Bab 6 Kebahagiaan

3 0 0
                                    

_____

"Sudah semuanya? Cek lagi takutnya ada yang tertinggal!" Dengan gawai di tangannya, Reza mengingatkan.

"Aman kayaknya, lagian gak banyak juga kan barang-barangnya." Seraya mengangkat ransel merah berisi pakaian Zayan, dibarengi keringat halus di permukaan jidat Anjas.

"Sory ya gua ngerepotin kalian terus, gua jadi gak enak sama kalian. Di hari libur yang harusnya kalian istirahat, malah keganggu sama gua." Ujar Zayan dengan ekspresi semu.

Reza, Anjas, dan Zayan tengah disibukan dengan aktivitas mereka yang akan hendak pulang. Keadaan Zayan yang sudah cukup membaik, menjadikan teman-temannya ikut membantu mengemasi barang-barang milik Zayan selama ia dirawat. Meski begitu, saat ini mereka belum bisa membawa pulang Zayan. Karena harus terlebih dahulu mengurusi biaya administrasi perawatan Zayan.

Keadaan inilah yang sebenarnya membuat Reza belum tenang dan terus menghubungi Bagas. Bahkan Reza terus dibuat mundar-mandir menunggu kabar dari Bagas. Hingga setelah lama menunggu Bagas pun datang tanpa mengabari terlebih dahulu kepada mereka.

"Euh gua nunggu balasan chatt malah ceklis satu!" Reza sedikit menggerutu kepada Bagas.

"Hehehh, ini hand phonenya low-batt jadinya dari tadi mati." Tanggapan Bagas seraya menggaruk kecil belakang kepalanya.

"Ya sudahlah, ayo kita urusi pembiayaannya. Biar kita cepat pulang." Ajak Reza kepada Bagas.

Reza dan Bagas pun langsung menuju bagian kasir. Untuk segera membayar seluruh pembiayaan selama Zayan dirawat, setelah itu mereka segera bergegas untuk mengantar Zayan pulang.

"Eh lu gak bawa kendaraan? Kok berasa gak liat!" Pertanyaan Reza seraya melihat kiri kanan.

"Hehehe, enggak Za. Motorku di bengkel dan aku gak dibolehin bawa mobil sama Bundaku." Jawab Bagas seraya menggaruk kecil kepala.

"Lah terus gimana kita ke rumah Zayannya?" Tanya Reza dengan ekspresi bingung.

"Ya bareng kamulah, mau gimana lagi. Barang-baranya dibawa Anjas sebagian, nah sebagian lagi bawa sama kita!" Jelas Bagas.

Dengan ekspresi lesu Reza menuruti semuanya, ia mengira Bagas akan membawa mobil sehingga barang-barang bisa dimasukan kedalam mobil. Namun itu hanya berbuah ekspektasinya saja, karena Bagas justru tidak membawa kendaraannya.
_____

Mereka pun menata setiap barang agar bisa dibawa semua, karena motor Reza adalah motor matic jadi barang yang dibawa lebih memungkinkan ketimbang di angkut oleh motor trail milik Anjas. Hal tersebut lagi-lagi membuat Reza menghela napas, sebab motornya lumayan dipenuhi barang-barang. Bahkan Bagas sampai harus memangku beberapa barang.

Setelah itu mereka memulai perjalanan pulang, selama dalam perjalanan Reza dan Bagas harus menahan pegal dan sedikit sesak akibat barang yang lumayan memenuhi motor Reza. Meski keduanya cukup terepotkan, namun mereka melakukan semua itu dengan tulus. Setelah melewati perjalanan tersebut dengan penuh drama, mulai dari barang jatuh di tengah jalan, Anjas yang diserempet oleh ibu-ibu, sampai Bagas yang di goda oleh 2 orang waria yang menaiki angkot.
_____
_____

Akhirnya merek sampai di tempat tujuan. Setelah memarkirkan motor, Reza langsung melurus-luruskan puguhnya yang terasa pegal selama dalam perjalanan. Sementara itu, Zayan terdiam terpaku tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rumah nenek yang sudah sebagian rusak, kini sudah direnovasi dan menjadi baru.

Belum sempat Zayan berkata tiba-tiba neneknya datang dan langsung memeluk Zayan yang telah kembali pulang.

"Cucuku, syukur nak kamu sudah pulang, nenek sangat merindukan kamu." Dengan air mata yang mengalir seraya memeluk erat cucu kesayangannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pelukan TuberkulosisWhere stories live. Discover now