• DADU

566 52 0
                                    

  "Makanya dengerin penjelasan gue dulu! Gak usah nyimpulin sendiri hal yang gak penting yang bikin lo sendiri sakit hati!

Jangan kayak bocah yang kalo ada masalah malah menghindar gini! Dewasa dikit gak bisa?!"

   "Enggak! Emang gue bocah! Pacaran aja sana sama tante-tante!"

Devi tangannya di depan dada, dengan wajah melengas afan pun menarik napas panjang.

   "Lo tau gak, akhir-akhir ini tidur gue jadi nyenyak gara-gara lo marah sama gue,

jadinya gak ada yang gangguin gue tengah malem pas lagi tidur."

Devi malah mencubit perut afan. Jelas saja, selama ini hampir setiap tengah malam devi selalu menelepon

afan kalau ia tidak bisa tidur. Padahal ia tahu afan sudah tidur, tapi itu alasan devi untuk mengganggu waktu tidurnya.

   "Jelas tidur nyenyak, orang tidur ditemenin Rara."

   "Beneran kayak bocah ngambeknya! Yang elit dikit kek, masa cemburuan sama dia yang gak ada apa-apanya dibanding kamu."

Afan menggigit gemas daun telinga devi membuat devi merasa geli.

    "Ngomong depan gue begini, giliran di belakang gue aja peluk- pelukan sama rara!"

    "Ya ampun masih aja dibahas! Padahal udah di jelasin, mau gue peluk juga?

Biasanya cewek kalo ngambek terus dipeluk langsung ilang ngambeknya."

    "Pelukan lo rasanya murah! Abis to pernah meluk rara juga!"

    "Jangan marah, kamu akan kehilangan kecantikanmu nanti."

    "Gak usah sok asyik! Gue masih marah."

    "Beneran masih marah? Padahal gue pengen lo ke kedai es krim yang biasa."

    "Nyogok gue ceritanya?"

    "Enggak sih, gue cuma kangen aja liat lo makan es krim kayak orang kelaparan."

   "Sialan!"

    "Ayo!" Afan mengulurkan tangannya untuk digapai devi.

Namun, devi masih belum meresponsnya.

    "Gak mempan gue disogok es krim. Lo urus aja sana cewek lo," usir devi.

    "Bawell Cewek gue cuma lo. Sini peluk dulu biar gak ngambek lagi."

Afan merentangkan tangannya ke udara, seolah memberi tahu devi untuk segera masuk dalam pelukannya.

   "Gak mau! Bekas dipeluk rara!"

    "Ya ampun masih aja bawa-bawa rara! Ampun gue mah!

Gue itung sampe tiga kalo lo gak peluk gue, gue yang keluar buat cari rara terus gue peluk dia di depan lo!" ancam afan.

Wajah devi sudah cemberut kesal, lalu afan bersorak dalam hati. Pikirnya pasti devi akan

datang ke dalam pelukannya. Namun, semuanya buyar ketika devi berujar.

    "Yaudah sana! Gue juga bisa peluk-pelukan sama yang lain!"

lalu devi bergegas keluar UKS meninggalkan afan yang membatu di tempatnya.

Afan langsung menarik tangan devi, lalu memeluknya dengan sangat erat.

   "Mau gue bunuh tuh cowok yang peluk lo?!!"

ujar afan yang memeluk devi, lalu mengusap punggung devi dengan lembut.

    "Makanya jangan macam-macam sama gue! Cukup satu macam aja!" Devi membalas pelukan afan.

    "Kangen, Sayang!"

    "Ck, ejekannya kuat!"

    "Bodo, intinya lo sayang sama gue. Ayo kita makan es krim!"

    "Kan udah, Bel!"

   "Oh ya, lupakan!"

    "Kantin aja, pulangnya baru es krim." Afan menggangguk.

   "Tapi jajanin ya hehe."

   "Siap, Bos!" seru afan lalu menggandeng tangan devi menuju kantin.

                                        ****

   "Woy lagi ngapain, Mbak?" tanya afan yang baru datang dengan membawa beberapa camilan yang disediakan bundanya.

Sepulang sekolah mereka menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah orangtua afan.

    "Lagi ngoclok, Mas!" balas devi santai. Afan mengerutkan alisnya bingung, lalu

pandangannya beralih pada telapak tangan devi yang tengah mengenggam sesuatu di sana.

   "Ngoclok dadu aja begaya!" Afan menjitak kepala devi gemas.

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang