Bab 6 : Putra Yang Mengecewakan

1.6K 318 21
                                    

Wanita itu tidak bisa dikatakan sangat tua, usianya mungkin lebih muda dari Nyonya Chen. Gaya berpakaiannya sangat unik menurut Chen Yijun, ia memakai perhiasan emas yang berkilauan tajam sehingga Chen Yijun sempat berpikir bahwa wanita ini adalah toko emas yang sedang berjalan. Tubuhnya lumayan gemuk, tapi tampak ceria dan sigap. Barangkali wanita ini masih bisa mendaki gunung sambil membawa selusin batang pohon di punggungnya. Warna pakaiannya juga sangat cerah saling menabrak warna. 

“Aiyo anak cantik dari mana asalmu?” Wanita itu buru-buru tertawa dan menepuk dahinya. “Aku Nyonya Wan. Siapa namamu?”

Nyonya Wan menatap Chen Yijun dengan hati gembira. Melihat Ger seindah ini di desa kecil sangat jarang ia temui. Ger ini berpakaian cukup bagus pastilah bukan dari keluarga miskin. Hal paling menarik adalah matanya yang berbentuk seperti phoenix. Bahkan ia berdoa dengan cara yang benar. Hati Nyonya Wan dilimpahi kegembiraan. 

Chen Yijun menjawab. “Saya Chen Yijun.”

“Chen?” Nyonya Wan berpikir. Satu-satunya keluarga dengan nama Chen hanyalah keluarga Kepala Desa. Nyonya Wan berpikir serius, memang keluarga Chen memiliki seorang Ger tetapi menurut kabar Ger itu kehilangan akal setelah gagal menikah. Tetapi Ger disebelahnya tampak baik-baik saja. “Apakah itu Chen dari keluarga Kepala Desa?” Nyonya Wan memastikan. 

“Anda benar. Saya putra ketiga Chen.”

Nyonya Wan meleleh melihat lesung pipi Chen Yijun setiap kali Chen Yijun berbicara. Benar-benar indah! Jika disatukan dengan putranya pastilah mereka akan memiliki selusin anak berwajah indah bagaikan kuncup bunga. 

Nyonya Wan ingin bertanya lebih banyak tetapi pelayan datang dan berbisik padanya. “Nyonya lebih baik kita segera kembali, Tuan Muda membawa satu peti uang lagi!”

“Apa?” Nyonya Wan memekik dan langsung mendapat lirikan tajam dari penjaga kuil. Ia berdehem. Buru-buru menyentuh kepalanya yang terasa pusing. “Kemana kita akan menyimpan uang itu lagi, ah? Baiklah ayo cepat pulang!” Nyonya Wan bangkit dibantu pelayannya. Ia melirik Chen Yijun bimbang. Menantu masa depannya. Ia ingin mengobrol lebih banyak tetapi ada urusan lebih mendesak. 

Jadi Nyonya Wan hanya bisa pergi dengan perasaan tidak puas. Ia menjejalkan uang yang banyak ke kotak amal dimana ini membuat penjaga kuil bahagia. 

“Putra ketiga Chen itu, bukankah dia gila?” Nyonya Wan bertanya pada pelayannya. 

“Ai, itu kemarin. Sekarang dia dengan ajaib kembali waras!” Pelayannya bercerita dengan menggebu. 

“Benarkah? Itu sangat ajaib. Dia benar-benar indah!”

“Nyonya benar, dikatakan setelah dia kembali pada akalnya dia menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti dia adalah bangsawan sejati!” Pelayannya membagi informasi yang ia dapatkan selama ini. 

Nyonya Wan berpikir serius. “Kita harus mencari mak comblang!”

Rencana sudah ditetapkan. 

Nyonya Wan kembali ke rumah yang cukup besar di pedesaan ini dengan pohon prem yang tertanam berjajar di halaman, itu sudah mekar berwarna merah muda dan wangi. 

“Ai, Li Yan! Kau membawa pulang uang lagi?” Nyonya Wan mendekati pria muda yang sedang memperhatikan bulu beruang di tangannya. 

“Ibu, ini akan bagus digunakan sebagai mantel!” Pria muda itu tidak menjawab, sebaliknya ia malah menunjukkan bulu beruang di tangannya. 

“Oh benarkah?” Nyonya Wan ikut memperhatikan bulu beruang itu, ia menyentuhnya dengan hati-hati. Ini bulu berkualitas tingginya. “Ah! Kau membodohi ibumu lagi! Lupakan soal bulu beruang. Katakan apa kau membawa uang lagi?” Nyonya Wan sepertinya baru tersadar akan tujuan awalnya pulang ke rumah. 

Li Yan adalah nama asli Pangeran Qianjin dan ibunya adalah mantan selir Kaisar Anhe. Sejak dibuang dari Istana saat kakak tirinya naik tahta, mulanya Nyonya Wan cemas memikirkan bahwa mereka akan hidup sangat miskin dengan pemberian tanah tandus dari Kaisar. Akan tetapi kekhawatirannya tidak terbukti. Pengeran Qianjin sepertinya mendapat keahlian berdagang dari kakek pihak ibunya. Apapun yang Pangeran Qianjin sentuh itu akan berubah menjadi uang, hidup melarat yang membuat Nyonya Wan frustasi pada akhirnya tergantikan oleh kekayaan melimpah.

Awalnya semua baik-baik saja. Siapa orang yang tidak senang menjadi kaya? Namun ketika Pangeran Qianjin terlalu fokus pergi berkelana untuk berdagang dan selalu membawa setumpuk uang Nyonya Wan merasa pusing. Anaknya sudah memasuki usia yang terlambat menikah, lalu uang-uang ini juga jumlahnya terlalu banyak hingga tidak ada ruangan untuk menyimpannya lagi. 

Nyonya Wan adalah wanita buta huruf, warga pedesaan juga tidak jauh berbeda. Ia tidak bisa mengelola keuangan karena tidak paham caranya pembukuan, ingin mempekerjakan orang tetapi satu-satunya sarjana di desa ini hanyalah anak Kepala Desa. Uang-uang itu tidak peduli bagaimana Nyonya Wan berusaha menghabiskannya dalam waktu dekat Pangeran Qianjin akan membawa setumpuk uang lagi yang lebih banyak. 

Jika orang lain bahagia karena hartanya melimpah, Nyonya Wan justru pusing kepala. 

Lagipula Pangeran Qianjin juga jarang mengeluarkan uang, pejabat juga tidak berani menarik pajak terlalu tinggi atau memeras Pangeran Qianjin karena statusnya. 

“Kemana kita harus menyimpan uang itu? Tempat penyimpanan sudah penuh!” Nyonya Wan protes. 

“Untuk membeli emas?”

“Anak monyet ini, tidak melihat ibumu sudah seperti toko emas berjalan?” Nyonya Wan jengkel. “Dibanding terus mencari uang, carilah istri!”

“Ahh! Aku ingin minum anggur. Yun Bao, ayo pergi mencari anggur!” Pangeran Qianjin menghindari topik ini, ia menarik tangan orang kepercayaannya untuk pergi menghindari omelan Nyonya Wan. 

“Kau mau kemana huh?” Nyonya Wan menahan kerah belakang pakaian Pangeran Qianjin. “Duduk diam disini! Minum anggur bersama ibu!”

Jadilah tiga orang duduk mengelilingi meja penuh anggur dan biji melon. 

“Aku bertemu dengan Ger yang sangat indah di desa ini. Kau tahu anak Kepala Desa? Dia akan sangat cocok dengan Yan-er!”

“Chen Yiyi? Ibu ingin membuatku menjadi pak tua mesum?” Pangeran Qianjin meneguk anggurnya dengan cepat. 

Nyonya Wan hampir tersedak biji melonnya. “Bukan Chen Yiyi! Tetapi siapa tadi namanya…”

“Chen Yijun?” Yun Bao angkat bicara. Pria dengan bekas luka di wajahnya yang membuatnya tampak menakutkan itu meminum anggurnya dengan tenang. 

Nyonya Wan bertepuk tangan senang. “Benar! Chen Yijun! Dia akan sangat cocok denganmu Yan-er!”

Pangeran Qianjin ingat saat ia bertemu dengan Chen Yijun hari itu. Benar Chen Yijun memiliki paras yang menawan, tetapi entah mengapa ia memancarkan aura untuk tidak didekati. Secara alami Pangeran Qianjin adalah orang yang praktis, dalam berteman pun ia seperti itu. Ia kurang menyukai seseorang yang sulit diajak bergaul dan kaku, Yun Bao memang kaku tetapi mudah untuk didekati. 

Jika seseorang sejak awal tidak menaruh minat padanya, Pangeran Qianjin tidak perlu repot-repot menghabiskan ludah berteman dengan orang itu. 

“Tidak cocok. Aku tidak suka dengannya.”

“Apa?! Mengapa? Apakah matamu buta sehingga tidak bisa melihat keindahan surgawi semacam ini?” Nyonya Wan histeris, tidak menyangka bahwa Pangeran Qianjin akan menolak jenis keindahan yang dipuja Nyonya Wan. 

“Entahlah? Menurutku dia tidak menarik.” Jawab Pangeran Qianjin tenang. 

Nyonya Wan hampir pingsan karena rasa tak percaya. Bertanya-tanya benarkah ia yang melahirkan makhluk yang tak mengenal estetika ini? Sungguh putra yang mengecewakan! 

TBC
N

yonya Wan ini lucunya 11 12 sama Zhang-shi HAHAHHAA tapi dia versi lebih heboh sih

[BL] Bring More Wine! Where stories live. Discover now