Merah jambu

7 2 4
                                    

Hari yang gelap dengan hujan yang terus membasahi bumi disertai deru guntur yang saling bersaut-sautan dengan angin yang bisa di bilang cukup kencang, membuat cuaca hari itu lebih dingin dari biasanya. Segelas coklat hangat dengan beberapa potong cookies di meja menjadi teman untuk sepasang kekasih menikmati waktu mereka sembari menunggu hujan reda. Gading tak pernah tau bahwa coklat hangat akan sehangat itu di kala hujan tiba. Ia mulai berpikir darimana rasa hangat itu berasal apakah dari coklat yang baru saja ia teguk atau dari tawa seorang gadis yang baru saja menjadi kekasihnya ini. Saat ini Gading tengah duduk di kursi yang berada dekat jendela bersama dengan Aruna di dalam apartemen milik Aruna. Setelah agenda hujan-hujanan di taman tadi, Gading memutuskan untuk mengikuti Aruna ke apartemen miliknya untuk mandi dan berganti baju sambil menunggu hujan mereda. Awalnya ia menolak dengan alasan tidak bawa baju ganti lah, mau hujan-hujanan saja lah, apart nya dekat lah, namun pada akhirnya ia menyerah juga karena melihat Aruna khawatir kalau dia akan sakit dan disinilah ia berada sekarang.

"Hahahaha kak lucu banget lagi dingin-dingin gini malah pake kaos futsal" tawa Aruna tak henti-henti sejak melihat Gading keluar memakai kaos futsal miliknya dari arah kamar mandi.

"Ya gimana lagi adanya cuma ini di jok motor" ucap Gading sambil membenarkan kaos miliknya.

"Baju gue gak ada yang gede sih gak ada yang muat sama kakak. Badan kakak sih gede banget"

"Lah kok malah jadi body shaming gini"

"Hahahaha canda kak canda. Tapi emang gak dingin kak, kaos futsal kan tipis mana tu celana pendek banget lagi. Aku ambilin selimut ya"

"Gak terlalu dingin kok, kan lagian AC nya gak di idupin, trus ini ada coklat panas buatan 'pacar' aku juga" ucap Gading seraya mengangkat gelas miliknya dan menyesapnya perlahan.

'pacar' ya. Hihihi Aruna jadi malu, pipi dan telinga nya seketika merah merona, wajahnya panas. Aruna hanya bisa menyesap coklat hangat miliknya untuk meredakan rasa saltingnya itu.

"Kakak lebay ih"

"Hihihi lucu banget sih PACAR aku kalo lagi salting" ucap Gading dengan sedikit penekanan di bagian 'pacar'.

"KAKAK UDAH IHH AKU MALU TAUUUUU" ucap Aruna dengan sedikit berteriak sambil menutupi seluruh wajahnya menggunakan telapak tangan.

"Hahahaha iya deh iya kakak berhenti"

"Besok kelas jam berapa?"

"Hmmm pagi jam 8"

"Aku jemput ya"

"Emang kak Gading mulai kelas jam berapa?

"Mmm jam 10 kalo gak salah"

"Ihh, gak usah deh kak, masa kakak ke kampus 2 jam sebelumnya. Ntar kakak abis nganterin aku terus kemana masa pulang kasian dong kakaknya. Lagian tuh deket dari balkon aja keliatan tu fakultas gue"

"Yahhhhhhh kalo gitu pulang nya aja gimana?"

"Gue kelas sampe jam 3 sih kak"

"Ya udah kalo gitu pulang nya kakak samper di fakultas ya"

"Iya deh"

🍒

Gading tengah berjalan menyusuri lorong-lorong fakultasnya yang cukup ramai, matanya fokus mencari wajah yang amat sangat ingin dilihat nya hari itu. Pucuk di cinta ulam pun tiba wajah itu menampakkan dirinya yang terlihat sedang bercanda ria dengan kedua temannya yang Gading ketahui itu adalah Meidiana dan Nadin. Ia langkahkan kakinya menuju gadis pujaannya itu.

"Hai" ucap Gading seraya melambaikan tangan nya ke arah Aruna dan kedua temannya.

"Oh hai kak" ucap Aruna sambil melangkahkan kakinya menuju Gading yang berjalan ke arahnya.

Titik TemuWhere stories live. Discover now