Sheet 10 | protection

27.1K 1.4K 40
                                    

Selamat membacadan Semoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Lampu kembali menyala. Bersamaan dengan Rune yang masuk dengan mendobrak pintu kamarnya. Ketika pria itu mencapai puncaknya kemudian mencabut miliknya. Lampu kembali menyala bersamaan dengan Rune yang masuk ke dalam. Pria itu seolah-olah terlihat khawatir. Menghampiri Aily yang terkapar lemas di atas kasur.

"Aily!"

Aily memalingkan wajahnya ke arah lain. Sekarang Rune tahu. Bahwa pria misterius itu tidak hanya menyayat tubuhnya. Tetapi juga menyetubuhinya. "Rune ..."

Rune melepaskan ikatan pada kedua tangan dan kakinya. Pria itu mendekap tubuh kecil Aily. "Maafkan aku, aku terlambat."

"Perih Rune ..."

Rune mengambil obat dan perban dari dalam laci. Pria itu mulai mengobati lukanya. Rune mengusap kedua mata Aily yang basah. Pria itu kembali memeluk tubuhnya.

"Rune ... Aku takut. Dia sangat kejam Rune. Jangan tinggalkan aku sendirian lagi Rune."

Rune mengecup keningnya. "Aku  tidak akan pernah meninggalkan mu. Apa dia meniduri mu?"

Aily mengangguk perlahan. Rune sudah ada bersamanya. Jadi Ia sudah bisa bernapas lega.

Rune menarik dagunya. Ibu jari Rune mengusap bibirnya dengan sensual. "Apa dia menyentuh mu di sini, juga?"

Aily mengangguk. Bibir terasa sangat perih dan masih berdarah.

Rune menyatukan kedua kening mereka. "Apa boleh aku menghapus semua jejaknya?"

Aily menundukkan kepalanya. Dia selama beberapa detik. Lalu mengangguk.

Rune menyeringai. Pria itu kembali menarik dagunya. Menyambar bibir yang terluka itu dengan lembut. Rune mendorong tubuh Aily ke bawah tanpa melepaskan ciuman mereka. Aily masih tidak bertenaga. Tapi dia ingin agar Rune melakukannya.
Ciuman Rune turun ke leher jenjangnya. Benda kenyal dan basah milik pria itu membuat banyak tanda di sana. Lidah Rune perlahan-lahan semakin turun. Beralih ke puting merah muda miliknya.

"Nnnggghhh ..."

Aily membusungkan dadanya.

"Aaaahhhh ..."

Ciuman Rune perlahan turun melewati perut ratanya. Hingga kini wajahnya berhadapan dengan bagian utamanya. Rune menatap bibir area kewanitaannya itu cukup lama. "Aku akan membersihkan jejaknya."

Rune bangun menindih tubuh Aily. Pria itu mengerahkan kejantanannya untuk masuk dengan lembut.

"Sssshhh ..." Aily mendesis begitu milik Rune mulai memasukinya.

"Apa itu sakit?" Tangan Rune mengelus pipinya. Mata pria itu terlihat khawatir.

Aily menghela napas panjang. "Tidak apa-apa, Lanjutkan Rune."

D'ARCY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang