atau tidak membenarkan setiap kata yang terucap oleh Seokjin dan Namjoon hanya diam saja. Membuat Seokjin semakin yakin bahwa apa yang sudah terucap itu benar nyatanya, Namjoon tidak lebih dari sebuah lebah yang hanya mengisap madu lalu pergi begitu saja setelah tahu madu itu sudah habis dan tidak memiliki rasa.

Seokjin tidak ingin mengatakannya, tapi rasa sakit ini lebih dari sebelumnya bersama mantan pacarnya ini lebih menyakitkan karena ini sungguh dari hati kecilnya. Dan Namjoon membuatnya semakin yakin bahwa cinta itu tidak nyata, cinta itu tidak ada dan cinta hanyalah sebuah kamuflase yang begitu mengerikan Seokjin berjanji tidak akan jatuh cinta lagi dia tidak akan menikah sampai kapanpun dia tidak akan melakukan hal itu.

Cinta.

Hanya sebuah omong kosong.

Dan Seokjin membencinya.

Suara deritan dari pintu tua terdengar dan hal itu membuat Seokjin terkejut di tempatnya, dengan mata yang basah dia mengangkat kepalanya untuk melihat keadaan sekitar betapa terkejutnya Seokjin saat menyadari bahwa dirinya sedang tidak berada di kamarnya. Namun di sini Seokjin hanya melihat ruangan yang remang-remang akibat lampu pijar hanya ada satu, lantainya begitu kotor ruangan ini seperti gudang yang tidak terpakai karena sudah lama di tinggalkan satu lagi ternyata Seokjin di ikat pada kursi kayu dengan begitu kuat menggunakan rantai.

𝘈𝘬𝘶, 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢?

"Dokter Kim selamat malam, hari yang menyenangkan bukan?" tanyanya di akhiri oleh kekehan kecil.

Seokjin membulatkan matanya seketika saat tahu bahwa dirinya tidak berada di desa tempatnya tinggal, lehernya bergerak random dengan tatapan panik yang sangat kentara membuat ketiga orang dua orang lainya memegang senjata api di depan Seokjin tertawa saat melihat ketakutan yang begitu nyata pada target mereka. Karena Seokjin ingat sebelum kejadian bom itu dia berada di dapur untuk minum, tetapi gelasnya terjatuh akibat ledakan yang begitu kuat sampai rumahnya bergetar dia ingin melihat apa yang terjadi tetapi di belakang ada menutup mulutnya dengan kain dan kain itu sudah di beri obat agar dirinya pingsan.

Apa dirinya berada di markas para pemberontak? Dan apakah ini sudah di rencanakan oleh mereka semua? Apa ini sebuah jebakan? Tapi untuk apa?

Dan Seokjin hanya khawatir memikirkan satu orang yaitu, 𝘕𝘢𝘮𝘫𝘰𝘰𝘯.

"Apa maksud perbuatan kalian semua?!" tanya Seokjin dengan nada emosi.

Sosok yang berada di tengah-tengah itu, melangkah dua langkah lalu berkacak pinggang menatap Seokjin. "Hanya sebuah perhatian lebih atau tidak, hahaaa."

Seokjin mengerutkan keningnya memicingkan matanya untuk melihat siapa seseorang itu, karena Seokjin tidak bisa melihat wajahnya sebab keadaannya dia berada di berdiri di belakang Seokjin tepat tempat lampu berada. Suara seseorang itu Seokjin seperti pernah mendengarnya tetapi di mana? "Perhatian lebih? Kau akan mendapatkannya setelah di penjara, karena seluruh reporter dunia akan selalu meliputmu untuk di tayangkan."

δώροWhere stories live. Discover now