Bab 9 : Apakah Kau Memiliki Kekasih?

1.5K 313 18
                                    

Pangeran Qianjin turun dari kuda hitam yang ia tunggangi, Pangeran muda memasuki sebuah toko pakaian diikuti oleh Yun Bao. Ketika masuk penjaga toko melihat bahwa pelanggannya ini memiliki penampilan yang mengesankan, kantong uang yang dibawanya juga cukup tebal jadi penjaga toko bergegas mendekat memberi salam dengan sikap yang sangat ramah. 

“Tuan adakah yang bisa pelayan ini bantu?” 

Mata Pangeran Qianjin mengawasi seisi toko dengan baik. Menurut Yun Bao ini adalah toko pakaian paling bagus disini. 

“Berikan aku pakaian paling indah untuk seorang Ger.” Pangeran Qianjin melemparkan kantong uang pada penjaga toko yang dengan sigap menangkapnya. 

“Tuan muda santai saja! Saya akan memilihkan yang terbaik untuk anda. Kira-kira seperti apa Ger itu?” Tanya penjaga toko dengan semangat. Memikirkan pakaian mahal mana yang harus ia ambil. 

Pangeran Qianjin berusaha mengingat Chen Yijun. “Dia sedikit lebih pendek dariku, tubuhnya kecil dan kurus, rambutnya hitam legam, jari-jarinya lentik dan-”

Yun Bao berdehem untuk mengingatkan bahwa Pangeran Qianjin mendeskripsikan Chen Yijun seperti pria tua mesum yang menyebutkan tipe selir muda yang diinginkannya. 

Penjaga toko juga hanya bisa tersenyum kikuk ketika mendengarnya. Tetapi ia tetap profesional. “Baiklah Tuan Muda pelayan ini akan mencari pakaian yang sesuai.” Pelayan itu kemudian pergi dengan langkah semangat mencari pakaian terbaik di toko ini. 

“Apakah ini untuk kekasih Tuan Muda?” Sejak disingkirkan dari istana Pangeran Qianjin tidak terlalu suka disebut dengan ‘Pangeran’ ia lebih nyaman menjadi orang biasa. Namun memanggil seorang penyelamatnya dengan nama asli berada di batas wajar yang bisa Yun Bao lakukan. Alih-alih memanggil ‘Pangeran’ atau ‘Yang Mulia’ memanggil ‘Tuan Muda’ masih bisa cukup diterima olehnya. 

Menurut Yun Bao, Pangeran Qianjin ini hanya sibuk berdagang atau berkelana. Hanya hidup sesuai yang ia inginkan. Seleranya terhadap pasangan hidup tidak mudah ditentukan. Jika dilihat dari kepribadiannya setidaknya pasti Pangeran Qianjin akan memilih pasangan yang tenang dan dewasa, tetapi Pangeran Qianjin juga menyatakan bahwa seseorang yang terlalu tenang tidak menarik untuknya. Ia mungkin akan menyukai seseorang yang ceria atau tidak bisa diam, namun bagi Pangeran Qianjin yang sejak kecil hidup bersama ibu yang memiliki sifat seperti itu akan tampak seperti ia menikahi ibunya sendiri. 

Pangeran Qianjin hanya pernah mengatakan bahwa barangkali pernikahan itu tidak untuk semua orang dan dia salah satunya. 

Pangeran Qianjin memilih sebuah pita berbahan lembut dengan warna yang cantik, tidak terlalu cerah dan menurutnya cocok untuk Chen Yijun. 

"Apakah ini untuk kekasih anda?"

“Hah? Kekasih apa? Ini untuk Chen Yijun.” jawab Pangeran Qianjin. 

“Oh jadi kekasih anda Chen Yijun?” Meski bercanda wajah Yun Bao sangat datar. 

Pangeran Qianjin mengerutkan dahi, merasa ingin memukul Yun Bao. “Berbicara sembarangan!” Pangeran Qianjin melanjutkan. “Aku hanya ingin berbuat baik.”

“Anda dan berbuat baik terkesan tidak cocok.” Yun Bao menimpali. 

Pangeran Qianjin berdecak. “Enyah!”

“Penjaga tokooo~ aku ingin membeli baju baru, apa kau punya barang baru-” Seorang pria dengan tanda merah di antara alisnya berhenti berbicara dengan suara melengking ketika melihat Pangeran Qianjin dan Yun Bao. Ia langsung tertarik pada Yun Bao yang juga menatapnya sementara Pangeran Qianjin kembali sibuk melihat pita-pita yang dijejer dengan rapi. 

“Tuan Yun!” Pria itu melangkah dengan langkah kaki kecil yang sangat anggun. Matanya berbentuk seperti persik bisa menarik minat siapapun yang melihatnya. 

“Zhou An?”

Zhou An adalah seorang pemain opera yang cukup terkenal, selain memiliki paras menawan dan suara indah Zhou An juga pandai berakting. Sejak awal bermain opera ia langsung menjadi bintang pertunjukan. 

Senyum malu namun antusias menghias wajah Zhou An, ia lupa pada tujuan awalnya mengapa ia pergi ke toko ini. Fokusnya sepenuhnya tertuju pada Yun Bao.

Zhou An selalu ingat kata-kata seniornya bahwa pemain opera seperti mereka sebaiknya tidak perlu mengenal kata cinta ataupun jatuh cinta. Emosi yang dapat mereka miliki satu-satunya saat pertunjukan. 

Namun ia melanggar prinsip itu. Zhou An jatuh cinta pada Yun Bao. 

“Tuan Yun mengapa anda ada disini?”

“Menemani Tuan Muda.” Yun Bao menjawab seadanya. 

Zhou An mengangguk mengerti. Ia mencoba mencari topik lain untuk mengobrol dengan pria yang disukainya ini, tetapi sayangnya penjaga toko datang membawa pakaian terbaik di toko ini. Pangeran Qianjin tampaknya sangat puas dengan pilihan penjaga toko, jadi ia langsung meminta pakaian itu segera dibungkus. 

“Aku sudah menemukan pakaiannya. Ayo pulang.” 

“Ya, Tuan Muda.” Yun Bao menatap Zhou An. “Aku pergi dulu Zhou An.”

Yun Bao dan Pangeran Qianjin keluar dari toko itu. Zhou An tidak ingin melewatkan kesempatan mengobrol pada pria yang ia sukai, mereka jarang bertemu jadi Zhou An ingin memanfaatkan situasi ini dengan baik. Jadi Zhou An berlari keluar mengejar Yun Bao dan Pangeran Qianjin. 

“Tuan Yun!” Zhou An berlari secepat yang ia bisa, sedikit kesal mengapa dua pria ini berjalan dengan sangat cepat ah? 

“Seperti ada yang memanggilmu.” Ucap Pangeran Qianjin sembari menunggangi kuda kesayangannya. 

“Benarkah?” Yun Bao kebingungan. 

Yun Bao menoleh ke belakang ketika terdengar keributan. Ia melihat Zhou An berlari kecil ke arahnya, tetapi fokusnya bukan itu melainkan seekor kuda berkulit coklat gelap yang berlari gila di tengah kerumunan pasar yang padat. 

“Sial kuda lepas.” Pangeran Qianjin mengumpat kecil. Kuda itu tampaknya masih liar, seseorang yang membawanya pasti belum ahli atau tidak tahu cara mengendalikan kuda. 

Pasar yang tadinya ramai oleh para pembeli kini tampak kacau karena semua orang berlari panik berusaha menyelamatkan diri. 

Tiba-tiba seseorang muncul menunggangi kuda yang lebih kecil, ia dengan mudah melompati punggung kuda liar itu walaupun tampak kesulitan orang itu tetap mempertahankan ketenangannya, ia mampu mengendalikan kuda yang mengamuk. Tampak heroik. 

“Chen Yijun?” Pangeran Qianjin nyaris tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. 

Apakah ini benar Chen Yijun yang kemarin menari dengan gerakan halus? Lalu hari ini Chen Yijun mengendalikan kuda dengan gagah berani? Pangeran Qianjin merasa dirinya bermimpi, tetapi ini terlalu nyata. 

Kuda itu berhenti tepat di depan Pangeran Qianjin. Chen Yijun juga tampaknya terkejut melihat Pangeran Qianjin. 

Di mata Chen Yijun ketika Pangeran Qianjin menunggangi kuda hitamnya ini, ia terlihat seperti jenderal perang yang baru saja keluar dari medan pertempuran. Membawa kejayaan dan kharisma tak terpatahkan. Membuat aliran darah Chen Yijun mengalir dengan deras, ia malu untuk suatu alasan yang tak dapat dijelaskan. 

“Jun-er! Jun-er!” Terdengar teriakan seorang pemuda dari kejauhan. 

Chen Yijun segera tersadar dari lamunannya, ia menoleh dan melihat Chen Yishan berlari ke arahnya dengan kepayahan. 

“Dage!”

Chen Yishan hampir saja terjatuh dengan dramatis seandainya Yun Bao tidak sigap menangkapnya. 

Yun Bao menatap pria kecil yang berlari-lari seperti anak anjing baru belajar berjalan. Hal pertama yang dipikirkan olehnya adalah Chen Yishan memiliki mata seperti manik-manik. 

TBC

Jadi sejauh ini aku baru merencanakan 2 cp. Pangeran Qianjin x Chen Yijun kedua ada love triangle Yun Bao-Chen Yishan-Zhou An.

[BL] Bring More Wine! Where stories live. Discover now