11. Sayang dan Capek

60 6 0
                                    

Jangan lupa vote⭐
Dan komen☺

"Pelan-pelan nurunin nya pak." Ucap seorang wanita kepada lelaki yang menurunkan kopernya dari bagasi mobil.
Lelaki itu mengangkat koper tersebut, lalu membawa nya sampai depan pintu rumah.

"Udah pak, disini aja." Ucap Annisa pada supir mobil tersebut. Lalu Annisa berjalan mendekat ke arah mobil tersebut, ia buka pintu bagian belakang dan bisa ia lihat Syifa tertidur sambil bersandar di bahu Syafa.

Syafa tersenyum melihat Annisa, ia usap kepala Syifa pelan sebelum membangunkan gadis itu. Dengan gerakan lembut, Annisa menepuk bahu Syifa bermaksud membangunkan.
"Dek, ayo bangun. Kita udah sampai." Ucap Annisa pelan.

"Syifa, kita udah sampai rumah. Ayo bangun." Ucap Syafa lembut di telinga Syifa.
Butuh waktu beberapa saat sampai Syifa merespon panggilan itu, ia mulai membuka matanya perlahan.
"Kita udah sampai?" Tanya gadis itu dengan suara khas bangun tidur.
Syafa mengangguk semangat. Lalu dari arah belakang mobil, supir tadi berjalan mendekati pintu tersebut sambil membawa kursi roda.

"Sini pak, biar saya aja." Ucap Annisa mengambil alih kursi roda tersebut.
"Silahkan bu." Ucap supir tersebut.
Annisa memposisikan kursi roda itu tepat di depan pintu mobil, lalu dengan gerakan yang pasti ia membantu Syifa duduk di kursi roda nya.

"Bismillah... " Ucap Annisa, ia dibantu Syafa memindahkan Syifa ke kursi roda.
Dan setelah dirasa nyaman, Syafa membawa kursi roda itu untuk ke teras rumah. Sementara Annisa akan mengurus pembayaran pada supir tersebut.

Syafa mendorong kursi roda Syifa, ia berhenti tepat disebelah koper dan berbalik menghadap halaman rumah. Melihat Bunda berterima kasih kepada supir tersebut, dan berjalan ke arah kedua anak gadisnya.

Melihat mobil yang beranjak dari halaman rumah nya dan Bunda yang berjalan dengan senyum manis di wajahnya, membuat Syifa terpaku. Ia memperhatikan Bunda lalu seseorang(?) yang berada disebelah Bunda.

"Hey, kenapa melamun?" Tanya Bunda tersenyum kearah Syifa, lalu wanita itu berjalan mendekati pintu dan merogoh tas untuk mencari kunci rumah.
"Ayah?" Syifa bergumam. Syafa merasa mendengar Syifa mengatakan sesuatu, ia berjongkok didepan Syifa.

"Kamu bilang apa?" Tanya Syafa. Syifa bingung mendapat pertanyaan itu, ia hanya menggeleng lalu tersenyum.
"Kenapa kak?" Tanya Bunda melihat Syafa berjongkok didepan Syifa.
"Ngga papa kok Bun." Jawab Syafa, ia langsung berdiri dan tersenyum kearah Bunda.

"Udah, ayo buruan masuk. Udah mau maghrib." Ucap Bunda, dan dibalas anggukan oleh Syafa. Sementara Syifa, ia hanya melamun setelah melihat itu. Ia merasa aneh dengan dirinya.
Syafa mendorong kursi roda itu masuk, membawa Syifa keruang tamu lalu membantu Bunda membereskan bawaan mereka tadi.

Syifa memperhatikan setiap kegiatan Bunda dan Syafa, lalu ia kembali dibuat terpaku setelah Bunda menutup pintu dan ia kembali melihat sang Ayah tepat di sebelah pintu yang Bunda tutup tadi, pria itu tersenyum dengan tampan. Syifa menitihkan air matanya, lalu setelah berkedip sang Ayah hilang.

"Bun, kangen Ayah." Ucap Syifa menatap Bunda yang berjalan kearah kamar nya. Wanita itu terdiam mendengar ucapan Syifa.

🍀🍀🍀

'Tok tok'
Seorang gadis mengetuk pintu kamar kakaknya. Ia lalu membuka pintu kamar dan tanpa basa-basi langsung masuk, bisa ia lihat sang kakak sedang mengerjakan sesuatu di meja belajarnya.

Gadis dengan baju tidur dongker dan rambut dikuncir satu itu menghampiri sang kakak, ia menyentuh pundak yang lebih tua dengan pelan.

Perlakuan itu sukses membuat Alisha terkejut, ia menutup bukunya lalu berbalik dan tersenyum dengan manis melihat sang adik. Ia bangkit dari tempatnya, dan menghampiri Arina yang sudah tersenyum dan merentangkan tangannya.

MElUKIS SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang