Bab 17 [Rambat Penggila Wanita]

325 29 0
                                    

Happy reading!!
------------------------------------

Althea tersentak begitu mendengar suara Jaren dan Diego memecah masuk ke gendang pendengarannya. Mereka berdua spontan teriak tatkala Althea mengajukan balasan yang membangkitkan emosi terpendam. Althea kembali memasang tampang tak berdosa di hadapan sang Ayah, berharap jika Javen nanti akan mengizinkan. dirinya membawa masuk Agares ke haremnya, tapi justru Jaren menentang keras keputusan Althea

"Kau tidak boleh membiarkan pembunuh ini masuk ke haremmu!" tegas Jaren.

"Tapi, kenapa? Tidak bisakah Anda melihatnya? Tubuh Agares terlihat sangat sempurna, dadanya vang bidang, wajah tampan, rambut perak, lalu. pupil mata hitam nan tajam. Bagian mananya yang tidak boleh menjadi selir saya? Pria kuat, tampan, memiliki otot yang seksi, itu semua adalah tipe pria yang saya sukai" balas Althea menekan balik Jaren dan Diego.

Sejujurnya mereka berdua juga terkejut tentang tipe pria vang disukai oleh Althea, awalnya mereka pikir Althea tidak begitu tertarik dengan pria tampan, tetapi nyatanya malah terbalik. Althea tampak dingin, kejam, brutal, dan tak memikirkan cinta dari luarnya, namun di dalam diri Althea dia masih saja seperti wanita pada umumnya.

"Biar kami carikan pria yang sesuai tipe Anda, tapi tolong jangan kriminal ini yang menjadi selir Anda. Dia telah banyak berbuat dosa, harap pikirkan keputusan Anda sekali lagi," ucap Diego.

Althea mengerucutkan bibirnya sembari melipat kedua tangan di dada, mukanya yang merajuk terlihat sangat menggemaskan.

"Aku tidak mau, aku mau Agares! Aku tidak ingin pria lain! Pokoknya Agares, Agares. Agares, dan Agares!"

Suara Althea yang lantang dapat didengar oleh seluruh orang yang secara kebetulan juga berada di sekitar mereka. Para pelayan, ksatria, pekerja kebun, mereka mengarahkan fokus kepada Althea yang mendesak Jaren agar mengizinkannya memasukkan Agares ke dalam harem, Jaren menepuk keningnya pelan lalu mengacak-acak rambutnya, tergurat ekspresi pening dari garis wajah Jaren.

"Tidak boleh, Althea. Kau-"

"Saya tidak dengar! Saya tidak dengar! Pokoknya saya mau Agares!"

Althea menjatuhkan diri seraya berguling-guling di atas lantai, kegilaan Althea kian menjadi-jadi. Seorang Tuan Putri berguling di atas lantai yang kotor justru malah merendahkan martabat anggota kekaisaran. Tetapi, Althea tidak memikirkan hal tersebut, yang terpenting keinginannya dituruti dan mengabaikan hal memalukan yang dia lakukan. Semakin Jaren mencoba menolak, semakin banyak tingkah memalukan yang diperbuat Althea.

"Saya akan terus tidur di sini sampai Anda mengizinkan Agares masuk ke dalam harem!" Agares menatap nanar Althea, mimik datarnya masih tidak menunjukkan perubahan, sepertinya din tidak punya raut muka yang lain lagi.

'Kenapa wanita ini bersikeras ingin menjadikanku selirnya? Padahal aku seorang pembunuh' pikir Agares

Ketika itu, tanda lahir mahkota di pergelangan tangan Althea bersinar terang, Agares dapat menyaksikan jelas sinar yang terpancar dari sana.

Namun, kali ini reaksi tanda mahkota jauh berbeda dari biasanya. Pergelangan tangan Althea merasakan sakit teramat sangat seakan tangannya dirajam oleh puluhan jarum tajam.

"Arrghh tanganku!" ringis Althea merintih pedih.

Agares sigap menarik tangan Althea untuk bangun dari posisi tidurannya, Agares merengkuh pinggang Althea sembari menggenggam pergelangan tangan Althea. Jaren sontak terkejut melihat Althea tiba-tiba menunjukkan reaksi tidak biasa. Suara erangan kecil dari mulut Althea memicu kekhawatiran besar dari Jaren dan Diego. Mereka kebingungan penyebab alasan Althea seperti demikian, Jaren mencoba memanggil-manggil nama Althea berulang kali.

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang