15. Hari Terakhir

286 30 5
                                    


HappyReading ☕








"Ini akun fake," komentar Nilo saat Railey menunjukkan akun instagram Teddy bear.

"Iya, tau," Railey menyilangkan kaki, "mungkin lo bisa nebak siapa pemilik akun ini?"

Nilo alias Nicholas yang menjabat sebagai sepupu Railey paling tua itu geram melihat tingkah gadis ini. Sebab, Railey selalu minta tolong apapun pada Nicholas, bahkan yang tidak bisa Nicholas handle sekalipun.

Bagi Railey, Nicholas serba bisa.

Cowok itu memukulkan bantal di wajah Railey, "gue gatau." Geramnya.

"Ga usah mukul," Railey cemberut lalu membalas pukulan bantal.

Nilo terkekeh, "lo selalu apa-apa minta tolong gue. Lo kira gue bisa segala hal?"

"Terus gimana dong?" Lirih Railey.

"Ya di kira-kira aja siapa pemilik akun itu. Dia bilang bukan temen bukan musuh. Cuma masa lalu yang punya banyak kenangan. Itu lo dilasih clue."

"Iya tapi siapaa," geram Railey.

"Lo punya temen anak tehnik komputer jaringan kan?" Tanya Nilo.

Railey mengangguk.

"Nah, itu. Minta tolong anak tehnik buat cari tau, siapa pemilik akun teddy Bear," saran Nilo.

"Emang bisa?" Mata Railey membulat penuh.

"Menurut ngana?" Kesel juga lama-lama ngadepin nih cewek. "apa gunanya mereka belajar jaringan lalau nggak paham beginian."

"Mereka bisa tau siapa orangnya?"

"Gue ga bisa masti in," jawab Nilo, "tapi minimal mereka tau email yang kesambung sama akun itu. Mungkin ada akun real nya?"

"Nah!" Railey membuang bantalnya girang, "ini yang gue maksud. Lo emang serba bisa!"

Nicholas merotasi matanya, "bego. Masa mikir gini doang gabisa."





* * *






Miguel duduk di balkon kamar dengan memangku gitar, menatap ke arah kebun dengan kolam renang ditengahnya.

Miguel suka sekali momen ini; angin yang berhembus, kicauan burung, alunan lembut dari gitar yang Ia petik dan suara daun bergesekan.

Tidak ada siapapun. Hanya Miguel bersama pikirannya yang berkecamuk.

Miguel suka sendirian. Dia suka ketenangan.

Ponselnya berdering membuat cowok itu berdecak. Ia memutus panggilan tanpa melihat nama penelpon .

Tangannya mulai menari di atas senar lagi, namun telepon itu terus mengusik. Tanpa pikir panjang, Miguel mematikan ponselnya dan melemparnya ke atas kasur.

Tidak ada yang boleh mengganggu jam tenang Miguel.





* * *





"Ga diangkat," adu Railey pada Nilo, "sibuk kah?"

"Pacaran kali," kata Nilo, "minggu pagi biasanya banyak yang jogging bareng pacar."

Railey berdecak.

Nilo meneliti wajah Railey, "Kok kesel?"

"Apasih, enggak." Kilah Railey.

"Rail," teliti Nilo, "lo nggak bisa bohongin gue."

Railey menghembuskan nafas, "lo pernah suka sama orang tapi diem-diem?"

Jasa BogaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang