~Prolog~

39 9 4
                                    


Hai teman-teman ini cerita pertama saya.
Semoga suka☺️
Jangan lupa Vote --->


Brakkkk

Buku binder terjatuh, seketika semua orang dalam kelas langsung menujukan pandangannya kepada Reza.

"Ada apa Reza, kamu mengantuk?"
"kamu cuci muka saja dulu, cepat!" Tegas dosen kepada Reza.

Reza yang saat itu memang sedang dalam keadaan mengantukpun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi ke toilet seraya masih menjadi pusat perhatian dari semua teman sekelasnya.

Hingga tibalah waktu istirahat, seluruh mahasiswa keluar dari kelasnya masing-masing menuju kantin.

"Hahhaha, ada-ada aja kamu Za,"
"sampe ketiduran di kelas." Ujar Bagas dengan sedikit meledek.

Reza hanya menghela napas sebagai tanggapan atas pernyataan dari Bagas. Dengan langkah mereka yang terus menuju kantin. Ketika sudah berada di kantin, Reza dan Bagas langsung memesan makanan dan duduk menunggu pesanan tersebut datang.

"Ih ngapain sih kamu ngikutin aku terus?" Terdengar suara seorang wanita yang hendak mengambil minuman dari kulkas kantin yang berada di paling depan pojok kanan.

"Kamu mau apa akan aku belikan, asal kamu mau berbicara empat mata denganku." Ucap seorang laki-laki dengan bahasa tubuh yang sedikit memaksa, seraya memegang lengan perempuan itu.

"Lepas! Atau lu bakalan menyesal".
"Lu siapa? jangan ikut campur lu!" Tegas laki-laki tersebut seraya menggerakkan tangannya yang di cengkram oleh Reza.

Reza hanya memberikan respon dengan tatapan tajam kearah laki-laki tersebut, yang membuat keadaan saat itu cukup menegangkan. Mereka bertiga menjadi pusat perhatian semua orang, bahkan Bagas juga memperhatikan tindakan yang dilakukan Reza dengan ekspresi panik.

"Berhenti!" Teriak seorang wanita yang ternyata itu adalah Ibu KAPRODI yang sudah berada di belakang.

Laki-laki kasar tersebut langsung melepaskan genggamannya dari lengan perempuan itu dan berlalu pergi. Begitupun dengan Reza yang langsung kembali ke tempat duduk, yang sementara perempuan tersebut masih terdiam dengan tangan yang sedikit bergetar.

"Ayo makan, keburu dingin." Ucap Bagas seraya menggeser makanan.
"Sial!" Ucap Reza dengan nada kesal dan ekpresi sedikit muram.

Bagas masih sesekali memperhatikan Reza, ia baru pertama kalinya melihat Reza yang seperti itu.

Keadaan kembali menjadi tenang, semua orang meneruskan aktivitas makannya kembali. Begitupun dengan Bagas dan Reza.

Meskipun keadaan sudah membaik, tetapi Bagas merasa tidak fokus ketika sedang makan. Karena dari tempat duduk lain, para siswa maupun siswi terdengar membicarakan tindakan Reza tadi dengan berbisik-bisik.

Bahkan Bagas memergoki 4 orang mahasiswa yang tempat duduknya bersebrangan, 4 orang mahasiswa tersebut terlihat terus mengarahkan pandangan mereka terhadap Reza. Terlihat pandangan sinis dengan mimik wajah seperti tertantang.

______

Waktu istirahat pun telah usai, Reza dan Bagas yang hendak menuju kelas tiba-tiba diberhentikan oleh 4 orang mahasiswa yang tadi memandangi Reza ketika di kantin.

"Wissss, santai dong jagoan,"
"mau kemana buru-buru amat, sanslah!" Ucap seorang dari mereka yang memiliki perawakan paling pendek diantara 3 orang lainnya, bahkan Reza masih lebih tinggi darinya.

"Gua Anjas, nama lu siapa bro?" Tanyanya seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Reza dengan ekspresi belagu.

"Gua gak ada urusan sama lu,"
"mau minggir sendiri atau gua retakin tulang rahang lu?" Tegas Reza yang seketika membuat ke-4 orang siswa tersebut langsung memberikan jalan sehingga Reza dan Bagas bisa lewat.

Reza dan Bagas pun berlalu melewati mereka ber-4 dan langsung masuk kedalam kelas. Mereka ber-4 hanya bisa memandangi Reza dan Bagas yang berlalu pergi.

______

Sementara itu Reza dan Bagas yang sudah duduk di kursinya masing-masing. Bagas yang masih bingung dengan perubahan sikap dari Reza. Karena Reza yang ia kenal merupakan sosok orang yang tidak berselera memiliki permasalahan sekecil apapun.

Tidak lama dosen pun datang, pembelajaran dimulai dengan langsung menampilkan materi awal yang terpancar dari projektor. Penjelasan demi penjelasan dosen dengan diiringi tanggapan dari beberapa mahasiswa, menjadikan suasana kelas kembali terisi setelah jam istirahat.

"Zaaaa, Rezaaaaa,"
"Nanti pulang bareng yu!" Ucap seorang perempuan yang duduk di belakang Reza dengan berbisik-bisik.

"Hey, Bagaaass pulang bareng ya!" Ajak perempuan tersebut dengan berbisik kepada Bagas, karena tidak mendapat respon Dari Reza.

Bagas pun hanya sedikit menganggukkan kepalanya sebagai respon atas ajakan dari perempuan tersebut.

Waktu terus berlalu, hingga akhirnya jam pulang pun tiba.

"Baik anak-anak hari ini Bapak tidak akan memberi tugas dulu, karena saya sedang banyak kerjaan lain." Ujar Bapak dosen yang seketika disambut tepuk tangan dari para mahasiswa dan mahasiswi.

_______

Kini Reza dan Bagas yang sudah berada di parkiran, hendak memakai helm. Tiba-tiba, 4 orang yang sempat menghadang mereka sewaktu tadi akan ke kelas, menghampiri Reza kembali.

"Langsung pulang bro?" Tanya Anjas dengan sikap sok akrabnya.

"Bukan urusan lu!" Tegas Reza menanggapi pertanyaan dari Anjas.

"Hey ayo pulang!" Ajak seorang perempuan yang tadi mengajak Reza dan Bagas saat di kelas.

"Sindi lu kenal mereka?" Tanya seorang laki-laki yang berbadan gempal.

"Ya kenal lah, kan aku dulu se SMA sama mereka,"
"awas ah ngalang-ngalangin aja!" Ucap Sindi seraya sedikit mendorong ke-4 orang tersebut karena menghalangi.

Belum sempat ada perbincangan yang lebih lama. Reza telah menyalakan motor maticnya, dan Sindi langsung naik berboncengan dengan Reza. Yang tentunya di ikuti oleh Bagas dengan motor Kawasaki ninja ZX-25R nya.

"Permisi." Ucap Bagas yang suaranya sedikit tertahan helm ketika hendak melewati mereka berempat dan berlaku pergi dengan Reza.

____________
____________

Pelukan TuberkulosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang