AKU MANUSIA

78 16 10
                                    


Di sudut ruang kutatap dirinya dengan perasaan cemburu, aku bertanya-tanya apakah tidak ada beban di dalam hidupmu hingga engkau dapat tidur dengan begitu pulas sambil mendengkur tanpa rasa kawatir memikirkan akan masa depanmu, atau mungkin aku yang terlalu egois cemburu padamu yang hanya seekor kucing.

Karina Rosalin masih duduk berjongkok di sudut ruang tengah rumah keluarganya sambil terus memperhatikan kucing berbulu putih yang berbaring di atas sebuah bantal yang memang di buat khusus untuk kucing sepertinya.

"Benar aku adalah manusia bukanlah kucing dan harus menjalani hidupku sendiri, walaupun aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan sebagai manusia," gumam Karina.

"Rina berhentilah mengganggu Mochi karena kita harus berangkat sekarang!" tegur kakak perempuan Karina yang berjalan mendekat sambil menenteng tas pinggangnya.

Suara kakak langsung mengalihkan perhatian Karina karena memang ia harus pergi bersamanya hari ini, walaupun sebenarnya Karina sangat jarang keluar rumah, akan tetapi neneknya saat ini sedang dirawat di rumah sakit setelah semalam pihak panti jompo mengabari kalau kondisi kesehatan nenek tiba-tiba memburuk hingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Perlahan Karina berdiri dan berjalan keluar mengikuti langkah kakaknya meninggalkan Mochi kucing peliharaan keluarga yang masih berbaring malas dengan tubuh gemuknya.

Mobil avanza yang di kendarai Mita melaju di jalan dengan Karina yang duduk di kursi belakang, akan tetapi suasana menjadi sedikit sepi karena Karina hanya diam sambil sesekali melihat keluar jendela. Karina memang sosok pribadi yang pendiam dan sangat jarang bersosialisasi, semenjak lulus dari sekolah dirinya lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah sambil membaca buku-buku sastra kesukaannya.

"Rina apakah kamu melakukan sesuatu belakangan ini?" tanya Mita mencoba mengajak adiknya untuk mengobrol.

"Tidak ada." singkat Karina menjawab kakaknya.

Sebenarnya Mita sedikit kawatir dengan diri Karina yang sangat pendiam, bahkan saat Mita mencoba mengajaknya mengobrol Rina hanya memberikan jawaban singkat seperti itu kemudian kembali dalam mode diamnya. Sementara Karina sendiri sebenarnya juga sadar kalau kakaknya selalu kawatir terhadap dirinya hingga Karina pun merasa cukup tidak enak kepadanya.

"Karina sebaiknya kamu mulai mencoba melakukan sesuatu untuk mengisi waktu luangmu seperti mengajak bertemu teman sekolahmu dulu atau sekedar pergi jalan-jalan ke taman bersama mereka."

Mendengar saran kakaknya Karina pun sedikit berpikir 'Mungkin kakak benar aku harus sesekali pergi keluar dengan teman, akan tetapi apakah teman-teman sekolahku dulu masih mengingatku, karena sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan mereka semua, apalagi aku pun juga tidak begitu akrab dengan teman sekelasku waktu masih sekolah.'

Dulu di sekolah Karina pun juga adalah pribadi yang sangat pendiam dan kurang akrap dengan orang lain, akan tetapi meskipun demikian Rina juga cukup terkenal sebagai siswa yang sangat berprestasi. Sebenernya Karina juga pernah beberapa kali menerima undangan untuk datang ke acara reoni sekolah, akan tetapi dirinya tidak pernah sekalipun menghadirinya.

"Mungkin kapan-kapan aku akan melakukannya," jawab Karina.

"Baguslah kalau begitu, kakak bisa sedikit tenang."

Meskipun aku tidak tahu apakah akan ada kesempatan lagi untuk berjumpa dengan teman sekolahku dulu, akan tetapi paling tidak ini bisa membuat kak Mita berhenti untuk mengkhawatirkan diriku, selain itu kurasa aku juga mulai bosan dengan hidupku yang selalu sepi.

Karina kembali termenung duduk di dalam mobil karena memang tidak banyak hal yang dapat dirinya lakukan sekarang, biasanya saat sedang bosan Karina akan menenggelamkan diri dalam kisah-kisah roman dari buku yang dirinya baca, akan tetapi tadi Karina tidak sempat membawa salah satu novel yang menumpuk di dalam kamarnya.

Elipsis Karina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang