Chapter 11 - Keinginan

489 44 19
                                    

"Wanita ini... Aku tidak akan melepaskan nya."
- Seseorang

_____________________

"König, aku pulang!" Kau membuka pintu rumah dan menguncinya. Menaruh tas mu di soffa, kau baru saja pulang dari arisan, dan sekarang masih jam 7 malam.

"Sayang...?" Kau berjalan ke lantai atas. Melihati satu per satu anak tangga yang kau pijak, kau memikirkan hal yang terjadi selama kau arisan dirumah bu Darmi tadi.

_____________________

"Waahh, ramai sekali ya rumah Bu Darmi," Kau terkekeh kecil ketika masuk ke dalam rumah nya, baru di pintu masuk sudah di sambut dengan tangisan bayi dan suara tumis dari arah dapur.

"Hahaha, iyaa, yang lain sudah berkumpul, itu di dapur ada yang sedang memasak, ibu ibu duduk di sini duluan saja ya?" Balas Bu Darmi yang setelah nya langsung berjalan ke dapur.

Kau duduk bersama ibu ibu lainnya, merasa canggung karena tidak tahu cara untuk masuk kedalam topik. Kau jadi sangat tidak enak.

"Iya dong, anak saya sudah berumur 1 tahun, yang paling kecil! saya sih mau nambah lagi, hahaha..."

"Ih itu loh, Demas, kecil kecil membaca nya sudah lancar..."

"Bu Name ingin punya juga tidak nih?"

"hm?--" Kau menaikkan kedua alis mu dan menoleh kearah mereka.

Tersenyum canggung, "S-Saya dengan suami sih masih KB.." Begitu jelas mu.

"Ih, jangan pakai pil KB! Nanti kamu haid jadi tidak lancar lho... Terus nanti susah hamil, jadi ketunda tunda kan.. Sayang menunda rezeki..." Ucap Bu Ningsih.

"Hehehehe... Iya ibu, memang rencana sedang mengundur keturunan dulu... Tapi Bu, setau saya, pil KB itu sudah berkembang, bahkan dapat mengurangi nyeri saat haid, dan jika stop KB selama sekitar 3 hari berturut turut dapat meningkatkan kesempatan untuk hamil..." Kau tersenyum lagi, membuat semua menoleh kearah mu, lupa bahwa kau seorang perawat di sebuah rumah sakit pusat. (dulunya)

"Oalaah, begitu... Kagum saya dengan Bu Name."

"iya, hebat! saya tidak pernah tau tentang hal itu..."

Kau terkekeh kecil, lalu melihat kearah salah satu wanita yang menggendong bayi di tangannya. Ia baru masuk.

"Waahh, ada si dedek!" Bu Rahma menghampiri sang wanita itu lalu langsung menggendong bayi tersebut, menghiraukan sang ibu di belakang nya. "Hey, Bu Rahma, saya nya kok di abaikan?" Ia terkekeh kecil dan duduk di sebelah mu, Bu Rahma ada tepat di sebelah mu juga. Kau menoleh kearah ibu itu. "Eh, cantik. Yang ini baru ya?" ucapnya. "E-Eeh... I-Iya, ibu salam kenal, saya Name.." Balas mu.

"Oh hahaha! salam kenal, saya Bu Holand, saya izin memimpin arisan hari ini, ya." Ia tersenyum, kau mengangguk "orang orang disini ramah sekali... Syukurlah.." bu Rahma tiba tiba memberikan anak Bu Holand ke tangan mu, kau terkejut. "Nih, buat latihan hahahaha." Ia menepuk bahu mu.

Kau melihat kearah bayi itu, pipi nya sangat tembam, jari jemari nya sangat kecil, dan ia melihat mu dengan mata nya yang lebar dan indah, jantung mu berdebar, rasanya kau ingin meleleh, ia sangat imut...

Nanti anakku dengannya akan terlihat seperti apa ya..?

Segenap pemikiran itu muncul di otak mu. membuat wajah mu memerah, jari mu terus bermain dengan si bayi, membuat makhluk kecil itu tertawa.
"imut sekali..." Kau rasanya ingin menangis sebelum akhirnya Bu Holand mengambil nya. "Buat sendiri dong~" Ucap nya selagi terkekeh.

Don't. [König x Name]Where stories live. Discover now