Bagian #35

19.7K 617 203
                                    

Budayakan vote setelah membaca ya man teman semuanya hargailah Author nya yang sudah jungkir balik mikirin alurnya hhe






H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
.
.
.
.
.
.
.











Setelah acara akad tadi siang,malamnya Genta langsung mengajak anak istrinya untuk pindahan kerumahnya.

Tadinya Genta ingin menyiapkan resepsi juga untuk pernikahannya,namun Sheena menolaknya karena mengingat ini adalah pernikahan kedua kalinya jadi rasanya akad saja sudah cukup.

"Ini kamarnya Za, papa harap kamu suka." Ujarnya.ia memang sudah menyiapkan kamar untuk putrinya yang berada di sebelah ruangan kerja Genta,namun masih sama sama dilantai dua.

"Za suka banget pa." Ujarnya dengan senyum bahagianya.

" Yaudah,kamu istirahat ya,udah malam juga." Ujarnya yang langsung diangguki oleh Aliza.

Genta keluar dari kamar putrinya itu dan berjalan kearah kamarnya.dilihatnya Sheena yang masih berdiri didepan kamar mereka tanpa berniat masuk kedalam.

"Na, kenapa gak masuk?" Tanyanya.namun wanita itu tidak menjawab dan tetap diam saja.

"Masih keinget malam itu ya?" Tanyanya.ia sadar malam itu ia sangat kejam yang mungkin saja membuat wanita itu trauma akan tempat ini.

"Kalo kamu memang gak nyaman,kita bisa pake kamar Devan." usulnya.

Karena kamar Devan memang kosong.ia memang tidak mengubah sedikitpun apapun yang ada dikamar mendiang putranya itu.namun jika Istrinya ingin tidur disana mungkin ia akan mengubahnya.

"Gausah." Balasnya yang langsung pergi masuk kedalam kamarnya yang dulu sempat ia tinggali.

Genta menghela nafasnya pelan dan mengikuti istrinya itu.

"Kalo kamu mau saya bisa beli rumah baru." Tawarnya.

"Gak perlu." Balasnya singkat.sejujurnya ia memang tidak nyaman saat masuk kedalam kamar ini lagi, karena setiap kali ia melihat sekitar kamar ini selalu mengingatkannya pada kejadian yang menghancurkan kehidupannya.

Namun ia juga tidak mau pindah rumah karena disinilah kenangan berarti Devan berada.

"Na,kalo kamu mau pindah juga gapapa ko,saya bisa ngerti itu.

"Gak perlu, saya gapapa ko." Balasnya.

Genta menarik pelan tangan istrinya itu agar duduk di sisi ranjang.ia menggenggam tangan Sheena seraya menatapnya.

"Saya tau kesalahan saya memang tidak mudah untuk dimaafkan,sekalipun kamu mengatakan jika sudah memaafkan saya tapi saya tau luka yang saya berikan dulu gak mudah kamu lupakan gitu aja." Ujarnya menjeda ucapannya.

"Saya juga tau kamu mau menikah dengan saya karena Aliza,anak kita.tapi saya benar benar ingin memperbaiki semuanya.untuk itu tolong bantu saya agar bisa mencintai kamu.kita mulai semuanya dari awal." Lanjutnya.

Sheena terdiam mendengar semuanya kata kata itu.baru kali ini ia melihat Genta berbicara setulus ini.sepertinya benar,tidak ada salahnya untuk memberikan kesempatan kedua padanya.

"Saya akan coba itu,tapi ingat baik baik jika anda melakukan kesalahan lagi.saya pastikan tidak akan ada pertemuan lagi antara anda dengan kami.karena jika itu semua terulang lagi saya akan bawa Za sejauh mungkin."

" Saya gak akan menyia nyiakan kesempatan ini.itu janji saya."

"Saya tidak butuh janji,tapi saya butuh pembuktian."ujarnya.Genta tersenyum dan mengangguk.

"Na, boleh saya minta sesuatu?" Tanyanya setelah beberapa menit hanya ada keheningan saja.

"Apa?"

"Apa bisa kamu mengubah kosa kata kamu sama saya.karena jujur saya merasa asing saat kamu berbicara dengan saya.saya pun akan melakukan hal sama." Ujarnya.karena jujur ia rindu dengan cara berbicara wanita itu yang dulu pernah ada.

            Paginya Sheena seperti biasanya menyiapkan sarapan.namun kali ini bukan hanya untuk dirinya dan Za tapi juga Untuk lelaki yang kini sudah menjadi suaminya lagi.

Sheena terkejut saat lelaki itu memeluknya begitu saja dari belakang.hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan Genta.

"Saya sedang memasak,apakah anda bisa melepaskan tangan anda?" Tanyanya.

"Lupa ya,sama perjanjian kita tadi malam." Katanya mengingatkan kembali.karena semalam Sheena sudah menyetujui permintaannya untuk mengubah kosa katanya.

"Iyaiya,tapi lepas dulu.ini susah."

"Gak mau,nyaman gini." Kata Genta yang tak mau melepaskan pelukannya.

Melihat istrinya yang tidak memprotes lagi membuatnya tersenyum tipis.

Namun semuanya terganggu saat kedatangan sang anak.

"Papa ngapain peluk peluk mamanya Za." Ujar anak itu seraya mengerucutkan bibirnya.

"Mama kamu kan istri papa,jadi gak masalah dong." Ujarnya dengan posisi yang sama, karena ia enggan melepaskan pelukannya.

"Ih tapi kan ini mamanya Za,lepas lepas." Ujarnya seraya berusaha melepaskan tangan papanya dari mamanya itu.

"Kamu kan udah sering pelukin mama, sekarang gantian papa." Katanya yang tak mau kalah sama anaknya itu.

"Tau ah,Za ngambek sama papa." Ujar anak itu yang langsung pergi meninggalkan dapur.

" Anaknya marah tuh.kamu si." Kata sheena membuat Genta terkekeh pelan.

"Biarin aja."

"Mas."

"Oke oke." Ujarnya yang melepaskan pelukannya tapi sebelum pergi mengejar anaknya,Genta menyempatkan untuk mencium pipi kanan istrinya itu.





















Next gak nih?

Tembus 200 komentar author up besok hhe

       

GENNA Where stories live. Discover now