24. Hal Baik

37 5 0
                                    

Jangan lupa Vote⭐
dan Komen🌷

*
*
*

"Mama dimana?"

Pertanyaan tersebut Alisha berikan pada sang adik yang saat ini duduk di sebelah ranjangnya.

Hari sudah larut, namun sejak sore tadi ia tidak melihat Mama sama sekali.

Melihat itu Rina tidak langsung menjawab, ia membereskan bekas makan malam mereka yang terhitung terlambat.

"Tadi Rina lihat keluar, tapi ngga tahu kemana." Balas Rina yang sudah duduk di sebelah ranjang Alisha kembali.

Alisha termenung, apakah terjadi sesuatu pada Mama, atau saat ini Mama sedang mengurus Papa yang tadi siang mengamuk.

Melihat sang kakak yang malah melamun, yang lebih muda menepuk bahu Alisha. Ia memberi senyum manisnya, lalu memberi tahu untuk tidak terlalu khawatir.

"Mbak mikir apa?"
"Tenang aja, Mama pasti baik-baik aja. Bisa jadi ada pekerjaan yang ngga bisa ditinggal."

Isyarat Rina pada Alisha, lalu ia berdiri dan mendekat kearah sang kakak. Ia peluk tubuh itu, ia usap punggungnya berharap keresahan sang kakak segera mereda.

Alisha menganggukkan kepalanya di bahu Rina. Gadis dengan baju rumah sakit itu terpejam beberapa saat dalam dekapan hangat sang adik, sesaat ia bersyukur untuk semua yang sudah terjadi.
Alisha merasa keinginannya sudah terpenuhi, hal baik yang sejauh ini terjadi padanya ia rasa sudah cukup untuk rasa sakit yang ia rasa di hari kemarin.
Alisha akan selalu bersyukur tentang apapun, termasuk tentang Papa. Ia yakin suatu saat nanti Papa akan mau melihat kearahnya, mendatanginya lalu tersenyum dengan bangga melihat dirinya.

Dalam dekapan yang lumayan lama itu, tanpa sadar bulir bening itu mengalir begitu saja di wajah ayu Alisha. Tepat saat Rina melepas pelukannya, ia lihat sang kakak terpejam dan sesekali air matanya mengalir.

Rina mengusap air mata itu, lalu merapikan poni sang kakak.
Alisha membuka matanya, ia dapati senyum teduh milik Arina mengembang di wajahnya.

Rina tidak mengatakan apapun, ia hanya mengusap punggung Alisha sampai air mata sang kakak benar-benar berhenti. Lalu ia teringat sesuatu, menyampaikan kabar baik pada sang kakak.

"Mbak tau?" Isyarat Rina.

Alisha menggeleng dan menatap bingung, ia menatap Rina seakan bertanya kenapa.

"Tadi, waktu aku keluar beli makan di kantin. Aku ketemu mbak Syafa, dia bilang kalau mbak Syifa udah sadar." Rina tersenyum menyampaikan kabar baik itu, ia harap ini bisa menjadi pengalihan dari perasaan sedih Alisha.

Alisha tidak langsung merespon.
Alisha sempat lupa jika ia berada dirumah sakit yang sama, tempat dimana Syifa dirawat. Bahkan rasanya sudah lama ia tidak menjenguk gadis itu.

Alisha tersenyum sumringah, ia mengucap syukur sekali lagi pada yang maha kuasa atas hal baik yang sudah terjadi sejauh ini.
Alisha harap kedepannya, hanya hal baik yang datang untuk mereka semua. Tidak boleh lagi ada yang sakit, semua harus mengikhlaskan apa yang terjadi.

"Mbak mau ketemu bisa?" Tanya Alisha, berharap Rina mau menemaninya menjenguk kakak beradik itu.

Rina memperhatikan jam di dinding, ini sudah bukan jam untuk membesuk. Namun, melihat tatapan Alisha yang berharap itu membuat Rina mengangguk mengiyakan. Setidaknya dari depan ruangannya mereka bisa melihat keadaan Syifa.

Alisha tersenyum senang, ia lalu bergegas keluar ruangan dibantu Rina menuju ruangan dimana Syifa dirawat.

🍀🍀🍀

MElUKIS SENJAWhere stories live. Discover now