¹

3.4K 166 0
                                    

Haii happy reading gaiss~
^_^

Seorang pemuda berdiri ditangga sambil menatap jengah pertengkaran kedua orang tuanya. Pemuda itu adalah Maraka Kyfardhan atau yang biasa dipanggil Raka.

Tadi ia berniat turun ingin keluar bersama teman temannya namun sampai ditangga ia malah melihat kedua orang tuanya bertengkar padahal mereka baru pulang setelah seminggu lebih pergi masing masing entah kemana.

Sejak kecil ia sudah sering melihat orang tuanya bertengkar. Pertengkaran orang tuanya itu seperti makanan sehari harinya. Dari masalah besar ataupun sekecil apapun pasti bisa membuat keduanya bertengkar.

Karena pada dasarnya mereka menikah atas perjodohan paksa. Alm orang tua ibunya membuat perjanjian perjodohan dengan orang tua pihak ayahnya.

Dan mereka pun menikah tanpa didasari rasa cinta ataupun rasa saling menghormati sedikitpun. Mereka memiliki kehidupan masing masing dan bahkan kamarpun terpisah.

Dulu saat Opa Oma nya masih hidup setidaknya ia bisa merasakan arti keluarga yang sebenarnya meski itu hanya drama didepan Opa Oma nya.

Mereka, Raka, Abangnya kedua orang tuanya dan Opa Oma nya berkumpul, berbincang dan bergurau layaknya keluarga. Raka akui akting kedua orang tuanya patut mendapat penghargaan.

Hingga Opa Oma nya meninggal diusia Raka yang masih menginjak umur 5 tahun. Dan mulai itulah ia kehilangan arti sebuah keluarga.

Kedua orang tuanya yang semakin sering bertengkar dan Abangnya yang menjadi satu satunya harapannya juga semakin acuh.

Jika tidak bertengkar orang tuanya itu akan membanding bandingkannya dengan Abangnya. Lalu berakhir dengan keduanya yang saling menyalahkan.

"Terus saja bermain hingga otak bodohmu itu semakin kosong," marah Papanya

"Contohlah Abangmu nilainya hampir sempurna sedangkan kamu? Hanya rata rata semua!"

Namun Raka tidak memperdulikannya ia tetap melanjutkan acara makannya. Abangnya juga tetap menampilkan raut datar dan dingin tanpa berniat membelanya sama sekali.

Namun ia juga tidak berharap karena memang tidak mungkin terjadi. Meski mereka saudara tapi sejak dulu tidak pernah berinteraksi. Entah itu mengobrol atau pun sekedar saling sapa.

"HEH ANAK BODOH KAU MENDENGARKAN TIDAK?!" bentak Papanya.

Prang
Raka membanting sendoknya kepiring hingga menimbulkan suara keras. Ia berdiri lalu pergi kekamarnya.

"HEI ANAK BODOH DIMANA SOPAN SANTUMU HAH?" teriak Papanya

"Ck sialan anak satu itu selalu berhasil memancing emosiku,"

"Ini semua salahmu yang tidak selalu sibuk dengan urusanmu hingga membuat anak itu menjadi liar," ucap Papanya menyalahkan Mamanya.

Prang
"Apa maksudmu menyalahkanku?" marah Mamanya dengan menepis piring yang membuat makanan di piring berserakan di lantai bercambur dengan beling.

"Memang salah siapa lagi? Bukankah memang tugasmu mendidik anak dan aku mencari nafkah?"

"Kita sudah sepakat ya Toni jika meski kau dan aku menikah itu tidak akan mengganggu kebebasanku mengejar karir," yups nama Papa Raka adalah Antonio Wiranata

"TAPI BUKAN BERARTI KAMU MELALAIKAN TUGAS SEORANG IBU, MARTHA!" dan nama Mama Raka adalah Emartha Yoriesta

"HEI APA KAMU TIDAK PUNYA KACA? APAKAH KAMU SUDAH BERPERAN SEBAGAI AYAH YANG BAIK UNTUK MEREKA HINGGA DAPAT MENILAIKU SEENAKNYA?"

Prangg
Toni melempar gelas hingga mengenai guci disana.

"AKU SUDAH MENAFKAHI MEREKA, MEMBERIKAN MEREKA FASILITAS YANG LENGKAP!"

EdelwisWhere stories live. Discover now