Narasi Tuan asa

10 1 0
                                    

Mencintaimu adalah sebuah

Dedikasi tingkat tinggi

Filantropi tanpa pambrih

Mari saling berkalibrasi

Dalam waktu yang cukup lama

Hingga kita 

Terpisahkan oleh maut.

~Pelangi.

~Pelangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Sial," ucap Arvio dengan nada kesal.

"Gw ga boleh terus-terusan mikirin cewek itu. Harusnya gw sadar kalau Pelangi sudah nyuruh gw buat berhenti mencintainya. Pelangi, elu jahat," ujar Arvio sambil menarik nafas dalam. Ada rasa sakit yang tak mampu dijelaskan.

Kreekk... di tengah kegalauan Arvio, tiba-tiba pintu tempat mereka latihan ngeband dibuka. Ternyata itu adalah Oana dan Daimen.

Arvio bergegas menghapus air matanya yang sempat menetes tadi.

"Vi," kata Oana dengan lembut sambil mendekati Arvio. Dengan lirikan yang terlihat sinis, Arvio hanya melirik temannya yang ada di samping kanan.

"Lo, kenapa Vi?" tanya Oana.

"Ga papa," sahut Arvio.

"Elu bohong kan? Elu lagi ga baik-baik aja," sahut Daimen.

"Apaansih? Ya kalau gw bilang gw gak papa ya gak papa anjing," Arvio menaikkan nada suaranya.

"Vi, pun elo herbohong dengan kita kebenarannya elu gak baik-baik aja. Elu ga kayak biasanya, orang yang selalu bikin ulah, selalu malakin, selalu membully, tiba-tiba diam kayak gini?"

"Gw, gw..." Arvio hanya diam tak membalas omongan Oana.

"Vi, lo cuma butuh ruang buat cerita, lampiasin semua masalah elu ke hal yang buat elu tenang," sambung Daimen berdiri di dekat pintu. Ia sebenarnya pun tak tega melihat Arvio, namun karena sifat Arvio membuat Daimen benci pada Arvio.

"Ada benarnya kata lo."

"Tenangin dirimu Ar, apa pun masalahnya pasti terselesaikan asalkan elu harus terbuka."

"Gw tau, haha," tawa Arvio kecil.

"Kali ini gw ngucapin makasih sama lo pada."

"Lo butuh ruangan ini buat menyendiri ga? Kalau lo butuh, kita bakalan keluar sama Oana," ujar Daimen.

"Udah, kita latihan aja. Biarin masalah pribadi gw, gw pinggirin dulu. Yang terpenting, kita harus juara. Hadiahnya lumayan buat perobatan ibu Oana," sahut Arvio sambil mengambil gitar.

Dia tua asa (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang