Sheet 06 | Promise

30.3K 1.8K 73
                                    

Selamat membacadan Semoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Pipinya merona. Ia pikir saat terbangun Rune sudah pergi seperti biasanya. Namun pria itu masih tertidur pulas di pelukannya. Posisi mereka sudah berubah. Seingatnya semalam Ia yang tidur di dalam pelukannya. Aily memandangi wajah tampan itu dengan jantung yang berdebar. Melihat Rune yang tampan seperti ini. Kedua orangtuanya juga pasti memiliki paras yang indah. Ayahnya pasti tampan dan ibunya pasi sangat cantik. Itu sebab Rune bisa memiliki wajah seindah ini.

"Sudah puas memandanginya?"

Mata Aily membesar. "Kamu sudah bangun?! Sejak kapan?"

Rune tersenyum tipis. "Baru saja." Pria itu mengangkat kepalanya.

Ketika Rune hendak mencium bibirnya. Aily langsung memalingkan kepalanya. "Jangan! Mulut ku pasti bau!"

Rune tidak peduli. Pria itu menahan wajah Aily. Melahap bibirnya dengan rakus. Aily juga melakukan apa yang pria itu lakukan. Ciuman Rune turun ke leher jenjangnya. Pria itu meninggalkan banyak jejak di sana. Aily mendongakkan kepalanya agar Rune lebih leluasa.

"Rune, biar aku mandi sebentar saja." Aily merasa tidak nyama. Karena Ia takut Rune akan mencium bau yang tak sedap dari tubuhnya.

Aily mandi bersama Rune di bawah derasnya air shower. Ini pertama kalinya dia mandi bersama seorang pria. Sedari tadi Ia hanya dia membiarkan tangan Rune yang menyabuni punggungnya. Gosokkannya sangat lembut. Mulai dari punggung hingga kebagian depan tubuhnya. Rune menghirup aroma lehernya yang wangi. Pria itu menyuruhnya untuk membalikan badan. Beralih posisi menghadap ke arahnya.

Bibirnya melumat bibirnya dengan lembut. Aily yang terbuai langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Rune.

Rune mengangkat tubuhnya— Mengalungkan kedua kakinya di pinggang pria itu. Rune menghimpit tubuhnya ke dinding kaca. Tangannya mulai mengerahkan kejantanannya untuk masuk.

"Aaaaaahhhhhh ..."

Aily memeluk leher Rune kuat. Pria itu menggerakkan pinggulnya dengan lembut.

"Mmhhh ... Aaaahhhh ..."

"Aily! Nnggghhh ..."

"Aaaaahhh ... Rune! Aaahhh ..."

"Aily ... Aaaaahhhh ... Aaahhhhh ..."

Gerakan Rune semakin cepat. Bibir pria itu juga tidak membiarkan bibirnya mendesah dengan benar.

"Mmhhh ... Nnnnggghhh ..."

"Aaaaahhhh ..."

"Aaaaaaahhhhhhh ..."

Rune sungguh tidak ingin melepaskannya. Aily tidak tahu sudah berapa lama mereka melakukannya di kamar mandi. Kulit jarinya sudah mulai keriput karena terlalu lama berada di air. Ia juga sudah mulai kedinginan. Jika lebih lama dari ini mereka berdua bisa sakit nanti. Black Swan selalu menyuruh angsa-angsa mereka untuk melayani pelanggan dengan baik. Jika Aily meminta Rune untuk berhenti. Itu sungguh tidak sopan menurut prinsip black swan. Apalagi pria yang sangat menyukai tubuhnya ini adalah pelanggan dengan bayaran termahal.

D'ARCY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang