25.🐁🐁

5.4K 630 4
                                    

typo tandai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

typo tandai

.

.

.

.

Buk!

Buk!

Buk!

Bentar bentar ges...jangan salah paham dulu sama pembukaannya. Suara itu berasal dari tangan kecil Darien yang memukul-mukul bantal untuk menyalurkan kekesalannya.

"aakhh, kesal! kesal! kesal! emang dia siapa nyuruh-nyuruh kita buat pergi dari sini! yang punya rumah bukan! pemilik tanah apalagi! sok berkuasa banget!"

Buk!

Buk!

Buk!

"aakhh!! menyebalkan! dasar bit-mmm" 

Teriakan demi teriakan terus terdengar di dalam kamar besar itu, tetapi ketika Darien ingin berkata kasar, ada tangan lain yang menutup mulutnya. Tangan itu tidak lain dan tidak bukan adalah milik sang kakak kembar, Daniel.

"jangan berkata kasar" ucap Daniel dengan santai sambil mencubit pelan bibir kecil Darien yang mengerucut.

"nih minum dulu" tambah Daniel sembari menyerahkan segelas air minum dari nakas yang ada di samping tempat tidur.

Darien menerima gelas itu dengan patuh, lalu meneguk isinya hingga tandas. Maklum guys, dia sudah teriak-teriak hampir satu jam lamanya, seret euy.

Ngomong-ngomong soal emosi, Darien memang tipe orang yang berubah bar-bar ketika sedang kesal atau emosi, sedangkan Daniel tipe orang yang tenang tetapi pendendam ketika sedang emosi.

"haaah, capheek" ucap lemas Darien setelah melempar tubuhnya ke tempat tidur.

"udah selesai teriak-teriaknya? hm?" tanya Daniel sambil menyeka keringat sebiji jagung di dahi sang adik.

"udaah, mau peluk. Ngantuuuk" jawab Darien di sertai rengekan manja.

"utututu....sini-sini, kita tidur siang sekarang" ucap Daniel dengan nada lucunya.

Beberapa saat setelah menyamankan diri dengan saling memeluk, kedua kembaran itu pun mulai tertidur lelap.

.....

Flashback beberapa saat lalu......

"ternyata kalian yang sudah menempati kamar milikku?" Celyna berucap sinis disertai tatapan merendahkan.

"hah?" 

Darien dan Daniel melongo dengan tidak elitnya. Mereka baru saja bertemu dan tidak ada angin maupun hujan, tiba-tiba orang di depan mereka ini mengatakan hal yang tidak jelas. Heyy...setidaknya berikan kata pembukaan yang mudah dipahami anak kecil!.

"hah....aku baru tahu bahwa tuan Duke memiliki hobi memungut sesuatu yang tak jelas" ucap Celyna, ia mengatakan hal itu dengan mulut yang di tutup menggunakan kipas di tangannya, sehingga hanya terlihat matanya saja.

"ada apa ini, putriku?" tanya Giselle yang baru saja memasuki area taman dan melihat putrinya berbicara dengan seseorang di sana.

"ah, ibu. Lihat apa yang aku temukan" ucap Celyna dengan penekanan di akhir kata. Matanya seperti tersenyum, tetapi memiliki sorot merendahkan pada si kembar.

"apa yang aku temukan? apa orang ini menganggap kita benda kotor yang di temukan di jalan?" batin Daniel.

"oho...apa ini? apa mereka pekerja baru disini?" tanya Giselle dengan mata yang menatap naik turun.

"bukan nyonya, mereka adalah tamu milik tuan Duke" balas Hannah yang tidak mau kalah dengan dua orang di depannya.

"kau, aku tidak bertanya padamu" ucap Giselle dengan nada kesal.

"lagipula, bukankah mereka harus melakukan sesuatu disini? bagaimana pun juga, mereka sudah mendapatkan hal-hal mewah secara cuma-cuma" tambah Giselle lagi dengan nada angkuhnya.

"itu benar, bahkan mereka tidak menyadari posisi mereka disini. Apalagi kamar yang biasa aku gunakan malah di berikan kepada mereka dan aku hanya di berikan kamar yang jauh lebih kecil dari sebelumnya"  ucap Celyna dengan nada di buat sedih.

"apa?!" Giselle berkata sambil melotot kaget.

"apa yang kalian kerjakan sebenarnya?! cepat singkirkan mereka dari kamar putriku! ooh putriku yang malang, bagaimana bisa mereka melakukan ini padamu" ucap Giselle sembari memeluk Celyna.

"hah? tidak sadar posisi? hey nenek tua, Barbie aja ngaca masa lu kagak sih" ucap Darien dengan tangan berkacak pinggang, persetan dengan sopan santun.

"a-apa yang baru saja kau katakan? b-barbie? apa itu? dan apa-apaan dengan nada tidak sopanmu itu?!" tanya Giselle yang tidak mengerti dengan perkataan Darien. Ya maklum....orang isekai malah di ajak ngomong bahasa dunia lain, tapi masa bodoh lah.

"maaf sebelumnya nyonya, kami disini memanglah tamu dari tuan Duke dan kami di perintahkan untuk menempati kamar itu. Tentu saja kami tidak bisa menolak perintah tuan Duke, bukan?" ucap Daniel sambil tersenyum lembut.

"untuk masalah pekerjaan yang nyonya katakan tadi, kami hanya di perintahkan untuk hidup sesuai kemauan kami dan bukan kemampuan kami. Dari sini mungkin anda sudah mulai mengetahui bagaimana posisi kami di sini, bukan begitu nyonya Giselle Sycla" tambah Daniel lagi sembari memberikan penekanan pada setiap katanya, bahkan dia tidak menyebutkan marga 'Barrack' di belakang nama Giselle.

"a-apa?" ucap Giselle tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Si kembar pun tidak memperdulikan lagi kedua pasangan ibu dan anak itu yang masih terlihat shock dengan kata-kata yang diucapkan Daniel. Kedua kembaran itu pun melangkah pergi meninggalkan area taman dengan di ikuti oleh Hannah.

Flasback off

....

Begitulah kejadian beberapa saat lalu. Setelah kejadian itu, Darien dan Daniel membersihkan tubuh mereka dibantu oleh Hannah dan juga Sella, lalu mereka melanjutkan kegiatan makan siang mereka yang tertunda lumayan lama. Saat makan siang pun si kembar tidak banyak bicara seperti biasanya, mereka terlihat sibuk dengan pikiran masing-masing, Daniel yang masih geram dengan perkataan Celyna dan Giselle, sedangkan Darien sedang menahan untuk tidak mengumpat.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Became Duke TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang