• MAMA PAPA

584 49 0
                                    

Hari yang menegangkan untuk para murid telah tiba. Apalagi kalau bukan harinya ulangan.

Di hari itu, mereka mau tak mau harusmenguras otak mereka untuk bisa menjawab semua soal yang tertera di kertas putih itu.

Dan pastinya, mereka harus belajar untuk bisa mengingat kembali pelajaran yang sudah lalu.

Sama halnya dengan devi. Devi sangat takut jika hari ulangan tiba. Karena devi harus begadang di malam sebelumnya

untuk mengebut materi-materi yang sudah di pelajari selama semester ini. Kalau tidak belajar, mau isi apa nanti saat ulangan. Masih mending kalau pengawasnya berbaik hati dengan duduk santai di mejanya, namun bagaimana jika guru pengawas itu berkeliling sepanjang ujian? Pasti repot jadinya.

"Nah gitu dong! Belajar yang rajin ya, Sayang," ujar afan tepat di samping devi.

Afan yang baru saja mendudukan bokongnya di kursi panjang yang diduduki devi sambil mencubit pipi devi gemas. Devi hanya melirik afan lalu mulutnya kembali berkomat-kamit afan terkekeh melihatnya.

"Panik amat, Mbak! Biologi mah gampang tinggal merem aja juga selesai." Devi mendelik sebal karena konsentrasinya buyar.

"Pala lo gampang! Kalo gue kebablasan merem terus ketiduran gimana?"

"Ya enggak sampe ketiduran juga lah. Otak lo bebel banget sih." Afan dengan usilnya menarik ikat rambut devi.

"Jangan dikuncir!" Devi memutar bola matanya sebal, lalu menyisir rambutnya dengan jari tangannya.

"Lo ngapain sih ke sini? Rese banget! Tau dari mana lagi gue di ruangan empat?

"Cinta aku ke kamu itu terlalu kuat, jadi ke mana pun kamu pergi pasti sinyal cinta kita tetep terhubung."

"Ewh! Pagi-pagi udah ngegombel! Balik sana!" "Duduk sama siapa, Yang?

"Intan."

"Cewek?"

"Ya lo pikir aja nama Intan cewek apa cowok?! ih emosi gue, pagi-pagi ngadepin lo."

"Hehe sensi amat sih, Mbak, mentang-mentang PMS marahin pacarnya sembarangan! Ngajak nikah?!"

"Lo ngapain sih ke sini? Gue semalam gak belajar. Sana ah jangan ganggu!" usir devi mendorong paha afan agar duduknya menjauh darinya.

"Semalam kan gue suruh belajar! Ngapain aja sampe gak belajar Biologi?"

"Orang gue belajar PKN yang susah, terus ketiduran deh," jelas devi.

"Biologi mah gak usah dipelajarin banget, lo inget-inget aja waktu praktek sama yang dijelasin guru."

"Lo lagi ngehina gue ya?!" Mata devi menyipit memandang afan.

"Orang gue kasih tau trik pinternya, malah dibilang menghina. Gue tau lo gak punya daya inget, setidaknya lo punya catetan, kan? Bisa emang lo hafalin semua materi di buku paket setebel ini?"

"Pinter juga ya lo, gak sia-sia gue jadiin pacar. Tunggu di sini ya, Jangan ke mana-mana dulu!"

pinta devi lalu ngacir ke dalam kelasnya untuk mengambil buku catatan.

Tak lama devi keluar dengan buku tulis bersampul cokelat di tangannya.

"Ini hari baru membaca catatan, mau kemana, Munaroh!" mengatakan afan melirik jam di tangannya.

"Yaelah masih jam setengah tujuh. Waktu itu sangat berharga Bro. jadi tolong jangan buang-buang waktu gue buat adu bacot sama lo ya."

"Yaudah belajar sana! Jangan dihafal, tapi dipahami maksudnya," ujar afan mengacak puncak kepala devi.

"Kamu mau ke mana?" tanya devi dengan tangannya meraih lengan afan yang beranjak bangun dari duduknya.

"Lo kan mau belajar." "Et, yaudah sono!" Afan tersenyum melihat wajah gadisnya yang cemberut, la pun mendudukan dirinya lagi di samping devi.

la tahu kalau devi menginginkan dirinya untuk tetap di sampingnya.

"Belajar yang bener biar masuk ke otak," ujar afan mengelus pipi devi lembut.

Devi mulai fokus membaca catatan di bukunya.

Penulis cerita
Ig: chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang