Part 6

507 54 5
                                    

Hellow barudak!
Nungguin aku yah
Jangan lupa Vote dan komen biar aku makin semangat!!!

             Hari yang ditunggu-tunggu Vierra dan juga Arvand datang juga, padahal gadis itu sudah mengabari jika mereka akan bertemu ditempat saja!

Tapi? Kenapa manusia satu ini malah berada dirumahnya? Meminum teh sembari berbincang dengan Ibunya? Vierra tidak menyukainya!

"Kamu ini udah ditungguin dari tadi loh sama nak Arvand, Kok kamu gak cerita kalo deket sama cowok seganteng ini?" Tanya sang Ibu sembari melempar senyum kepada pria yang dikira kekasih dari anaknya,

Vierra mendelik, "Bu, ini tuh Arvand kakaknya  Nabila! Dan aku gak deket sama dia,"

Senyum itu terganti dengan tatapan nyalang, "Tahu gitu gak Ibu ajak ngobrol tadi, kamu mau bawa kemana anak saya!"

Arvand meringis, padahal tadi ibu dari gadis ini sangat bersemangat menyambutnya.

"Pergi Bu, jalan berdua." Arvand sedikit menurunkan kesombongannya karna bisa-bisa dia dibuang dari sini,

"Gak jalan ya! Semacam diskusi mungkin, enak aja jalan berdua," geram Vierra menolak penjelasan yang dituturkan oleh Arvand,

"Yasudah jangan lama-lama, gabisa deh cepet-cepet gendong cucu," Ucap ibunya dengan sedih,

Vierra memutar bola matanya malas, Ibunya ini gemar sekali mendesaknya untuk menikah. Ayolah, usianya masih tergolong muda kan?

Umur Vierra sebenarnya baru 25 tahun tapi dalam pandangan orang tua, anak gadis yang umurnya 25 tahun sama seperti perawan tua. Padahal dirinya tidak terlihat tua sama sekali.

Setelah itu Vierra dan Arvand pergi menuju Cafe yang ada menjadi tujuan utama mereka, Vierra menatap ponsel ditangannya.

Gue harus nambah usaha lagi. Gue gak bisa ngandelin usaha buket buat kehidupan sehari-hari, apalagi ada niatan buat nabung, Batinnya sembari menatap ke arah ponselnya,

Cafe ini sangat mewah, Vierra sudah pernah melihat kemewahan gaya hidup kalangan atas yang ditunjukkan oleh Raihan tapi kali ini jauh lebih mewah. Wajar saja pria ini sombongnya melebihi batas sombong manusia.

Arvand mengintrupsi tindakan Vierra yang akan memilih menu, "Tidak usah  pesan lagi, saya sudah memesankan menu untuk kita berdua,"

"Gue baru dateng loh, kenapa udah di pesenin aja?"Tanya Vierra dengan heran,

"Karna saya tahu, kamu pasti akan memesan menu yang paling murah"

Vierra mendengus kesal mendengar penuturan Arvand barusan, "Ya namanya juga gak punya uang, pastinya pilih yang paling murah lah,"

Tak lama kemudian pelayan datang membawakan makanan pesanan Arvand, Vierra menatap makanan yang di pesankan Arvand lalu membuka buku menu.

Gila? Mahal banget! Harganya sama kayak jatah makan gue sebulan, masa makan enak sehari terus minum obat Lambung sebulan? Gak banget anjir Paniknya ketika melihat harga yang tertera dibuku menu,

Arvand mengernyitkan dahinya, "Kenapa?"

Bukan tanpa alasan, Arvand berkata demikian karna melihat Vierra sedari tadi menatap makanan yang terhidang di depannya tanpa mau menyentuhnya sedikit pun.

"Gue udah kenyang, Lo aja yang makan." Alasan Vierra nyatanya tidak bisa diterima oleh Arvand,

Pria itu meletakan alat makannya, "Tapi, kamu terlihat seperti orang yang kelaparan Vierra"

Pada akhirnya Vierra memilih mendekat ke arah Arvand dan membisikkan sesuatu

"Gue ga ada duit, harganya sama kaya jatah makan gue sebulan. Gue masih mau hidup!"

30 Days With Mr. ArvandWhere stories live. Discover now