Part 2

154 12 0
                                    

"Loh luwe tho? " Tanya gus iqdam setelah melihat tanganku membawa sebungkus cilok

Aku menghela sebentar

"mboten gus niku... Eee.. Gus el"kataku terbata aku menunduk tak berani menatap wajah Gus iqdam dan kali ini aku pasti didukani karna lalai menjaga Gus el.

" Opo. O novel? "Kata Gus iqdam seperti mengintrogasi aku kikuk mau jawab apa

" Tadi sama kulo Gus, tapi... "Belum selesai aku menjawab Gus iq memanggil putranya

"Nak... Novel.. Ini lo mas danu"Kualihkan
pandanganku ke kaca mobil ternyata gus el sudah bersama Nayla,

"Makasih mas danu.."kata gus el setelah menerima cilok dariku.

Aku tersenyum sekilas, rasanya sedikit kesal dari tadi aku bingung mencari eh tau tau nya sudah ada dimobil, pasti ini ulahnya Nayla dari mukanya sudah kelihatan dia cengengesan seperti mengejekku awas aja kamu nay! !!

***

    Aku menghela sebentar setelah memarkir mobil dihalaman ndalem, lalu segera kubuka bagasi dan mengeluarkan belanjaaan tadi.

"Dol, koe seng ngangkat kardus aqua aku sing jajan yo"

Kedua alis badol bertaut
"ngawur kok enak aku sing abot abot " protes badol tidak Terima.

"Itung itung olah raga dol nyilikne awak"aku terkikik pelan.

Akhirnya badol mau mengangkat kardus itu padahal aku tadi hanya bercanda.

      Setelah 5 menit selesai meletakkan semua belanjaan tadi ku hela napas panjang menghembuskannya pelan, rasanya tenggorokanku haus sekali, badol juga terlihat lemas memang tadi belum sempat makan apalagi dia makannya banyak.

"Gus el main apa itu.. Ayo main sama mas badol" Ucap badol selepas menaruh kardus diruang tamu.gus el tak menghiraukan badol ia masih asyik bermain mobil mobilan.

"Gus el sayang, mas danu ikut main sama mbak nay ya" Kataku ketika melihat nayla sepertinya ia sibuk membaca.

"Mbak nay cantik main ayoo! " Rayuku tapi kali ini nayla tidak membantah ia masih duduk diam tak bergerak sedikitpun.

"Nayla kesambet opo tho kok meneng" Bisik badol membuatku terkikik pelan.

"Mas itu bukan mbak nay" Ucap Gus el membuatku kaget

seketika perempuan itu menoleh kearah kami ternyata benar bukan nayla tapi sama persis sarung yang dipakai juga sama seperti punya nayla. Tapi dari wajahnya asing aku tak pernah bertemu sebelumnya.

"Peh.. Uayuu tenan Dan" Bisik badol ditelingaku

"Iyo e" Mataku masih fokus menatap perempuan yang sibuk membaca buku itu.

" Ngapunten mbak, saya kira nayla"kataku sedikit gugup, perempuan itu hanya tersenyum tak mengalihkan tatapannya dari buku yang ia bawa.

"Santri anyar ya mbak kok gak pernah ketemu? "Tanya badol, perempuan itu hanya mengangguk tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya membuat badol tak henti hentinya memandang wajah itu.

"Dol tau gak,ada yang manis tapi bukan gula" Kataku

"Opo tho dan? "

"Itu mbak nya hahaha... "

                                            ...


#Nayla pov:

"Mana pisau nya? "
Mbak diyah pun mengulurkan sebilah pisau kearahku

"Gus el tidur a nay" Tanya mbak diyah abdi ndalem bagian perdapuran.

"Enggak lagi main sama ning jihan"

"Neng jihan? " Ucap mbak mbak kaget.

"Beliau nembe rawuh kan wes gak mondok di kediri katanya sih mau bantu ngajar di pondok  sendiri" Kataku sembari mengupasi bawang.

"Huhhhh.. Ning jihan iku masyaalloh tabarokalloh wes ayu mening apal Qur'an pokok e perfect wes" Kata Hikmah abdi ndalem bagian nyuci baju.

"Eh.. Aku ae pernah setoran nang ning jihan gagal fokus gara gara sangking cantik nya suarane pol, pol merdune" Kata uswatun abdi ndalem bagian nyapu.

***

Dihari ini seperti biasa berkumpulnya mbak mbak ndalem di markas andalan, kami menyebutnya pawon pusat. Setiap kali setelah rampungnya pekerjaan satu persatu berkumpul kesini ya sekedar membantu mbak diyah dan mbak mbak dapur lainnya kadang kami juga ghibah ghibah sedikit ghibahin mas mas pondok yang pastinya istiqomah yang gak pernah absen apalagi mas mas hadroh pusat  selalu aja ada kabar terbaru dari mereka.

"Mbak diyah gimana nihh sama mbah no? " Kata hikmah

"Heh ojo ngawur" Mbak diyah pun tidak Terima kalau dirinya dijodoh jodohkan sama cak margono, personil hadroh

"Gak usah nolak mbak samean pasti seneng kan" Kataku

Kali ini mbak diyah hanya tersenyum, mungkin benar ada perasaan didalam hati mbak diyah, karna sama sama abdi ndalem perdapuran makanya sering ketemu, meskipun hanya saling diam pasti sama sama ada perasaan.

"Nay sama mas itu gimana? " Tanya mbak diyah membuat semua  menatapku
Aku pun tak menjawab.

"Cie cieee... Bojone Danu nihh lagi kupas bawang"kata hikmah, ia pun ku hantam bawang

" Aww... "Ringis nya

" Lagi terdanu Danu ya nay"kata uswatun





.
.
.
.

Bersambung dulu ya... 😊
Semangat untuk para pembaca
Semoga menghibur....


Date:25 Desember 2023

DanuartaWhere stories live. Discover now