part 23

607 18 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

.

.
.
.
.
.
.

Gio merasa ribuan panah menancap dadanya, sedangkan ziya menahan tawa.

Gio berdecak, "wah parah lu bro. Selama ini kita itu apa?"

"Hubungan yang gak jelas mau dibawa kemana." Adit menimpali.

Regan memilih mengabaikan sahabatnya dibanding menanggapi kalimat-kalimat lebay yang keluar dari mulut mereka. Dia duduk di salah satu kursi yang diikuti oleh keempat sahabatnya.

"Lo yakin mau makanan beginian?"

Alis Regan terangkat sebelah mendengar pertanyaan Gio. "Kenapa? Lo doyan?"

Gio tersedak ludahnya sendiri, memang dia akui masakan gadis cupu itu lumayan enak. Hanya saja, dia tidak ingin mengakuinya. "Yahh, kagak. Tumben aja lu mau makan beginian."

Sedangkan Ziya melotot di tempat. Dia menggigit bibir bawahnya gugup. Dalam benaknya timbul berbagai pertanyaan. Salah satunya adalah, "apakah masakannya terlalu tidak pantas bagi mereka?"

"Kepo." Jawab regan singkat sebelum memasukan satu suapan ke dalam mulutnya.

Melihat mulut Regan yang tengah mengunyah, membuat Ziya berkeringat dingin. Dia menanti-nanti kalimat apa yang keluar dari mulut pria itu.

"Cupu, kenapa lo keringatan?"

"Eh, e-enggak kok." Buru-buru dirinya menghapus bulir keringat di wajahnya.

"Dia takut sama Lo." Adit melontarkan candaan untuk Gio. Gio menatap Ziya meminta jawaban, sedangkan Ziya buru-buru menggeleng dengan tangan juga ikut bergerak.

"Oh ya gue hampir lupa. Nathan nantang lu balapan." Ucap Marsel. Diam-diam Ziya menguping pembicaraan mereka. "Kapan?"

"Malam ini, pukul 12 malam." Jawab fano.

Regan mengangguk samar. "Oke." Kemudian tatapannya beralih pada ziya.

Ziya yang mendapat tatapan Regan tiba-tiba menjadi kaku. Sepertinya akan ada sesuatu yang buruk. "Lo gue jemput pukul sebelas malam. Gak ada penolakan."

Mendengar ucapan tegas itu membuat ziya melotot. Yang benar saja dia berkeliaran pada tengah malam.

"Heh cupu! Lo harus bersyukur karena Regan bawa Lo." Ziya menatap gio, apa yang patut di syukuri? Seumur hidupnya Ziya tidak pernah keluar rumah larut malam. Yeah, kecuali pada insiden beberapa hari lalu.

"Selain itu, Lo juga harus bersyukur bisa masuk bahkan masak di kediaman raja."

"Apa yang dikatakan gio benar. Tapi, Lo jangan lupa dengan status lo disini. Lo itu cuma babu Regan."

Oh betapa tajamnya mulut mereka!

"Maaf tapi aku udah bukan babu dia lagi!" Ucapnya sebelum pergi.

....

Ucapan Regan tidak main-main. Terbukti saat ini ziya tengah duduk diam di jok belakang motor ninja yang dikendarai oleh Regan.

REGAN & ZIYA  (End)Where stories live. Discover now