7. Satu Langkah Lebih Dekat (Revisi)

191 130 76
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow terlebih dahulu yah.

Happy Reading

🦋🦋🦋

Pagi ini Seano sudah berada di kediaman keluarga Shaquille, tentu saja tujuannya menjemput Airel untuk berangkat ke sekolah bersama. Sesuai dengan apa yang ia katakan kemarin. Cukup lama ia menunggu Airel untuk keluar dari rumahnya. Saat ini Seano berdiri di depan mobilnya, dan terus menatap pintu rumah. Tak lama Airel keluar dari rumah bersamaan dengan Aziel.

"Seano tuh," beritahu Aziel pada kembarannya.

"Gue bareng lo aja," ucap Airel.

"Enggak, sama Seano aja sana," balas Aziel.

"Kok lo gitu sih sama gue sekarang?" tanya Airel.

"Kasian Seano," jawab Aziel. "Coba buka hati lo, hargai perjuangan dia dikit aja," lanjutnya memberi pengarahan.

"Gak bisa," ujar Airel.

"Gue tau lo gak suka Seano, tapi gue yakin suatu saat lo pasti suka sama dia," ucap Aziel. "Dah, gue berangkat dulu, sana samperin Seano."

Airel menatap Aziel yang memasuki mobil, tak lama kemudian mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah. Airel berjalan gontai menuju Seano.

Seano menatap Airel dengan senyum yang terukir di bibirnya. Lucu sekali pikir Seano.

"Gue terpaksa ya bareng sama lo, karena Aziel gak mau bareng gue," beritahu Airel.

"Bagus kalo gitu," balas Seano, lalu membukakan pintu mobil untuk Airel.

Sungguh menyebalkan, pikir Airel.

Kedatangan Airel ke sekolah bersama Seano kembali menjadi sorotan semua siswa siswi, beberapa teman Seano yang masih berada di parkiran terlihat menggoda cowok tersebut. Tidak hanya di parkiran sekolah, di koridor pun keduanya masih menjadi sorotan.

"Jangan ngebangkang lagi, ke kantin bareng gue," ucap Seano ketika mereka sudah sampai di depan kelas Airel.

Airel tak membalas ucapan Seano itu, ia langsung masuk ke dalam kelasnya meninggalkan Seano yang masih berdiri di depan kelas Airel. Seano tersenyum, lalu beranjak pergi menuju kelasnya.

"Hai," sapa seorang cewek ketika Seano memasuki kelasnya. Tentu saja cewek tersebut Hazel.

Seano menatap Hazel yang berdiri di depannya dengan satu alis terangkat, menunggu cewek itu kembali bicara.

Senang melihat reaksi Seano yang tidak cuek padanya Hazel pun meraih tangan cowok itu. "Nanti pulang sekolah gue bareng sama lo ya," pintanya.

"Lo jatuh miskin?" tanya Seano, tanya menyambung.

"Hah?" bingung Hazel.

"Sopir lo kemana? Gak mampu lagi buat gaji?" tanya Seano lebih jelas, lalu menghempaskan tangan Hazel.

Seano bejalan menuju bangkunya.

"Ngeselin banget, gue belum selesai ngomong padahal," gumam Hazel kesal.

Hazel berjalan keluar kelas, menuju toilet guna mengecek makeup di wajahnya. Sebenarnya peraturan disekolah ini melarang semua murid untuk tidak memakai makeup tapi nak

EUFORIA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang