6: Sorry, J

242 22 0
                                    

FLASHBACK ON

"Na Jaemin!!"

Nafas Jeno memburu, dadanya bergemuruh. Air matanya jatuh dengan perlahan, menatap nyalang pada Jaemin.

"Jangan melewati batas, aku bukan pelacur." sarkas Jeno.

Jaemin menyeringai, "Melayani nafsu kekasihmu itu hal yang wajar bukan, Jeno?"

"Sejak kapan? Sejak kapan kita pacaran, Jaemin? Aku membiarkanmu selama ini karena aku menghargai persahabatan kita. Tapi, sekarang kau sudah kelewat batas. Aku muak!! Berhenti mengangguku!" seru Jeno emosi.

"Jeno, aku mencintaimu!" Jaemin meremas kedua bahu Jeno keras, membuat pemiliknya mengaduh sakit. Terikan Jaemin tepat di depan wajahnya sontak membuat matanya tertutup.

"Lalu? Kalau kau mencintaiku, kau berhak atas semua tentangku begitu? Jaemin, kalau kau mau gay. Gay saja sendiri! Jangan ajak-ajak aku, aku masih suka perempuan." Jeno dengan berani menatap nyalang.

Mata Jaemin membulat, penuh emosi, "Jeno, bilang apa kau barusan? Kau?!" Pemuda Leo itu sampai tidak bisa berkata apa-apa.

"Lepas! Lepaskan aku, brengsek! Aku jijik sama cowok gay sepertimu." Tatapan Jeno penuh emosi amarah.

Jeno sadar betul ucapannya menyakiti hati namja di depannya ini. Ia juga tidak berniat mengatakan kalimat itu. Semua yang dikatakannya adalah kebohongan. Bohong, ketika ia mengatakan tidak mencintai Jaemin. Nyatanya, perasaannya pada Jaemin itu benar-benar ada. Hanya saja, Jeno tidak ingin semakin terikat pada pemuda Leo itu. Jika ia semakin terikat padanya, akan semakin sulit untuknya melepaskan diri dari hubungan ini. Dan perasaanya akan semakin sakit jika suatu hari nanti dirinya dipaksa melepaskan Jaemin untuk wanita lain. Melakukan hubungan sexual akan membuat Jeno semakin terikat dengan Jaemin, itu sebabnya emosinya muncul tanpa bisa ia kendalikan.

Mendengar ucapan menyakitkan dan penghinaan dari Jeno, membuat Jaemin semakin menatap pemuda Taurus itu penuh emosi. Gejolak panas dari amarah pada tubuhnya membakar begitu hebat.

Jaemin dengan cepat mendorong tubuh Jeno, melumat kasar bibir pemuda manisnya itu. Menggigit bibir tipis Jeno sampai berdarah. Nafas Jeno tersenggal, mengimbangi tindakan impulsif dari Jaemin. Tangan kirinya mencengkram kuat lengan kiri Jaemin yang sedang menahan kepalanya untuk tidak menjauh dari wajah Jaemin, agar bibir keduanya terus menempel. Sedangkan tangan kanannya, mencoba menahan tangan kanan Jaemin yang sedang berusaha membuka resleting celananya.

"Emhhh ... Jaem ...." Jeno berusaha menyadarkan Jaemin di sela-sela ciuman panas keduanya.

"Arghhh ... Jaem, please." Desahan kuat lepas dari bibir tipisnya ketika Jaemin berhasil membuka celananya. Bahkan meremas penisnya. Tangan kirinya sontak semakin mencengkram tangan Jaemin.

Kepala Jeno mengadah, merasakan kenikmatan dari sentuhan tangan Jaemin pada penisnya. Jaemin kembali menautkan bibirnya dengan Jeno yang sempat terlepas. Membuat pemuda Taurus itu memejamkan matanya, menerima ciuman Jaemin. Mulai membalas sentuhan lidah di dalam rongga mulutnya.

Remasan tangan Jaemin pada penisnya semakin kuat, membuat tubuhnya melemas, tenaganya habis terkuras setelah ia mencapai klimaksnya. Cairan putih yang lengket muncrat keluar dari penisnya memgotori tangan dan celana Jaemin.

Tautan bibirnya, Jaemin lepaskan. Laki-laki Leo itu menyeringai, melihat Jeno terkulai lemas. Ini tujuannya, agar ia bisa dengan mudah membawa Jeno ke kamar. Walaupun laki-laki itu akan memberontak nantinya, setidaknya berontaknya Jeno tidak akan terlalu keras.

"Kita lanjutkan di kamar, aegi."

Jaemin membawa Jeno, menggendong seperti membawa karung beras di pundaknya. Tubuh pujaan hatinya itu sama sekali tidak berat, bahkan terasa sangat ringan.

Broken Melodies [JAEMJEN]Where stories live. Discover now