Alea dengan semangat mengemasi barang barangnya dibantu oleh Gerhana. Hari ini ia sudah diperbolehkan pulang
"Lo gak sekolah?" Tanya Alea menatap Gerhana
Gerhana menggeleng "gak, hari ini kelulusan kelas 12"
Alea mengangguk "Pulang dari sini gue mau ke mall"
"Habis dari rumah sakit langsung pulang ke rumah, gak ada acara mampir mampir dulu" tolak Gerhana
Alea menatap Gerhana sinis "ingat lo udah janji, bakal turutin semua kemauan gue, apapun itu"
Gerhana mengangguk ia sama sekali tidak lupa dengan janji tersebut, janji yang akan membuatnya bangkrut "tapi gak sekarang Alea, bentar lagi ujian lo harus belajar"
"Cepat bat dah, perasaan baru sehari gue gak sekolah"
Gerhana menoyor pelan dahi Alea membuat garis itu menatap tajam dirinya "lo udah seminggu di rumah sakit"
Alea mengusap pelan dahinya "gue gak mau belajar"
"Trus kapan mau nya"
"Gue gak suka belajar"
Gerhana mengangguk mengerti "pantesan bodoh"
Alea menatap Gerhana tidak terima "enak aja gini gini gue masuk sepuluh besar ya"
"Sepuluh terlalu besar"
"Trus berapa? tiga besar gitu, mentang mentang situ pintar" sindir Alea
"Makanya belajar lo sebenarnya bisa cuma kurang di asah aja" nasehat Gerhana
Alea menggeleng "gue gak mau"
"Gue bantu" bujuk Gerhana
"Nanti lo kalah saing" alibi Alea
"Yakin" Gerhana menatap Alea tidak yakin
"Wah ngeremihin gue" dengus Alea merasa diremehkan
Gerhana mengangguk dengan ekspresi menyebalkannya yang membuat Alea ingin mencakarnya
"Yaudah buktiin" tantang Gerhana
"Fine" putus Alea
Sebenarnya ia sedikit tidak yakin ah mungkin memang tidak yakin atau bahkan tidak memiliki keyakinan untuk mengalahi seorang Gerhana, yang notabe nya siswa berprestasi yang sering mengikuti Olimpiade bahkan kemarin saja Gerhana mendapatkan juara satu di Olimpiade sains tingkat nasional
Gerhana tersenyum sedikit mengacak surai gadis disampingnya
Mereka berdua berjalan beriringan menelusuri kolidor rumah sakit untuk menuju parkiran setelah selesai mengurus administrasi
Gerhana memasukkan barang barang Alea ke dalam bagasi sedangkan Alea sudah enteng duduk di kursi samping pengemudi
"Punya siapa" Tunjuk Alea menatap kalung di gasbor
Gerhana yang baru menduduki kursinya sedikit melirik kalung tersebut "kalau lo suka ambil aja"
Mata Alea berbinar menatap kalung yang tampak sangat cantik "boleh"
Gerhana mengangguk toh tidak mungkin ia memakai kalung perempuan
"Gimana cantik kan" ujar Alea memperlihatkan kalung yang sudah terpasang indah di leher jenjangnya
"Cantik"
"Jelas dong yang pakek gue" sombong Alea
Gerhana mendengus "kalau lo yang pakek kadar kecantikan kalung nya berkurang"
Alea menggigit lengan Gerhana kesal "sembarangan lo"
Gerhana meringis pelan "lo mau kita kecelakaan, gue lagi nyetir"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarka
Teen FictionSempurna kata itulah yang cocok untuk menggambarkan sosok Alvarka emanuel ed Morgan Diminta menjadi pengganti ketua geng yang terkenal bernama phoenix untuk angkatan kesepuluh tidak pernah terlintas dalam benakny Pindah sekolah karna ingin mencari t...