Now?

1.9K 254 5
                                    

Title: Now?
Genre: Romance, fluff
Rate: T
Words: 700+

.

"Oh, please..." Harry, yang baru saja akan tenggelam dalam tidurnya, mendesah lelah. Ia memijit pangkal hidungnya. Ia menepis tangan pemuda yang berbaring di sampingnya. "I'm tired, Draco."

Draco, dengan wajah memohon tetap berusaha untuk memeluk Harry. Ia juga bangkit untuk bisa mengurung Harry di bawahnya. Draco memaksa Harry untuk menaruh sedikit saja perhatian padanya.

"Tidak malam ini, mengerti?" Harry sedang berusaha agar bisa tidur nyenyak setelah semua pekerjaan Auror yang melelahkan. Tapi kekasih dengan hormon sialannya itu tidak bisa memberikannya malam yang tenang. Harry bukannya tidak suka dengan gagasan Draco untuk melakukan itu malam ini. Ia hanya terlalu lelah. Setidaknya Harry ingin menutup matanya barang sebentar saja.

"Ayolah, aku bahkan sudah tidak ingat lagi kapan terakhir kali kita melakukannya," rengek Draco sambil memberikan beberapa ciuman manis di wajah Harry. Ia berharap ciuman itu bisa membangkitkan Harry.

"Satu minggu. Kita melakukannya minggu lalu." Bukannya Harry ingat. Ia sendiri sebenarnya tidak yakin apakah kegiatan malam mereka minggu lalu bisa dibilang sebagai seks. Tapi serius, Harry tidak bisa melakukannya sekarang. Bahkan untuk mengangkat kelopak matanya saja ia sudah kesulitan. "Aku terlalu lelah untuk menggerakkan tubuhku barang satu inci saja, Draco."

"Well, kau tidak perlu melakukan apa-apa. Aku akan melakukan semuanya untukmu." Draco masih bersikeras.

Draco mengelus lembut wajah Harry. Ia terus memohon hingga akhirnya Harry membuka matanya. Ia menatap lurus manik hijau itu, berharap Harry bisa luluh. Dan melihat senyum tipis di wajah Harry, Draco pun mulai tersenyum lebar.

"No."

"Harry, please," Draco benar-benar merengek. Ia mencoba untuk mencegah Harry menarik selimut hingga ke pangkal hidungnya.

"Not now, okay?" Harry kembali menegaskan dengan mata yang sudah tertutup. Ia benar-benar sedang bersiap untuk tidur.

"Lalu kapan?" Draco masih belum mau menyerah.

"Oh, Draco, tidur sana. Aku lelah, aku tidak bercanda," Harry mengeluarkan tangannya dari selimut hanya untuk mendorong Draco menjauh. Tapi tidak peduli sekuat apa pun ia mendorong, Draco hanya mendur sedikir. Ia hanya sekadar membaringkan tubuhnya di samping Harry, tapi kedua tangannya memeluk Harry dengan erat.

"Morning?" tanya Draco. Anak tunggal keluarga Malfoy ini benar-benar tidak tahu caranya menyerah.

Harry mengiyakan saja perkataan Draco. Ia sudah terlalu lelah. Harry juga tidak bisa mendorong Draco yang makin menempel padanya. Pada akhirnya Harry membiarkan Draco mengunci tubuhnya dengan kedua lengannya. Karena sungguh, Harry terlalu lelah untuk melanjutkan perdebatan kecil mereka. Dan mungkin juga karena itulah Harry langsung tenggelam dalam tidurnya sekejap setelah Draco mengucapkan selamat malam padanya.

.

Pagi akhirnya datang. Harry terbangun karena sinar matahari yang masuk melalui celah-celah gorden. Oh, betapa Harry merasakan tubuhnya segar luar biasa setelah tidur lelap yang sudah berberapa hari belakang tidak ia dapatkan karena pekerjaannya sebagai Auror. Tapi sayangnya, Harry tidak mendapati tubuhnya terasa ringan meskipun waktu istirahatnya sudah cukup. Sebaliknya, Harry malah merasakan sebuah beban berat mengimpit tubuhnya.

Penasaran dengan apa yang ada di atas tubuhnya, Harry mengangkat sedikit kepalanya. Ia terkekeh dan kembali menjatuhkan kepalanya setelah tahu apa yang menahan tubuhnya untuk bangun. Draco Malfoy. Kekasihnya itu sudah duduk di atasnya dengan wajah berseri-seri. Wajah Draco bahkan sama sekali tidak terlihat seperti orang yang baru bangun. Harry menduga kalau kekasihnya itu sudah bangun sejak beberapa jam yang lalu dan terus menunggunya hingga bangun.

"Now?" Bukan selamat pagi, atau kata-kata manis yang biasa dikatakannya saat bangun pagi. Draco langsung melontarkan pertanyaan satu kata itu dengan wajah penuh harap.

Harry baru saja membuka mulut untuk bertanya. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Draco. Tapi ia tercekat. Harry tidak bisa menahan tawanya. Ini pertama kalinya dia tertawa sepuas ini tepat setelah bangun.

"Jangan tertawa, Harry," Draco terdengar merengek. Ia mendekat dan mencium wajah Harry berkali-kali dan akhirnya mencium bibirnya untuk menghentikan tawa Harry.

Setelah bibirnya bebas dan tawanya berakhir, Harry menatap penuh senyum ke arah Draco. Manik biru kelabu itu benar-benar memintanya untuk menjawab. Oh, dan jangan lupakan wajah penuh harap Draco. Ia juga terus menggumamkan kata-kata tak jelas, yang pastinya meminta Harry untuk melakukan morning sex.

Harry mengangkat tangannya untuk mengelus rambut pirang Draco. Bahkan setiap helaian rambutnya terasa lembut meskipun ia baru saja bangun tidur. Harry juga mengangkat sedikit kepalanya untuk mencium Draco di bibir. Ia tersenyum saat Draco memasang tampang kecewa setelah ia menarik dirinya menjauh.

"So, now?" Draco, yang sudah tidak tahan lagi untuk bermain dengan kekasihnya itu berbisik di telinga Harry. Tangannya dengan nakal masuk ke piyama Harry. Betapa senang jemarinya yang dingin bertemu dengan kulit Harry yang hangat.

"Draco," panggil Harry dengan bisikan, sama seperti Draco. Ia membuat Draco kembali menatapnya. Ia tersenyum, membuat Draco juga tersenyum. "Aku ingin kencan di luar. Ayo kita jalan-jalan."

Raungan protes keluar dari mulut Draco. Rengekannya semakin menjadi. Ia menjatuhkan dirinya di atas Harry dan memeluknya sangat erat. Terlalu erat dan membuat Harry tertawa karena tingkah bayinya. Sungguh Harry paling suka ketika ia bisa mengendalikan kekasih dengan hormon gilanya ini.

.

.

Now? — Completed

.

.


.

A/N

Mau berbagi nih... hehehh... Aku bikin cerita Drarry baru, multi-chapter, baru aja aku publis. Judulnya, Make You Mine. Buat yang penasaran dan mau baca, silahkan mampir ke bio aku dan klik ceritanya... Thanks :)

Magic CandyWhere stories live. Discover now