BAB 4: Sang Juru Kunci

32 17 8
                                    


Arin melihat penampilan Abah Ipul ini begitu unik tapi juga sedikit menyeramkan.
Abah jauh dari kata penampilan orang pintar atau Dukun.tapi lebih seperti rocker jaman scorpion.

"Neng berdua...mungkin neng berdua berpikir abah ini orang gak baik atau penipu bahkan perampok.Abah memang suka tampil begini .gak harus sombong memamerkan diri kalau kuta orang pinter atau sakti.Abah nyaman dengan identitas Abah sendiri "
Kata kata yang meluncur dari Abah Ipul seolah menjawab dan tahu isi pikiran Arin dan Lena.

Arin dan Lena nampak sedikit malu.

"Gak juga bah....saya hanya merasa senang bisa sampai di tempat ini "
Lena segera memberikan Asumsi nya.

Abah ipul menyalakan rokok kretek nya dan dengan santai mengikat rambut nya.

"Kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilan Neng .faktanya banyak kyai yang gak bener.banyak yang ngaku Dukun sakti dengan memakai Atribut serem.tapi mereka cuma penipu.Abah hanya juru kunci.hanya bisa berbagi nasehat baik.,
Ucapan Abah Ipul kali ini sangat mengena di hati Arin dan Lena

Apa yang di ucapkan Abah memang benar.kita tak bisa menilai seseorang hanya dari sampul nya saja

"Memang begitu Bah...orang terlihat jahat tapi belum tentu jahat "ujar Arin membenarkan.

"Dan setiap masalah manusia itu ada jalan keluarnya.yang penting pikiran harus tenang "

Abah Ipul mulai banyak berbicara hal hal yang jauh dari pemikiran Arin dan Lena.ucapanya semua terdengar begitu bijak.
Dari dalam ruangan rumah ,muncul seorang gadis membawa minuman dan sepiring singkong goreng .wajahnya cantik dan masih tampak muda.mungkin usianya masih 25 an.
Rambutnya tergerai panjang.

"Apakah ini anak Abah."gumam Arin dalam hati.

"Nilam sudah menyiapkan makanan buat kita.perkenalkan..ini Nilam...anak dari sahabat Abah di lampung dan setahun ini di titipkan di sini "

Nilam....gadis itu mengangguk dengan sopan dan tersenyum manis.

"Selamat datang teteh."sapanya.

Arin dan Lena mengulurkan tangan untuk berkenalan.

Merekapun asik mengobrol dan ber interaksi
Arin merasa kalau Abah ipul ini orang yang fleksibel.meskipun Arin juga melihat kalau Abah termasuk pelaku mistis.dilihat dari apa yang ada di sekitar rumah.dan Arin juga melihat benda benda pusaka di dalam ruangan.

Sedangkan Lena sendiri sepertinya sangat cocok bertukar cerita dan keluh kesah pada Abah Ipul.

"Hidup itu kita sendiri yang tentukan.mau lewat jalan yang mana sesuai kebutuhan.ini gunung karang.gunung seribu keramat dari yang hitam sampai yang putih.setiap orang datang ingin menyelesaikan masalah dengan cara yang mereka mau.
Abah hanya penunjuk jalan ke tempat yang di tuju.tapi Abah selalu bicara di awal semua resikonya.jalan putih dan lurus lebih baik.Tapi semua tergantung pada si empunya masalah.mau pake yang mana.
Abah Ipul berbicara tentang berbagai hal yang mulai menjurus pada hal mistis.

Arin hanya merasa kalau Abah ini benar.jalan apapun yang ada di depan mata.kita sendiri yang pilih dan tentukan.

Setelah pembicaraan yang panjang.Arin berpamitan ingin pulang karena ada urusan lain.

"Rin...kau pulang di antar joni ya.malam ini aku ingin menginap disini dengan Nilam"

Arin terkejut "haa.....nginap.?

"Iya , aku masih banyak yang ingin di bicarakan dengan Abah.Kau kan ada Ibumu dirumah "

Arin mengangguk."iya Zia juga sudah menelpon tadi .besok aku harus ke sekolah Elang."

RITUALWhere stories live. Discover now