Neraka. (18+)

285 35 2
                                    

Kemalangan pagi hari ini berpihak pada mereka berdua.

Menjijikkan bagi ayahnya melihat pemandangan di depannya sekarang. Juan, anaknya, dan seorang pria muda yang tidak ia kenal. Mereka berpelukan seperti sepasang kekasih. Pria paruh baya itu menyeret paksa tubuh Juan ke lantai. Menendang, dan menginjaknya.

Harsa mendorong dengan keras ayah Juan. Menendang tubuh pria tua itu beberapa kali, membiarkan tubuh itu terkulai lemas.

Harsa kemudian menarik tangan Juan dengan paksa, agar kabur dari rumah itu. Juan kali ini tidak menolak. Ia sungguh kabur dari neraka itu. Membiarkan tubuh ayahnya yang lemas di dalam rumah itu, entah dia hidup atau mati.

Selama bertahun-tahun dalam penyiksaan, terbesit dalam pikiran Juan untuk kabur. Juan tak cukup berani. Orangtua harus ia hormati, pikirnya. Walaupun siksaan itu membuatnya terpuruk, ayahnya tetaplah ayahnya.

Namun berbeda dengan hari ini. Juan sudah memantapkan diri untuk kabur. Juan sudah percaya sepenuhnya kepada Harsa. Perasaan suka yang Juan pendam pada Harsa, terbalaskan sejak dua insan itu berciuman. Ini kali pertama bagi Juan merasakan cinta. Juan tak peduli apa yang ada di depan, baginya, dengan Harsa semua akan aman.

Mereka kabur ke kost Harsa. Dada mereka yang masih berdegup kencang setelah berlari jarak panjang, tak menghentikan keinginan Harsa untuk mencium bibir Juan begitu sampai di tempatnya.

Dalam kamar yang kecil, kasur yang empuk dan dingin, dibaringkannya Juan disana tanpa melepaskan tautan bibir yang penuh hasrat. Nafas berat disela-sela ciuman tak dihiraukan keduanya. Bagi mereka, ciuman ini merupakan tanda kebebasan. Ciuman yang penuh nafsu, layaknya tidak ada hari esok bagi mereka.

Dilucutinya baju yang menutupi tubuh Juan. Tubuh yang dikelilingi luka, memar, tampak menyedihkan di netra Harsa. Ciumannya berpindah ke area leher. Diciumnya leher Juan hingga meninggalkan bekas merah. Bibir nafsu itu tak ingin berhenti menjelajahi tubuh yang muda. Ia menjilati puting Juan, menciptakan sensasi geli bagi Juan hingga meloloskan suara yang membangkitkan nafsu Harsa.

Lubang yang belum pernah terjamah, pada hari itu berhasil diterobos oleh kebanggaan Harsa. Nafsu yang membara menciptakan diri Harsa yang buas. Penisnya dipaksa masuk walau Juan sudah meringis. Setiap hentakkan pinggul Harsa, membuat Juan kesakitan.

Juan menangis. Tangisan yang sekaligus menggambarkan rasa sakit, rasa senang, dan rasa sedih. Semuanya tercampur aduk. Juan memeluk erat tubuh Harsa yang tengah menindihnya, dan menggerakkan pinggulnya di bawah.

Bunyi kulit mereka yang bergesekan dan bertamparan, serta suara desahan yang kerap lolos dari bibir indah Juan memenuhi kamar kecil Harsa.

Pagi itu ditutup dengan tubuh telanjang mereka yang saling berpelukan, melepaskan rasa sayang, cinta, dan takut kehilangan.

Luckless. #HEEJAKE [end]Where stories live. Discover now