32. 💥 (3)

9.1K 902 60
                                    

Happy Reading
Typo tandai ya
.
.
.
.
.
.

'

'Duke Edwin akan segera sampai ke kediaman'
.
.
"Benarkah?" Tanya keduanya antusias.

'Benar, tuan. Duke Edwin sudah hampir sampai ke kediaman, kemungkinan sore nanti beliau akan sampai.'

Mendengar hal itu, keduanya berteriak senang, sembari berpelukan layaknya teletabis.

"Tunggu, ini belum dua minggu. Bagaimana tuan Duke bisa cepat sekali kembali?" Tanya Daniel penasaran.

'Banyak hal yang terjadi, tuan. Sehingga membuat Duke Edwin dengan cepat menyelesaikan pekerjaanya, lalu segera kembali ke kediaman setelah mendapat kabar jika tuan Darien sedang sakit'

"Hah? Darimana tuan Duke mendapatkan kabar itu?" Tanya Darien bingung.

'Sebenarnya Duke Edwin sudah memerintahkan bayangannya untuk terus mengawasi kalian, dan selalu mengirim informasi apa saja yang terjadi di kediaman.'

"Oh, begitu. Yah... Terserah lah kalau begitu." Ucap Darien yang tidak terlalu peduli.

Mau Duke Edwin mengawasi mereka atau menggunakan CCTV sekalipun, mereka tak peduli, yang penting mereka mendapat tempat tinggal, makanan yang enak setiap hari, bebas melakukan apa saja, dan yang terpenting Duke Edwin yang menerima mereka dengan tangan terbuka.

Setelah percakapan keduanya dengan sistem selesai, Hannah dan Rose kembali masuk ke dalam kamar si kembar setelah membereskan bekas makan mereka ke dapur.

Hannah dan Rose sekarang mulai membantu kedua krucil itu untuk membersihkan diri, lalu membereskan barang-barang keduanya, bersiap untuk pindah ke kamar mereka sebelumnya.

....

Disisi lain, di dekat perbatasan yang menghubungkan antara wilayah Vein dengan kota lainnya.

Duke Edwin saat ini sedang memimpin jalan menuju ke kediaman setelah hampir satu minggu lebih meninggalkan tempat itu, tentunya dengan membawa sesuatu yang sangat berharga.

Duke Edwin terlihat menunggangi kuda miliknya yang tampak gagah. Aura yang ditunjukkan Duke Edwin berkali-kali lipat ketika sedang menunggangi kuda itu.

Wajah tampan yang memiliki ekspresi datar dan terkesan dingin itu tidak mengurangi kadar kharismanya sama sekali, malahan terasa seperti tumpah ruah.

Tetapi di rombongan Duke Edwin itu, terlihat jika salah satu bayangannya tidak berada di tempat. Lebih tepatnya, Duke Edwin sudah memerintahkan bayangan tersebut untuk melakukan sesuatu di suatu tempat.

"Ben." Panggil Duke Edwin singkat.

"Saya, tuan." jawab Ben santai yang saat ini menjalankan kudanya beriringan dengan Duke Edwin.

"Pastikan mereka berada di tempat biasa." ucap Duke Edwin.

"Baik." Jawab Ben patuh.

"Ngomong-ngomong, aku memang sudah muak dengan sikap mereka. Mereka hanyalah orang biasa yang kebetulan dapat memanjat menjadi keluarga bangsawan, tapi sikap mereka benar-benar tidak tahu diri." Jelas Ben dengan ekspresi kesal.

"Hm, sudah takdirmu menangani mereka." jawab santai Duke Edwin.

Walaupun wajahnya masih datar dan tanpa melirik lawan bicara sama sekali, Duke Edwin menjawab dengan nada sedikit jenaka. Itu menunjukkan jika Mood nya sedang lumayan baik.

Ben yang sudah bertahun-tahun menempeli Duke Edwin pun mengetahui kebiasaan kecil seperti itu.

Dan yang sudah membuat Mood pria tampan itu naik tentu saja karena di kediaman ada orang yang menunggu kedatangannya.

Sudah beberapa tahun semenjak kepergian kakak sekaligus kakak iparnya, entah sudah berapa lama tyrani perang itu memendam rasa kesepian dan hampa.

Sepi karena tidak ada satu pun keluarga yang ia miliki lagi, juga tidak ada hal yang benar-benar bisa ia perjuangkan di hidupnya.

Wilayahnya?

Tempat itu sudah makmur dengan segala hal yang di butuhkan masyarakatnya, bahkan jika ia sudah tidak menjadi pemimpin di sana, Orang-orang di sana pasti bisa menangani hal itu dengan cukup mudah.

Mengingat jika tempat itu adalah tempat dimana orang-orang nya diberikan pendidikan yang bagus, tempat tinggal memadai, mata pencaharian yang baik, serta warganya yang di biasakan mandiri.

Jika pun Duke Edwin berniat untuk turun jabatan, masih ada orang-orang baik yang bisa menggantikannya di kemudian hari, walaupun bukan dari keturunan langsung Duke Osmond.

Jika di tentang oleh pihak kerajaan?

Ah, mana berani mereka menghadapi kekuatan militer milik keluarga Osmond. Pihak kerajaan pun pasti tahu, jika mengusik tanah suci milik pelindung kerajaan itu, mereka akan hancur lebih dulu.

Kecuali jika pihak kerajaan cukup bodoh untuk menyerang atau menentang mereka, bukan hanya kemiliteran saja yang akan turun tangan, tapi monster-monster yang sudah di jinakkan oleh para militer akan langsung mengoyak mereka.

Ya, satu fakta lagi terungkap. Duke Edwin yang setiap enam bulan sekali akan melakukan pembersihan berkala di perbatasan antara kerajaan dan hutan tempat hidup para monster, agar para monster tidak masuk ke wilayah kerajaan.

Tak jarang Duke Edwin juga membawa monster langka yang akan di jadikan peliharaan di kemiliterannya, atau lebih tepatnya ia gunakan sebagai tentara milikknya. Anggap saja sebagai pengganti anjing militer.

" aku tidak sabar untuk bertemu mereka." batin Duke Edwin.
.
.
.
.
To Be Continue...

Became Duke TwinsOnde histórias criam vida. Descubra agora