13: Mimpi

254 27 0
                                    

"Sion, jangan sentuh tanamanku!" Ujar gadis kecil itu kepada seorang anak laki-laki.

"Hanya beberapa, kau sangat pelit, Ruka," ujar anak laki-laki yang diketahui bernama Sion.

"Terserah," Ruka kecil mengangkat ember berisikan air kemudian menaruhnya dekat tanaman-tanaman nya. Ia menyiram tanaman itu sambil tersenyum, "Tumbuhlah dengan baik. Aku menyayangi kalian,"

Sion kecil terlihat bersandar di pohon tak jauh dari Ruka kecil. "Aku iri," ucapnya yang membuat Ruka kecil menoleh.

"Kau iri pada tanaman?" Tanyanya pada Sion kecil.

"Tentu. Mereka disayangi olehmu, sedangkan aku? Selalu dimarahi," ujarnya mengerucutkan mulutnya.

"Terserah." Ujar Ruka kecil sambil kembali berfokus pada tanaman nya.

Ruka Kawai, seorang putri dari kerajaan Eartland. Ia terkenal karena memiliki paras yang sangat cantik. Tidak hanya itu, ia juga terkenal baik hati dan ramah pada siapapun tetapi belum pernah ada rakyat biasa yang melihat kecantikan dari seorang putri tersebut lantaran ayahnya sangat menjaga ketat keamanannya dengan alasan, belum saatnya diperkenalkan.

Sion Freath, seorang anak Jenderal yang merupakan teman dekat Putri Ruka. Sion menyimpan perasaan pada Ruka saat pertemuan pertama mereka hingga ia terus menjaga putri tersebut hingga akhir hayat.

Sepuluh tahun kemudian, Ruka tumbuh menjadi gadis cantik yang semakin dikenal karena keramahannya yang semakin meningkat. Sayangnya, Sion harus pergi berlatih di tempat yang sangat jauh dari kerajaan sejak dua tahun yang lalu.

Kini gadis itu sedang didandani oleh pelayannya karena ini adalah hari spesial baginya, yaitu Hari Debutante seorang putri yang dilakukan secara turun-temurun oleh para bangsawan.

Maryam, pelayan pribadinya menatapnya sendu lalu berbisik, "Tuan muda Sion mengirimkan surat kepada Anda sebagai ucapan selamat atas debut Anda, Nona," ujarnya.

"Benarkah?" Tanyanya dengan wajah berseri.

Maryam mengeluarkan surat dari balik pakaiannya dan memberikan kepada tuannya. "Ini, Nona,"

"Simpan di laci, Maryam. Akan ku baca saat acara ini selesai," pintah Ruka pada pelayannya dan langsung dituruti.

"Baiklah. Mari kita hadapi para tamu tersebut."

***

Suasana acara debutante Putri Ruka dari kerajaan Eartland terlihat sangat ramai. Seorang pemuda berjas hitam rapi dengan mata merahnya yang menusuk menatap satu persatu orang di acara tersebut sebelum sebuah suara terdengar.

"Selamat datang para hadirin sekalian!"

Disana terlihat seorang gadis baru saja turun dari tangga dan menaiki panggung dengan anggunnya.

"Saya Ruka Kawai, putri Kerajaan Eartland mengucapkan selamat datang dan sangat berterimakasih kepada para tamu karena sudah datang ke acara spesial saya,"

"Ruka," gumam pemuda itu.

Setelah selesai mengucapkan beberapa kata kepada para tamu, Ruka bergabung dengan yang lain.

"Kau sangat cantik, Tuan Putri," puji seorang putri berambut merah.

"Terima kasih, Putri Charlotte, kau juga tak kalah cantik," ujarnya.

"Hey, apa kalian sudah mendengar? Raja Albert mengundang kerajaan Vampir dan mereka juga ada disini," ucap seseorang berambut pirang panjang.

Ruka hanya tersenyum, Ya, ayahnya memang mengundang kerajaan Vampir untuk datang agar tak ada diskriminatif yang bisa mengakibatkan perang.

Maryam terlihat sedikit berlari kecil menuju dirinya kemudian berbisik, "Putri, Yang Mulia Raja memanggil Anda." Ujarnya yang dibalas dengan anggukan serta senyuman manis dari Ruka.

"Sayang sekali, obrolan kita hanya bisa sampai di sini. Aku harus pergi, ayah memanggil." Ujarnya pada para putri.

"Baiklah, Putri."

Ruka menjauh dan mendekat pada ayahnya yang terlihat berbicara dengan seorang pria yang sudah terlihat tua tapi tidak memiliki keriput.

"Ruka kemari," panggil Raja Albert pada putrinya.

Saat gadis itu mendekat, ia memegang pundak Ruka. "Perkenalkan ini Raja Vampir, Raja Arthur dan yang disampingnya itu putranya, Pangeran Jay." Ujar Raja Albert menunjuk seorang pemuda.

Ruka tersenyum manis kemudian mengulurkan tangannya. "Aku Ruka, salam kenal." Ucapnya dengan senyuman.

Tok tok tok

"RUKA-YAAA!!! BANGUN!!!"

Aku membuka mataku perlahan. Astaga! Ternyata hanya mimpi! Batinku. Aku perlahan menuju pintu dan membukakan, terlihat seorang wanita berdiri, itu ibuku.

"Sudah jam berapa ini? Kau mau terlambat?" Tanyanya dengan marah.

Aku terkekeh kemudian menjawab, "Baiklah. Aku akan bersiap, ibu." Ujarku berlari kecil menuju kamar mandi bersiap untuk mandi.

Setelah setengah bersiap, akhirnya kini aku bersama dengan kakak dan orangtuaku sedang sarapan di meja makan.

"Aku selesai." Ucapku menaruh sendok dan garpu di piring yang sudah kosong. Kemudian diikuti oleh kakak ku.

"Aku juga,"

Aku tersenyum dan berdiri, "Baiklah. Ayah, ibu, aku akan ke sekolah-"

"Tunggu, Ruka," ujar ibuku kemudian berdiri dan membawaku ke sebuah ruangan yang sejujurnya itu tidak tidak pernah dibuka--meninggalkan kakak dan ayah di ruang makan.

Ibuku menutup pintu dan menyalakan lampu di ruangan tersebut. Kini aku dapat melihat sebuah kasur berwarna biru muda disampingnya ada sebuah lemari berukiran kuno namun masih terawat dengan baik. Disampingnya ada rak buku dengan ribuan buku yang kulihat sudah berdebu, sepertinya buku-buku ini hanya menjadi pajangan semata.

Ibu membuka lemari kuno itu dan mengambil sebuah buku tua yang sudah usang dipenuhi debu. Ibu meniup sampul buku itu kemudian membukanya.

"Sudah lama sekali tak kubuka, hm sudah usang," gumamnya yang membuatku sama sekali tidak mengerti.

"Harusnya ada disini," ibu terus saja membuka halaman demi halaman, "Nah ini dia! Ruka kemari," ibu menarikku mendekatinya dan menunjukkan sebuah tulisan yang perlahan muncul.

Buku Dark Moon, Pedang Darkness, dan Liontin Quintieri adalah 3 benda penting untuk menghentikan aksi dari Raja Iblis, Lucifer.

"Apa maksudnya, ma?" Tanya ku menaiki sebelah alisku.

Ibu memegang tanganku kemudian berkata, "Sudah waktunya kuberikan ini padamu," ia mengambil sesuatu di bawah kolong tempat tidur, itu sebuah pedang, "Ini yang dimaksud dengan Pedang Darkness, pedang ini adalah senjata yang digunakan untuk mengalahkan Lucifer ..."

"... Buku Dark Moon, itu adalah buku ramalan tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Selain itu, buku itu terhubung dengan seseorang yang memiliki darah suci ..."

"... Dan, Liontin Quintieri, kalung liontin yang sedang kau kenakan itu. Ibu tidak tau apa yang terjadi tapi berdasarkan cerita turun-temurun bahwa liontin itu dibuat oleh seorang Vampir untuk kekasihnya, liontin itu memiliki kekuatan dahsyat yang mampu menandingi kekuatan Raja Iblis. Maka dari itu, kau memiliki tugas untuk mencari pembuat dari liontin itu karena hanya dia yang tau tentang liontin itu. Ibu yakin dia masih hidup karena dia terikat sebuah janji," jelas ibu ku yang entah kenapa membuatku merasa familiar dengan penjelasannya.

Liontin itu dibuat oleh seorang Vampir? Itu ... Tidak, tidak, itu tidak mungkin!

BERSAMBUNG

‼️VOTE & KOMEN‼️

...

Yang udah baca bab sebelumnya pasti ngerti siapa yang dimaksud Ruka, kan?

**Petunjuknya ada di Bab 4**

ETERNAL NEXUS || ENHYPEN × BABYMONSTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang