Bagian #19

21.4K 710 14
                                    

    Seperti janjinya kemarin,Genta benar benar mengajak Devan untuk potong rambut bareng, sebelum membeli keperluan buat sekolah Devan nanti.

Sheena memainkan ponselnya sampai menunggu kedua lelaki itu selesai.

Selang beberapa akhirnya mereka sudah selesai dengan potongan rambutnya masing masing.

"Wih ganteng banget anaknya mama." Ujar Sheena pada anaknya itu.Devan memang kelihatan lebih tampan dari sebelum di potong rambutnya tadi.

"Tuh kan pa,aku itu memang lebih ganteng dari papa, buktinya mama cuma bilang ganteng ke aku doang." Ujarnya dengan bangganya.

"Kamu ganteng juga turunan dari papa." Sahutnya.

"Tapi tetep gantengan aku,wlee."

"Serah deh." Ujarnya yang berjalan keluar lebih dulu setelah membayarnya.

  Sheena dan Devan terkekeh lalu mengikuti langkah bapak anak satu itu.

Kini mereka sedang berada di tempat perlengkapan sekolah.Devan sangat antusias saat belanja untuk kebutuhan sekolahnya itu.

"Mau yang mana?" Tanyanya seraya memperlihatkan dua tas dengan warna dan gambar yang berbeda itu.

Devan menunjuk pilihan itu.karena diantara dua pilihan itu ada gambar yang ia sangat sukai.

     Selesai membeli perlengkapan sekolahnya sang anak.Genta mengajak makan siang lebih dulu sebelum pulang.

"Papa." Panggil Devan.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Jangan main handphone mulu." Ujarnya seraya mengerucutkan bibirnya itu.

Lelaki itu mengalah dan menaruh ponselnya itu.

"Abis ini mau kemana lagi?" Tanya Genta pada sang anak.

Devan mengetuk ngetukan jarinya pada dagunya seolah sedang berpikir.

"Pulang aja deh,cape." Balasnya.

Makanan yang dipesan tadi sudah sampai.dan mereka langsung menyantapnya tanpa ada obrolan apapun.

                 Di perjalanan pulang kerumah,sama sekali tidak ada obrolan apapun terlebih Devan tertidur membuat kedua orang dewasa itu seakan tidak punya alasan untuk berbicara.

"Biar saya aja yang gendong."ujarnya yang diangguki Sheena.

Genta langsung memangku anaknya itu yang ada di pangkuan istrinya itu.lalu masuk kedalam untuk menidurkannya di kamarnya sendiri.

Sheena mengambil tasnya serta belanjaan tadi lalu ikut menyusul kedalam.

Perempuan itu menaruh belanjaan itu disofa saat mendengar ada tamu di luar.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Genta,ada?" Tanyanya.

"Ada,ayo masuk dulu." Ujarnya.ia tahu jika orang didepannya ini adalah teman dekat dari suaminya itu.

"Eh gausah, diluar aja gapapa." Balasnya.karena di luar juga ada kursi untuk duduk.

Sheena mengangguk lalu pamit untuk masuk sekalian memanggil Genta yang masih ada di atas itu.

"Di luar ada temannya mas." Beritahunya.

"Nanti saya kesana." Ujarnya, karena ia masih bertelepon dengan rekan kerjanya itu.

Sheena mengangguk dan pergi menuju dapur untuk membuatkan munum terlebih dulu.setelah itu ia langsung membawanya keluar.

"Mas Genta nya masih telpon,tapi nanti kalo udah selesai langsung kesini ko." Ujarnya.

"Oh iya gapapa."

"Iya,diminum dulu aja." Ujarnya yang langsung diangguki oleh orang itu.

Setelahnya Sheena masuk kembali.bukannya tidak mau menemani, hanya saja ia takut tetangga salah mengira jika melihatnya bersama laki laki lain,terlebih Genta juga pasti akan marah jika ia masih diluar dengan temannya itu.

  Selang beberapa menit,Genta yang sudah selesai bertelpon itupun langsung menghampiri temannya itu.

"Ada apa?" Tanyanya to the point.

"To the point banget si lo,gak seru ah."  Ujarnya.

"Gue gak suka basa basi." Balasnya .

Laki laki bernama Lian itu memberikan udangan pernikahannya itu.

"Jangan lupa dateng." Ujarnya.

"Gak janji."

"Awas aja kalo gak datang,gue bakar nih rumah lo." Candanya.

"Berani?" Tanyanya datar.

"Ya jelas enggaklah,ngadi ngadi lo." Kekehnya. "Btw istri lo cantik banget ternyata." Lanjutnya.

" Biasanya aja."

"Biasanya aja gimana, maksudnya,katarak kali ya mata lo.cakep gitu dibilang biasa aja."

"Gausah bahas itu." Ketusnya.

" Jangan bilang lo belum naksir bini sendiri?udah satu tahun lho" Tanyanya.

"Gue gak pernah nganggep dia istri gue, dia itu cuma pengasuhnya Anak gue gak lebih dari itu." Ujarnya.

"Emang gak waras ya lo,bisa bisanya lo ngomong kayak gitu.ntar nyesel lho." Nasihatnya.

Genta terkekeh pelan. " Gue? Nyesel? Gakan. " Katanya dengan yakin.

"Astaghfirullah,lo itu ternyata selain kulkas, brengsek juga ya."

" Kenapa lo bela dia? Suka sama cewek miskin itu? inget lo itu udah mau nikah."

  Tanpa mereka sadari sedari Tadi Sheena mendengar semuanya.
"Aku memang harus sadar diri, gausah berharap lebih." Gumamnya.













Next gak?

















GENNA Where stories live. Discover now