20. Liburan

147 18 1
                                    

Happy reading:)

.
.
.

^^^

Pagi-pagi sekali, Zahra mendapatkan sebuah panggilan yang memekakan telinganya, mengganggu tidur nyenyaknya. Padahal, niatnya akan bersantai-santai di hari libur ini sampai siang, lagi pula ia sedang berhalangan sehingga tidak harus bangun pagi untuk salat subuh.

Dengan kesal, ia meraba-raba nakas di sisi ranjang dengan mata yang masih begitu lengket dan sulit dibuka.

"Apa sih?!" semprotnya sebelum ia mendengar suara dari seberang, ia bahkan tak melihat siapa pemanggilnya.

"Assalamualaikum, baginda ratu."

"Berisik lo, ganggu aja!" Ia hendak memutus panggilannya secara sepihak, namun ucapan keras dari seberang menghentikannya.

"Liburan yuk, cantik!"

Zahra lantas membuka matanya, dilihatnya sang pemanggil yang menunjukkan sebuah nama, yang membuatnya memutar bola matanya malas.

📞 Guru Brengsek

"Halah, berisik lo, dasar buaya!"

"Eh, jangan dimatiin dulu!" Kennan terkekeh pelan. "Mau ikut, gak? Liburan ke puncak? Ada si kembar sama Gafa juga."

"Gak, malas!"

"Benar gak mau?" Kennan terdiam sejenak, sebelum melanjutkan, "Gak mau kenalan sama istri saya?"

Kali ini, Zahra refleks terduduk mendengar ucapan terakhirnya. "Istri lo ikut juga? Oke, gue ikut! Lihat aja, gue bakal buka lebar kedok bangsat lo itu!"

Kennan terkekeh lagi. "Hm, baik, nanti saya jemput."

Zahra segera mematikan panggilan sebelum Kennan selesai menyelesaikan salam. Ia bergegas membersihkan diri, bersiap membawa apa-apa yang sekiranya dibutuhkan.

Kaos berlapis jaket levis oversize, celana longgar, jilbab pasmina, sneakers putih, tas punggung berisi beberapa perlengkapan penting seperti dompet, ponsel dan powerbank.

Zahra keluar rumah setelah dirasa semuanya siap, ia menghampiri motornya, sudah memakai helm dan hendak menaiki kuda besi itu, namun suara motor berhenti di belakangnya membuat ia menoleh.

Terlihat motor yang berbeda dari biasanya, namun ditunggangi oleh manusia yang biasa datang ke rumahnya.

"Lo ngapain ke sini? Istri lo mana?" Zahra mendekat, melihat body motor sport yang digunakan Kennan kali ini, berwarna hitam dengan sedikit warna merah sebagai kombinasinya.

"Ada, nanti juga kelihatan. Ayo, naik!" Kennan tersenyum manis, menepuk bagian belakang jok motornya, meminta Zahra untuk duduk di sana.

Zahra menatap jok itu dengan mengernyit sinis. "Mau modus lo, ya?"

Alis Kennan terangkat dari balik helm yang ia kenakan. "Modus apa? Gak perlu modus juga, kamu sudah sering peluk-peluk saya."

"Ck!" Zahra menepuk keras pundak Kennan yang hanya dibalas tawa kecil. "Mana helmnya?"

Zahra melepas kembali helm batok miliknya untuk diganti dengan helm full face yang Kennan bawa, kemudian naik di boncengan Kennan dengan berpegangan di pundaknya.

KENNAN (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang