3: J miss J

200 24 0
                                    

"Jaemin, ada apa denganmu?"

"Maaf hyung, aku gelap mata."

Taeyong mengusap wajahnya kasar, mendengar perbuatan Jaemin dari manajer membuatnya tidak habis pikir. Ia sendiri sudah mengira ini akan terjadi, itu sebabnya tidak terlalu kaget. Namun, ia pikir Jaemin tidak akan bertindak sejahat itu sampai memaksa Jeno berhubungan intim yang jatuhnya pemerkosaan.

"Kita tidak mungkin menghubungi orang tua Jeno. Kita harus menyembunyikan ini jika ingin menyelamatkan nama baik grup. Aku akan berbicara dengan Jeno." Taeyong membuang nafasnya kasar.

"Jeno tidak akan memberitahu siapapun, hyung. Dia akan menjaga nama baik grup kita. Jeno bukan orang yang suka merugikan orang lain." ucap Jaehyun mengangkat suara.

"Aku tahu, Jeno anak baik. Dia terlalu baik untuk bersanding dengan laki-laki seperti Jaemin."

Jaemin menunduk, apa yang dikatakan Taeyong benar. Jeno memang terlalu baik untuk disebut manusia. Sosoknya benar-benar seperti malaikat. Bahkan setelah apa yang dilakukannya hari ini, Jeno sama sekali tidak marah padanya, dan masih bisa tersenyum sangat manis.

"Sampai jadwal promosi comeback kalian, jangan menemui Jeno dulu, Jaemin. Dia harus istirahatkan tubuh dan mentalnya. Kali ini bisa kan nurut?" Jaehyun menatap Jaemin serius.

Jaemin mengangguk pasrah, "Baiklah, yang penting Jeno bisa sembuh dulu."

"Tenang saja, tidak akan ada yang menyentuh Jeno. Kami akan merawatnya tanpa melakukan hal-hal yang akan membuatmu marah." ucap Taeyong yang hanya dibalas senyuman canggung oleh Jaemin.

"Siapa aja yang tahu perbuatanmu, selain mereka?" tanya Jaehyun.

"Tidak ada. Tapi, sepertinya Mark hyung juga tahu. Soalnya, dia tadi mengejar Jisung. Manajer hyung mengatakannya padaku, hyung." jelas Jaemin.

Saat Jisung berlari keluar dari kamar Jeno, dia berpapasan dengan Mark. Melihat Jisung pergi sambil menahan tangis, sontak menggerakkan hati Mark untuk mengejar adik bungsunya itu tanpa melihat keadaan Jeno. Jisung, si bungsu pasti akan menceritakan semuanya pada si sulung.

"Pulanglah ke apartemen-mu." Interupsi Taeyong pada Jaemin, pemuda Leo itu mengangguk, menuruti keinginan sang leader.

"Aku akan menemui Jeno, hyung." ucap Jaehyun, yang tentu saja dibiarkan sama Taeyong. Dibandingkan dengan dirinya, Jeno lebih dekat dengan Jaehyun.

"Jeno ...."

Mendengar namanya dipanggil, mata Jeno menatap Jaehyun sendu. Jeno membuat posisi tidurnya menyamping, pantatnya masih terasa perih jika ia jatuhkan begitu saja di kasur.

"Apa masih sakit?" tanya Jaehyun. Ia merutuki pertanyaan bodoh yang keluar dari mulutnya. Tentu saja Jeno masih merasa sakit. Jaemin menghajar lubang analnya tanpa pelumas hanya bermodal sperma saja. Laki-laki bodoh itu benar-benar tidak memikirkan penderitaan Jeno sama sekali.

Jeno tersenyum tipis, "Iya hyung, masih terasa perih. Entahlah, apa setelah ini aku masih bisa buang air besar, hehe ...." candanya yang sama sekali tidak lucu di telinga Jaehyun.

"Hyung meminta Jaemin untuk menjauh dulu darimu sampai promosi comeback. Kau akan pulih selama dia tidak menyentuhmu."

Mata Jeno membulat, "Apa tidak masalah hyung? Jaemin tidak marah?" tanya Jeno.

"Dia merasa sudah memilikimu, makanya dia tidak masalah meninggalkanmu padaku."

"Aku gak papa kok, hyung. Besok pasti udah sembuh. Aku kesulitan mengoleskan salepnya, harus Jaemin yang membantuku melakukan itu. Jeno--"

"Hyung bisa membantumu, Jeno. Renjun dan Haechan juga siap membantumu." Jaehyun memotong ucapan Jeno.

Jeno menggeleng lemah, "Enggak bisa, hyung. Jaemin akan marah besar kalau ada yang nyentuh Jeno. Hyung, Jeno mohon. Jeno gak mau membuat Jaemin marah lagi. Jeno takut, hyung." pintanya, matanya mulai berkaca.

Broken Melodies [JAEMJEN]Where stories live. Discover now