Part 15

68.7K 3.7K 23
                                    

Happy reading...

***

Jam istirahat tiba, seperti biasa kantin akan sangat penuh di istirahat pertama. Giren dkk juga sudah mengambil tempat lebih awal karna tak ingin kehabisan, sebenarnya Giren yang mengajak mereka untuk cepat cepat mengambil tempat.

"Sumpah Ren lo kelewatan rajin tau gak" Ucap Casandra.

"Tau nih padahal gue masih kenyang" Sahut Kesya.

"Tapi aku laper"

"Iya deh iya gue mah ngalah sama tuan putri" Ucap Kesya.

"Kalau gitu biar aku aja yang pesen, kalian mau makan apa"

"Biar gue aja Ren" Sahut Letrina menawarkan diri.

"Gak usah kamu duduk manis aja kali ini aku yang pesen"

"Yaudah deh kalau lo maksa, gue mau es coklat panas aja" Ujar Casandra.

Kesya memukul pundak Casandra. "Heh dodol, sejak kapan ada es coklat panas. Kalau mau dingin yaudah pke es gak usah pake panas panas segala"

"Masa sih gak ada" Casandra menggaruk kepalanya tak gatal.

"Hahaha, ada ada aja kamu San"

"Yaudah es teh manis aja"

"Kamu Sya mau apa?"

"Emm gue jus jeruk aja deh"

Mata Giren beralih pada Letrina. "Gue samain aja kayak Kesya."

"Okee sip" Giren membuat jari telunjuk dan jari jempolnya menyatu menjadi huruf 'O'.

Giren pergi untuk memesan, dan untung saja di tempatnya memesan tak terlalu antri jadi ia tak butuh waktu lama untuk memesan makanan dan minumannya. Selesai memesan Giren membayar penjual itu. Jangan tanya dari mana ia dapat uang, tentu saja dari Riberto.

Pagi tadi sebelum berangkat Riberto bertanya pada Giren apakah uang sakunya sudah habis apa belum, tentu Giren menjawab bahwa ia tak bisa menggunakan uang itu karena semuanya berada di ATM dan ia melupakan pinnya. Maka dari itu Riberto memberikan Giren uang cash sebesar 1 JT. Kalau kata Riberto sih uang itu untuk jajan dua hari.

Giren sempat bingung bagaimana cara menghabiskan uang sebanyak itu dalam 2 hari, pesan Riberto ia mau uang itu habis dalam jangka waktu sampai besok. Uang itu harus pas dan habis di hari yang sudah ia tentukan. Karna Riberto tau Giren dulu sangat suka berbelanja jadi uang satu juta tak mungkin cukup dalam 1 hari.

Tapi ia tak tau Giren yang sekarang bukanlah Giren yang dulu, Giren yang sekarang adalah Giren yang hemat dan tak terlalu suka belanja barang tak terlalu penting.

Author: kayaknya doi perlu di ajarin cara menghambur hamburkan duit deh

"Pesanannya sampai" Ujar Giren saat sampai di mejanya.

"Buset Ren lo makan itu semua" Celetuk Kesya terkejut melihat porsi makanan Giren.

"Iya, emang kenapa"

"Gapapa sih Ren tapi apa itu gak kebanyakan"

"Gak kok, cukup di perut aku" Giren menepuk nepuk perut ratanya.

Bagaimana Kesya tidak kaget, Giren memesan 2 makan dengan porsi besar, nasi goreng dan mie ayam. Mungkin saja Giren salah satu jelmaan samson fikir Kesya.

Giren menyendokkan nasi gorengnya dan ingin memasukkannya ke dalam mulut namun ia di kejutkan dengan...

Prakk

Suara gebrakan meja itu membuat Giren tersentak begitu juga dengan teman temannya. Giren berbalik melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu makannya.

Jerome, orang itu yang sudah mengganggu makannya. Untuk kedua kalinya Jerome melabrak Giren di kantin dengan cara yang sama. Kali ini ia hanya datang bersama Miranda, teman temannya yang lain sedang berada di rooftop.

Giren berdiri menghadap pada Jerome menahan kesal. "Kenapa sih suka banget ganggu orang makan"

"Andai lo gak bikin masalah, gue juga gak sudi berurusan sama lo"

"Masalah apa lagi sih"

"Gak usah pura pura gak tau deh lo"

"Ya emang gak tau" Ucap Giren ketus.

Wajar Jerome sudah seperti monster yang ingin menerkam mangsanya. "APA SUSAHNYA SIH TINGGAL NGAKU" Habis lah kesabaran Jerome.

Suara bentakan Jerome menggema keseluruhan penjuru kantin membuat semua orang memperhatikan mereka.

"Ngaku apa sih, apa yang harus gue akuin sedangkan gue gak ngelakuin apa apa"

"LO UDAH BULLY MIRANDA DI RUANG EKSKUL LUKIS DAN LO MASIH GAK MAU NGAKU. SADAR GAK SIH, LO UDAH BIKIN MIRANDA KETAKUTAN TAU GAK. Kali ini lo bener bener keterlaluan Ren" Sentak Jerome tak kuasa menahan emosi.

"Hiks hiks kak udah gapapa gak usah di perpanjang" Ucap Miranda pada Jerome.

"Diem Mir, cewe kayak dia emang harus di kasi tau buat gak terus terusan ngelunjak" Jerome menatap tajam Giren.

"Punya bukti apa lo sampai berani nuduh Giren" Sahut Letrina.

"Miranda sendiri yang bilang sama gue kalau temen lo ini yang udah bully dia" Jerome menunjuk Giren.

"Itu bukan bukti tapi pernyataan"

"A-aku emang lemah tapi gak mungkin aku bohongin kak Jerome" Miranda mencoba membela diri.

Letrina tersenyum meremehkan. Dasar munafik, ia memanfaatkan wajah polosnya untuk terus membuat Giren terkena masalah. Ia lebih licik dari dari seekor rubah.

Jerome tersenyum miring. "Semua orang juga tau Na kalau temen lo ini ratu bully, jadi mau bukti apa lagi"

Giren maju tepat di hadapan Jerome. Semula ia menatap tajam Jerome namun kini ia beralih melirik sinis Miranda yang terus saja menundukkan kepala.

Giren mendekat pada Miranda, memajukan sedikit wajahnya sampai tepat di samping telinga Miranda. Giren membisikan sesuatu pada Miranda membuatnya serangan gemetar secara tiba tiba.

"Lo mau coba main main sama gue, oke gue ikutin mau lo" Bisik Giren tersenyum miring.

"Lo gak punya bukti tapi gue punya" Ucap Giren melirik Miranda yang sudah sedari tadi tegang. Perlahan lahan Miranda mendongak menatap Giren takut.

Giren mengeluarkan hpnya dari saku dan menyalakannya. "Tanggal lahir" Giren menatap Jerome menunggu sang empuh membuka suara. Bukannya menjawab Jerome malah mengerutkan keningnya bingung.

"Mau liat buktinya atau engga" Ujar Giren membuatnya mau tak mau menyebutkan tanggal lahirnya.

"7 Mei 2005" Akhirnya Jerome menyebutkan tanggal lahirnya.

"Semoga bener" Batin Giren

Jari jemarinya mulai menekan tombol angka di sana sesuai angka yang Jerome katakan. Terbuka, dugaannya benar Giren menggunakan tanggal lahir Jerome untuk Password hpnya. Sungguh gadis yang gila, ia terlalu dimabukkan oleh cinta membuatnya menjadi semakin bodoh.

Giren membuka aplikasi Galeri mencari sebuah video yang akan ia akan tunjukkan. Ia memencet video itu dan memutar, menunjukkannya pada Jerome.

Wajah Jerome semulanya sinis berubah menjadi terkejut dan merah saat melihat video yang Giren tunjukkan. Bisa di pastikan Miranda kini sudah gemetaran. Giren menarik kembali hpnya dan menatap Miranda dengan senyum meremehkan.

"So, masih mau nyalahin gua?" Sindir Giren.

Bersambung...

My Twilight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang