13. Croissant

245 36 3
                                    

HappyReading🥐☕









"Ya, bagus, masih ada sepuluh putaran lagi!" Teriak guru penjas yang berdiri di ujung lapangan.

"Tai!" Umpat Mega kontan, "Lu mah enak ngitungin doang, kita mau mati anjir."

"Capek banget, ga kuat," Railey dengan nafas ngos-ngosan.

"AYO TERUUSS, YANG KETAHUAN BERHENTI HARUS NAMBAH 3 PUTARAN."

"Bapak ikut lari juga dong," protes Arif.

"Ayoo lima putaran lagi," teriak Pak Jodi—guru penjas terlaknat se jakarta— kalau kata Arif Jodi kepanjangan dari jomblo gatau diri.

"YA, BAGUS!"

"Dari tadi bisanya, ya bagus, ya bagus mulu," gerutu Rosi.

"Sisa satu putaran lagi, terus kita lanjut push up 100 kali."kata Pak Jodi.

"PAK!"

"CARI RIBUT NIH ORANG!"

Pak Jodi menepuk tangannya memberi arahan, "Ayo, push up! Push up!"

"Ini olahraga atau latihan militer sih," walaupun menggerutu, Ninda nurut saja melakukan push up.

Dan setelah semua selesai, anak boga rebahan di atas rumput.

"Masih harus praktek guys, semangat," ujar Mega.

"Ga sanggup gue, ampun," Railey memejamkan mata.

"Nin, lo bawa minum kan?" Tanya Arif.

"Nih," Ninda menyerahkan botol bewarna ungu miliknya, "jangan diabisin."

Arif menerimanya dengan penuh semangat. Baru saja lelaki itu menuangkan air ke mulut, Railey berdiri menubruk dadanya.

Byur!

Arif urung minum, setengah Air di botol tumpah ke wajahnya.

"Maaf, maaf, nggak sengaja," Railey menatap baju Arif yang basah. "sorry, Rif."

Arif menghela nafas pasrah, "oke," lelaki itu hendak minum lagi namun di cegah oleh Ninda.

"Heh, udah setengah lo abisin, bawa sini!" Ninda meraih botolnya.

"Gue belum minum, Nin," lirih Arif.

Ninda pergi membuat Railey merasa bersalah tapi juga nggak bisa tahan tawa, "gue beliin air."

"Ga usah," Arif menghentikan langkah Railey, "gue beli sendiri."

"Ikut," ujar Railey.

Sesampainya mereka di kantin, Railey melihat Miguel dan teman-temannya sedang asik nongkrong di meja paling ujung.

Kalau nggak ada Clara, Miguel biasa nongkrong di kantin. Tapi kalau cewek itu ada, pasti Miguel menemaninya ke kafe.

Manik mereka bersitubruk namun Railey memutusnya terlebih dahulu.

"Woy. Arif, Railey. Sini!" Itu suara Haikal.

"Gabung sini," Radit menggeser duduknya, "sebelah gue."

Arif mendekat dengan sebotol air di tangannya, sedangkan Railey tengah membayar hot coffee yang dibeli.

"Udah?" Tanya Arif saat Railey menghampiri cowok itu.

Railey mengangguk.

"Kita duluan, masih ada praktek," ujar Arif pada gerombolan Miguel.

Disini, Haikal dan Radit emang orang yang paling humble, berbeda dengan Miguel dan Aiden yang lebih pendiam. Kalau Yudis, dari awal udah keliatan kalau dia nggak suka sama anak boga.

Jasa BogaWhere stories live. Discover now