Alvarka merebahkan tubuhnya pada single bed tanpa melepaskan seragam sekolahnya, menghela nafas mengingat ujian telah usai ntah mengapa ia begitu frustrasi menghadapi ujian padahal ia tak pernah serius mengerjakan soalMembuka matanya kemudian meringsut bangun bergegas menuju kamar mandi guna membersihkan diri
Setelah beberapa menit Alvarka keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang sudah segar dan rambut basah yang menambah ketampanannya dua kali lipat
Melangkah mendekati nakas kala benda pipih berlogo Apple itu terus berdering nama, Gavan lah yang tertara pada layar ponsel Alvarka sebagai pemanggil
"Lo masih di rumah Al"
suara indah bak kambing kejebit itulah yang menyambut indra pendengaran Alvarka
Alvarka menggeram kesal saat telinganya berdungung "ck, ngga usah teriak"
Terdengar kekehan Gavan di seberang sana "santai Al, kita semua udah ngumpul nanti ada yang mau kita lihatin sama lo"
"Gue otw" ujar Alvarka memutuskan sambungan secara sepihak
Setelah selesai memakai pakaiannya Alvarka mengambil kunci motornya memasangkan jaket kebanggaan nya yang berlambang burung phoenix pada tubuh tegap nya
Berjalan menuruni anak tangga namun langkahnya terhenti pada pijakan anak tangga terakhir saat matanya menangkap sosok wanita yang tidak tahu diri duduk dengan tenang sembari bergelayut manja pada lengan pria dewasa yaitu papa nya
Sejak Emanuel dan Edrea selaku kedua orang tuanya bercerai, Emanuel sang papa kerap kali membawa selingkuhannya kerumah yang membuat Alvarka mati Matian menahan emosinya
Alvarka memilih abai melanjutkan langkahnya namun langkahnya berhenti saat suara bariton itu masuk menyapanya
"Alvarka tidak bisakah kau menyapa orang yang lebih tua" Emanuel menatap tajam Alvarka
Alvarka menatap datar sang papa "bisa, tapi saya memilih untuk tidak menyapa"kemudian melanjutkan langkahnya tak peduli dengan sang papa yang murka memanggil namanya
"ANAK SIALAN TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN"
"Udah mas mungkin dia lagi capek"
"Kamu perkenal kan anak laki-laki mu, aku ingin melihat ku dengar dia mudah di atur" ujar Emanuel membuat Alvarka yang masih bisa mendengarnya menghentikan langkahnya seraya mengepalkan tangannya menahan emosi
Terlahir tanpa kasih sayang kedua orang tua, membuat Alvarka sering membuat kekacauan hanya untuk mencari perhatian kedua orang tuanya
Sempat terlintas dalam benak nya, bolehkah ia bersikap egois,agar orang tua nya tidak bercerai demi dirinya? Bisakah orang tuanya memikirkan nya?
Namun usahanya tak pernah membuahkan hasil yang dia inginkan tepat ia berusia 10 tahun kedua orang tuanya resmi bercerai
Melanjutkan langkah nya mengabaikan urusan yang tak penting, mulai melajukan motor dengan kecepatan penuh menuju markas utama phoenix
Motor Alvarka berhenti saat matanya menangkap siluet gadis yang ia kenal namun alis menukik saat matanya menangkap sosok pemuda yang tak asing baginya, terus memperhatikannya sampai sebuah pasang mata yang menyadari kegiatan nya
Merasa ia telah tertangkap basah Alvarka menutup kaca helm nya kembali melajukan motornya menuju tempat tujuannya
Saat Alvarka tiba di markas suasana markas tampak ramai banyak sapaan yang dilontarkan untuknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarka
Teen FictionSempurna kata itulah yang cocok untuk menggambarkan sosok Alvarka emanuel ed Morgan Diminta menjadi pengganti ketua geng yang terkenal bernama phoenix untuk angkatan kesepuluh tidak pernah terlintas dalam benakny Pindah sekolah karna ingin mencari t...